Bagian 13

97 3 0
                                    

Jangan lupa koreksi kalau nemu typo/salah tanda baca!

Btw Shawn Mendes is Sean xixixixi

Happy Reading...

"Kau dan aku adalah dua buah kata yang tidak bisa kupisahkan. Karena kau dan aku akan selamanya menjadi "KITA"
-Diary Fanya-



"A-K-U  TIDAK AKAN PULANGG!!" Iva menjerit diseberang sana, sambil menekankan perkataannya.

Aku menarik rambut frustasi, "kalau kau tidak pulang, aku akan melaporkan tempat persembunyianmu pada polisi!" ancamku tak main main.

Hening, Iva tak merespon gertakanku. Dua detik kemudian sambungan telepon terputus.

"Shit!"

***

Gerbang reot itu berderit ketika aku mendorongnya dari luar, seperti biasa, rumah ini selalu terasa kosong dan hampa. Setiap langkah yang kulalui selalu terasa menekan di dadaku. Sakit.

Entah sudah berapa lama rumah ini kosong tanpa penghuninya. Keadaannya masih tetap sama seperti dulu, saat aku memutuskan untuk pergi dari rumah ini. Rumput ilalang tumbuh setinggi lutut, daun-daun berserakan di halaman depan. Jika angin besar datang, mungkin saja rumah ini ikut diterbangkan olehnya.

Perlahan aku membuka pintu reot itu, tak ada yang berubah. Ingatanku berputar pada kejadian 5 tahun yang lalu, saat keadaan rumah berantakan oleh botol minuman ayah. Rasanya dadaku sangat perih mengingat kejadian itu lagi. Ibu mencampakan ku, dan lebih memilih selingkuhannya daripada memperbaiki hubungan dengan ayah.

"Ibu kau dimana?"

Aku tak bisa lagi menahan air mata yang sedari tadi ingin melesak keluar, entah apa yang terjadi sekarang pada mereka. Aku sudah tidak bisa memikirkannya lagi, mengingat wajah ibu saja rasanya aku tidak sanggup. Mungkin setelah kepergianku ibu juga pergi dari rumah ini bersama selingkuhannya. Ayah
menghilang tanpa kabar sebelum aku memutuskan untuk kabur.

Dahulu aku sangat mencintai sosok ayah, aku mengaguminya lebih dari apapun. Ayah yang selalu membacakan dongeng padaku disetiap malamnya dan ibu akan mengelus kepalaku sampai tertidur. Tapi semenjak toko roti ayah bangkrut, keluarga kami mulai kacau dan tidak karuan, ayah yang sering minum dan berjudi ibu yang terpaksa harus bekerja menjual tubuhnya demi bisa mendapatkan uang. Kini aku, aku malah ikut menjdadi gadis seperti itu.

Mungkin inilah yang orang katakan tentang, buah tidak jatu jauh dari pohonnya. Aku merasa menjadi bayang-bayang ibu. Bahkan untuk berhenti dari pekerjaan ini saja aku tidak bisa.

Aku menyerah berada didalam rumah ini, rumah ini membuatku dilingkupi perasaan bersalah, kesakitan, kesedihan, semuanya seolah bersatu membuatku menjadi rapuh. Kuputuskan untuk meninggalkan rumah ini sebelum malam tiba.

"Permisi? Cari siapa ya?" sapaan seseorang membuatku terlonjak kaget.

Wanita paruh baya dengan penampilan sederhana mendekat kearahku. "Maaf buk, apa boleh tau yang punya rumah ini kemana?"

Orang itu terlihat bingung harus menjawab apa, "anu dek, itu yang punya rumah ibuk gak tau kemana. Soalnya ibu orang baru disini. Tapi setau ibu rumah itu emng katanya udh kosong dari 5 tahun yang lalu."

Diary FanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang