Happy reading guys........ :*
Aku berdiri sambil menyender di meja bar, ditengah hiruk pikuknya manusia yang sedang menari dilantai dansa. Mataku fokus mencari sosok pria yang akan kutemui malam ini. Disudut mini bar, terdapat sofa panjang yang dipenuhi wanita berpakaian serba mini. Semuanya mencoba menunjukkan aset yang mereka miliki.
Suara dentuman musik yang kencang membuat adrenalinku terpacu, aku mengerakkan tubuhku mencoba mengikuti irama musik. Tiba-tiba aku merasa sepasang tangan melingkari pinggangku, bau alkohol menusuk indraku ketika tubuhnya mengapitku.
Aku tidak bisa berkutik, karena dia adalah pelangganku malam ini. Jadi aku hanya menikmati pelukannya sambil meliuk-liukan tubuhku dalam dekapannya.
"Malam ini kau terlihat sexy," ujarnya membuatku jijik sekaligus terlena oleh ucapannya.
Tangan besarnya melepaskan pelukan di pinggangku, ia kemudian menggiringku ke sebuah ruangan kecil yang berada di belakang club. Aku mengikuti langkahnya yang sempoyongan akibat minuman beralkohol itu.
Dari meja bar tempat aku berdiri sebelumnya, terlihat Amel dan Clara melambaikan tanganya kearahku. Aku hanya bisa tersenyum kecut.Aku tau apa yang harus kulakukan setelah ini, jadi aku hanya memasrahkan diriku pada takdir. Karena aku yang telah memilih jalan ini. Aku membuka seluruh pakianku, dan mulai melayani pelangganku. Aku memberikan service terbaik agar ia merasa puas, kalau tidak salah orang yang kulayani malam ini berusia sekita pertengahan tiga puluh. Wajahnya dipenuhi jambang dan kumis.
"Kamu benar-benar yang terbaik, Fanya." ucapnya setelah selesai kulayani.
"Tentu, tidak ada yang pernah kecewa dengan pelayananku selama ini."
Pria itu tersenyum memdengarkan jawabanku yang begitu percaya diri. Setelah itu ia mengeluarkan beberapa lembar uang seratu ribu dan menyerahkannya padaku.
Aku menerima uangnya lalu kuselipkan didalam bra. Aku lupa membawa tasku yang kutaruh diatas meja bar.***
Pagi harinya aku terbangun dan mendapati jam dinding menunjukkan pukul 6 pagi, aku bergegas mandi dan menggunakan seragam sekolahku. Tidur kurang dari delapan jam membuatku sesekali menguap didalam kelas.
Saat ini aku siswi kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan melakukan ujian nasional. Tak ada yang boleh tau pekerjaanku selama satu tahun belakan ini, kecuali Amel, Clara, Iva, dan Bunga. Mereka juga sama terjerumus dalam dunia pelacuran, satu tahun lebih dulu dibandingkan dengan aku.
"Fanya, kamu udah buat tugas dari pak Dharma?"
Aku terperanjat, sial. Aku lupa mengerjakannya semalam, pulang dari club aku merasa sangat lelah sampai aku lupa mengerjakan tugas yang dikumpul pagi ini. Bersyukur Diani ketua kelasku mau meminjami pr-nya untuk kucontek.
Hanya selang beberapa menit, suara interkom menginterupsi siswa untuk masuk kedalam kelas. Aku masih berkutat dengan prku, sampai diani menginterupsi untuk memberikan salam pada pak Dharma yang sudah berada di dalam kelas.Aku berdiri dengan perasaan was-was, berharap tugasnya dikumpul setelah jam pelajaran selesai.
Dewi fortuna ternyata berpihak padaku, pak Dharma meminta kami untuk memgerjakan tugas yang lain. Akhirnya aku bisa bernafas lega, memikirkan akan dimarahi didepan teman satu kelas merupakan suatu hal yang memalukan.
"Anak-anak, hari ini bapak ada kepentingan di sekolah lain. Tugas yang bapak kasi sekarang bisa kalian kerjakan dari skarang, nanti Kalau sudah selesai bisa ditaruh di ruang guru," seru pak Dharma.
"Baik pak," jawab Diani, ketua kelasku.
Aku mulai fokus mengerjakan pr sebelumnya ditambah lagi tugas yang diberikan sekarang. Rumus-rumus aljabar membuat kepalaku sedikit pusing, belum lagi teman-teman yang pelit tidak mau membagi jawaban mereka. Alhasil aku mencoba mencari jawaban sendiri.
"Fan, kantin yuk!" Aku melirik Siska yang sedang berdiri di sebelah mejaku.
"Sebentar, Sis. Nanggung nih dikit lagi." Siska memutar bola matanya dan menarik paksa buku ku. Sontak gerakannya membuatku kaget dan spontan berdiri.
Siska menarik tanganku keluar dari kelas, "aduhh apaansih, tugasnya belum selesai" rengekku padanya.
"Fanya, lagian bapaknya gak ada, abis makan juga bisa dilanjutin." Siska terlihat kesal denganku, tapi aku tidak perduli. Tugas itu harus selesai sekarang, karena aku pengen baca novel di taman blakang kelas.
Aku memutar tumitku dan berlalu dari hadapan Siska, dengan cepat aku selesaikan tugas yang diberikan pak Dharma agar bisa cepat ke taman sambil membaca novel.
Kuedarkan pandanganku ke penjuru taman yang tampak lenggang. Mungkin karena sedang jam pelajaran, jadi tak banyak siswa yang berada di taman sekarang. Syukurlah, aku jadi memiliki waktu untuk sendiri, sejujurnya saat sedang membaca aku memang tidak bisa di ganggu. Kemudian kusumpal kedua telingaku dengan ear phone dan mulai menyalakan musik di hp.
Sebuh suara tiba-tiba mengusik ketenanganku.
"Hei, si wanita penggoda!"
.
.
.
Tbc.Thanks udah sempetin baca teman-teman, jangan lupa vote dan comment ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Fanya
Любовные романыWARNING!!! Cerita ini sebagian kecil mengandung adegan (17+), mengandung umpatan kasar, dan juga kekerasan. Pembaca yang baik harap maklum dan bisa menyikapinya. Wasalam. Fanya mengalami masa sulit saat ia hidup dengan kedua orangtuanya. Saat itu ia...