Sebelum membaca jangan lupa vote dang comment ya...
Selamat membacaa...
***
"Berhenti disini," ucapku seraya menepuk pundak Dimas.
Dimas mematikan mesin motornya saat aku turun, kuserahkan helm yang sedari tadi kukenakan padanya.
"Jadi kau tinggal dirumah Diana?" Dimas begitu terkejut melihat rumah besar dihadapannya."Ya, dia orang yang mengadopsiku."
"Apa?!"
***
Dimas tampak terkejut mendengarkan pernyataanku.
"Apa?! Dia orang yang mengadopsimu? Lantas apa yang dia lakukan padamu sekarang? Lihat dirimu Fanya!" Dimas menggelengkan kepalanya sembari menatapku. Aku tidak bisa membaca arti tatapan tajamnya padaku.
"Berkat dia aku bisa makan dan hidup dengan layak." ujarku.
Seketika perubahan air muka Dimas begitu kentara dan rahangnya kembali mengeras. Dimas kemudian memakai helmnya dan menyalakan mesin motor. Ia marah. Tanpa berpamitan Dimas melaju meninggalkanku yang berdiri menatap punggungnya kemudian hilang di persimpangan jalan.
Aku benar-benar tidak mengerti dengan semua perlakuan yang ia berikan padaku. Aku merasa nyaman saat kedua tanganku melingkari pinggangnya, tapi aku juga merasa ini tidak benar.
Dia mengenalku kurang dari 24 jam, bagaimana bisa ia bersikap senaknya dan seolah peduli padaku?
Ponselku bergetar didalam sling bag yang kusampirkan di bahu.
Aku mendapat panggilan masuk dari Diana, oh God dia pasti murka.
"Halo, Bunda?" Aku mendengar suara bising samar-samar di seberang telepon, terdengar suara dentuman musik dan suara Amel yang tengah berbincang di waktu bersamaan. Sepertinya Diana sedang bersama rekan-rekanku yang lain.
"Fanya, ada apa denganmu?! Mengapa kau meninggalkan klub tanpa seijinku?!"
Aku memegangi kepalaku sambil berjalan memasuki rumah. "Maafkan aku, Bun. Kau melihatku ditarik paksa olehnya. Aku berusaha lepas tapi tidak bisa."
"Berapa jumlah uang yang ia berikan padamu?" tiba-tiba kudengar suara Jhon memanggil nama Diana.
"Ini bukan soal uang, Bun. Aku hanya tidak mau dia membongkar pekerjaanku pada teman yang lain." Aku berbicara dengan nada serendah mungkin berharap Diana tidak akan marah.
Suara teriakan Jhon kembali terdengar semakin jelas. Mungkin Jhon menghampiri Diana lantaran panggilannya tidak digubris.
"Fanya, kita bicarakan ini lagi di rumah." Diana memutus panggilannya.
Aku kemudian masuk ke kamarku sambil menanggalkan pakaian yang kukenakan, lalu kubuka lemari pakaian dan mengambil baju kaos dan celana pendek pantai.
Kurebahkan tubuhku di tempat tidur, rasanya begitu nyaman dan tenang. Saat kucoba untuk memejamkan mata aku teringat dengan pelanggan yang kutinggalkan di bilik. Aku yakin ia pasti akan mengadu pada Diana dan Diana tidak akan memberiku uang lebih besok.
![](https://img.wattpad.com/cover/109013842-288-k938988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Fanya
RomanceWARNING!!! Cerita ini sebagian kecil mengandung adegan (17+), mengandung umpatan kasar, dan juga kekerasan. Pembaca yang baik harap maklum dan bisa menyikapinya. Wasalam. Fanya mengalami masa sulit saat ia hidup dengan kedua orangtuanya. Saat itu ia...