Hallo, Diary Fanya balik lagi di part 11. Jangan lupa vote dan comment ya, jangan lupa tinggalkam jejak kalian. Typo bertebaran dimana-mana maafkan Authornya -__-
HAPPY READING...
"Cinta yang kau hadirkan sekilas tidak akan melekat selamanya, cinta yang akan melekat selamanya itu adalah cinta yang kamu perjuangkan walau orang itu tidak mencintaimu, karena suatu hari mereka akan sadar bagaimana perjuanganmu"
-Girls Word-***
Fanya kemudian memeluk kakak tirinya itu dengan perasaan khawatir, cemas, dan juga sedih. Ia merasa kasihan pada kakaknya karena ancaman bodoh yang dilakukan Iva. Amel kemudian mengusap air matanya yang sedari tadi keluar. Tanpa mereka sadari, sepasang mata mengawasi mereka dari balik pintu. Si pemilik mata kelabu itu juga tak kalah terkejutnya mendengarkan perkataan Amel.
Baginya informasi itu jauh lebih berharga dibandingkan dengan saudarinya yang tengah dirundung masalah. Tapi, yang tidak ia ketahui adalah, bahaya apa yang akan ia hadapi jika ia mencoba menentangnya.***
AUTHOR POV
Dimas memegangi perutnya sambil merjalan kearah dapurnya, sisa-sisa akibat tendangan dari Pieter masih terasa sakit di perutnya, memang tidak sesakit sebelumnya, tapi itu mampu membuat dirinya tak bisa bergerak selama beberapa hari. Ia membuka kulkasnya dan mengambil sebotol air mineral lalu ia teguk sampai setengahnya habis. Suda beberapa hari ini Dimas meliburkan diri, dan minggu depan adalah hari perjuangannya untuk menuntaskan SMA nya. Bukannya malah belajar, pria ini malah asik bermain games yang tengah popular itu di ponselnya.
Sepertinya rasa lapar terpaksa membuatnya meletakkan benda persegi panjang itu diatas meja, Dimas kemudian beranjak dari duduknya dan mengambil kunci mobilnya. Ia seedikit kesulitan berjalan karena harus menahan ngilu di perutnya saat harus tertarik berjalan tegap. Dimas menekan symbol B untuk basemant. Karena apartementnya teerletak di lantai 14 maka ia harus menunggu sedikit lama didalam sana.
TING.
Suara lift membuka, munculah wajah yang selama beberapa hari ini tak pernah ia temui, matanya langsung menatap tajam kearah gadis didepannya.AUTHOR POV END
***
Ini hari mingu, jadi aku hanya bermalas-malasan dengan menonton televise di ruang tengah bersama anak yang lain, Amel terlalu sbuk dengan siaran yang menampilkan drma korea yang tengah naik daun itu, dengan pemainnya lee jung sook. Aku memutar bola mataku malas karena tak sediktipun suka dengan drama seperti itu. Clara dan Bungan asik bermain ular tangga di karpet bulu tebal yang menjadi pijakanku.
"huhh" aku mennghela napas, "aku bosan sekali, kemana ya?" ucapku pada diri sendiri.
"sana pergi keluar saja! Jangan mengeluh disini," ucap Clara tiba-tiba.
Sekali lagi aku menghela napas, tapi kaliini lebih keras. "kenapa sih kau selalu membuat masalah denganku?" ucapku sambil berjalan mendekat kearahnya.
Clara mengangkat dagunya memandangku," heh? Siapa yang mencari masalah, lihat? Aku sedang duduk dan bermain ular tangga disni." Elaknya, kemudian kembali berkata, "kau yang mencari masalah, aku hanya menyuruhmu untuk tidak mengeluh disini. Lantas apa masalahmu?" Clara meninnggikan suaranya.
"selalu saja berisik, tidak bisa teang sehari saja? Huh?" Amel bersuara.
Aku melihat kearah Amel sekilas, sebelum menatap Clara lagi. Gadis itu bercicit tak jelas pada dirinya sendiri. Aku kembali duduk ke tempat semula.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Fanya
RomanceWARNING!!! Cerita ini sebagian kecil mengandung adegan (17+), mengandung umpatan kasar, dan juga kekerasan. Pembaca yang baik harap maklum dan bisa menyikapinya. Wasalam. Fanya mengalami masa sulit saat ia hidup dengan kedua orangtuanya. Saat itu ia...