CHAPTER XV : Unspoken Word Part 2

2.5K 495 93
                                    

Rujukan cerita: Prosedur penyelidikan kecelakaan pesawat terbang | Psikopat documentary | Dissociative Identity Disorder |Pengantar kriminologi

Peringatan: AU. Mature content. Riddle

This story pure from my imagination and just for my own pleasure.

______________________

Dark Side

Park Jimin X Min Yoongi

Slight! Park Yoochun X Xia Junsu

Other cast

_______________________

Ia melihat ke arah seluruh bagian kamarnya yang gelap, setiap sisi ruangan ini terdapat banyak kenangan dengan kedua orang tuanya. Bahkan ia sampai berimajinasi membayangkan jika, mereka masih hidup bersama dengannya. Usapan sayang ibunya bahkan masih terasa baginya, pun usapan lembut pada punggunya oleh ayahnya juga masih terasa.

Jimin kecil memanglah manja, dulu ia pernah menangis saat pertama kali menaiki sepedah roda dua. Sang ayah memeluknya erat karena ia tak berhenti menangis, ibunya dengan lembut membersihkan luka pada lututnya yang terluka.

"Jiminie itu harus menjadi pria yang tangguh, saat kau jatuh, kau tidak boleh menangis dan mengeluh. Kau harus kuat apapun yang membuatmu terjatuh."

Ia menatap foto keluarga yang berukuran besar, secara berurutan melihat wajah berseri ibu, ayah dan adik kecilnya. Ia tersenyum, lalu perlahan manik cokelatnya mengeluarkan cairan bening.

Setiap malam sebelum tidur, ia selalu menatap frame berwarna silver yang tersimpan di kamarnya itu. Terkadang ia selalu berdoa, berharap suatu hari nanti di pertemukan kembali dalam tempat yang indah.

"Jiminie jika sudah besar mau jadi apa?"

"Hm-aku akan menjadi polisi." Ucapnya dengan senyum lebar.

"Wah hebat, tapi kenapa jadi polisi? Apa Jiminie tidak ingin menjadi seperti Appa?"

"Aku ingin melindungi Eomma, Appa dan Jihyun, aku juga ingin menolong orang lain. Aku tidak ingin menjadi Appa-habis Appa itu selalu sibuk, sulit sekali bermain dengan Appa."

"Aigoo uri Jiminie hebat yah! Maafkan aku sayang, Appa janji akan bermain dengan Jiminie setiap hari. Mau maafkan Appakan?"

"Tapi Appa berjanjikan?"

Yoochun menganggukan kepalanya. "Call?"

"Call~" Jari kelingking mereka pun bertautan.

Jimin menutup maniknya, pun membukanya kembali sambil tersenyum. Punggung tangannya mengusap jejak air di wajahnya pelan, ia memandang kembali foto itu.

"Eomma-Appa, Jihyun sekarang sudah besar. Dia bukan bocah kecil yang selalu manja lagi, aku juga begitu. Apa aku menjaganya? Tentu saja, dia juga sangat pintar dalam hal bisnis sama sepertimu Appa. Apa kalian baik-baik saja? Aku rasa kalian pasti bahagiakan di sana?" Ia menghembuskan nafasnya pelan.

Dadanya terasa sesak. "Maaf karena aku menangis lagi di hadapan kalian, aku janji tidak akan menangis lagi-aku akan jadi anak yang kuat seperti kata Eomma."

"Terima kasih untuk segalanya Eomma-Appa, aku mencintaimu. Selalu."

...

Dark sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang