Warning! Mature Content
Will terbangun dengan nyeri pada bola-bolanya. Ia mengerang pelan mencoba menggerakkan tubuhnya. Kemudian dia teringat bahwa dia baru saja melakukan seks habis-habisan dengan Em. Wanita itu bahkan masih meringkuk di dadanya. Tertidur dalam posisi tengkurap menggairahkan karena payudaranya yang tertutup bra tak terkait itu menempel di dadanya.
Mata Will menelusuri punggung telanjang Em. Ia mengingat lagi kegiatan panas yang baru saja dialaminya. Seks terhebat yang pernah ia alami. Will tak pernah begitu panas, begitu liar, dan begitu terangsang hingga semua sentuhan yang Em berikan adalah sebuah kenikmatan. Will tak lagi peduli jika yang dilakukan Em adalah mencakar, menampar, atau bahkan menggigit. Semuanya adalah kesakitan yang mengiringnya pada surga dunia.
Will tak pernah mengira bahwa Em adalah sosok yang menggemari seks keras. Tak pernah Will merasa begitu tersiksa dan puas bersamaan ketika berhubungan seks. Ia tak pernah sepuas ini selama sepak terjangnya berhubungan badan dengan wanita manapun, bahkan tidak dengan wanita pertamanya.
Memikirkannya saja membuatnya menegang. Tangan Will masih terikat di kepala ranjang. Bola-bolanya masih terikat, membulat, dan tegang dalam simpul sebuah tali yang tak diketahui Will. Kenyataannya, wanita itu payah dengan sabuk, namun sangat ahli dengan pelajaran tali-temali. Penutup matanya yang telah lepas dari kepalanya. Entah kapan Em melepasnya hingga sekarang ia bisa menikmati tubuh Em.
Tanpa dikehendaki kejantanannya semakin siap. Will merasakan ketegangannya semakin lembab dan panas. Kini ia pun menyadari bahwa miliknya masih berada di dalam kelembaban milik Em. Ia adalah bajingan yang beruntung.
"Sial." Will menggeram tertahan. Em masih tertidur tenang sementara Will tersiksa dengan posisi seperti ini. Ia tak ingin memanfaatkan keadaan ini, tapi ia tak kuasa lagi menahannya. Ini terlalu menyiksa. Berada di dalam Em adalah yang dibutuhkannya. Ia pun sangat butuh bergerak.
Tidak.
Ya.
Jangan.
Bergerak saja.
Persetan!
Will akhirnya bergerak. Menendang pikiran heroiknya. Perlahan dan perlahan, menikmati dinding-dinding yang menjepitnya. Hangat kemudian panas dan semakin licin. Ia tak kuasa menahan ini. Simpul pada bolanya membuatnya semakin menegang. Ini tak terkira. Sangat nikmat.
Em mengerang dalam tidurnya. Suara itu semakin membuat Will bersemangat. Helai-helai rambut Em terjatuh di dadanya, menggelitiknya. Ini seperti mimpi yang menjadi nyata. Will berhasil memasuki Em dengan kenikmatan tak terkira. Seks terbaiknya. Dan ini tak akan pernah cukup.
Will bernapas kasar. Mendesah hebat sementara pinggulnya terus bergerak mencari kewanitaan Em. Tangan yang terikat sama sekali tak membatasinya untuk mengejar kenikmatan.
"Oh!" Itu suara Em. Mata wanita itu masih terpejam. Will bisa merasakan wanita itu masih lemas tanda bahwa wanita itu masih tertidur pulas dan mungkin masih terjebak dalam mimpi erotisnya.
Will mempercepat gerakannya. Ia membayangkan Em yang menungganginya dengan keras dan kasar. Wajah Em menjadi perwujudan imajinasinya, membantu merealisasikan fantasinya. Seksi, bergairah, dan telanjang.
"Sial, sial." Pinggul Will terangkat saat pelepasan keduanya malam ini. Ia meledak hingga berkeping-keping. Meluapkan seluruh cairannya ke dalam rahim Em. Ia bergerak lagi beberapa kali untuk mengosongkan diri tanpa sisa.
Terengah-engah. Lemas. Bahagia. Puas.
Ia benar-benar bajingan dengan memanfaatkan Em yang tengah tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender of Love
RomanceSURRENDER SERIES #1 √ Completed √ ~ Tiga belas tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Em untuk mengobati luka di hatinya. Susah payah ia bangkit, hingga akhirnya ia berjuang membangun kembali puing-puing kehidupannya. Namun semuanya berantakan sejak...