CHAPTER XIX : A Supplementary Story; Lost

2.3K 430 99
                                    

This story pure from my imagination and just for my own pleasure.

-A Supplementary Story-

Dark Side; Lost

______________________

Yoongi Special Edition

_______________________

Hari pertama; tubuhku masih tetap terasa sama, aku sehat-sangat sehat setelah melakukan Theraphy.

Seandainya aku bisa bicara kembali dengannya, tapi ia sudah pergi dengan senyum yang lebar terpatri pada bibir mungilnya untuk pertama kali. Banyak hal memang yang ku bicarakan padanya, di mana hari sebelum ia dengan bangga mengatakan-aku pergi Yoongi-ah, kau bebas sialan!

Aku tersenyum padanya lalu terkekeh, dalam hatinya aku tahu. Ia tak ingin pergi-karena ia mencintai Jimin-ku juga.

Selama bertahun-tahun ini, untuk pertama kalinya kami bicara cukup lama dalam gelapnya kamarku dan cermin berukuran besar. Obrolan yang bahkan sebenernya tak penting ia tanyakan seperti;

"Yoongi, bagaimana caramu berciuman dengan Jimin?"

"Apa kau pernah berkencan dengannya-selain di ranjang?"

"Mengapa kau suka sekali americano? Itu sangat pahit bodoh!"

"Musik Jazz membosankan-lebih nikmat Rock! Benarkan kataku?"

Suga-sangatlah baik, ia menjadi sayap pelindungku saat aku merasa ingin lari dari kenyataan hidupku selama ini. Ia menjadi sahabatku dalam sepi, aku memang sering sendirian setelah kejadian itu. Dan Sugalah yang menjadi obat penenangku, bagai malaikat bersayap api?

Aku pernah melihatnya menangis dalam gelap, aku pikir dia lelah-namun aku tak berani bertanya padanya karena takut jika ia marah. Suga marah memang mengerikan.

Banyak yang membencinya karena ia Blood Addiction, sadistic, dan seseorang yang tempramental.

Aku merasa kehilangan setelah ia pergi kini, seharusnya aku senang bukan? Jika aku dapat hidup normal sekarang. Aku seperti kehilangan setengah bagian diriku-yah Suga memang diriku juga, aku tahu.

Tapi berkat Suga, aku tidak takut untuk melihat darah, luka iris, bahkan suara kesakitan seseorang?-aku belum mencobanya untuk yang terakhir.

Kemampuanku bahkan tidak hilang, aku masih bisa mendengar suara-suara yang bahkan tak bisa orang lain ketahui. Aku pikir, setelah melakukan Theraphy. Traumaku hilang, pun kemampuan pada telingaku juga hilang-ternyata tidak.

Apa aku membencinya? Tidak, mengapa? Hm-karena ia bagian dalam hidupku juga.

...

Dulu saat aku masih kuliah di America, terdapat pelajaran yang berhubungan dengan forensik; anatomi tubuh manusia, prosedur dasar autopsi-aku membencinya, aku takut darah.

Saat pagi aku meminta tolong pada Suga untuk menggantikanku untuk kelas pelajaran itu, aku membujuknya seperti; "Suga-ah di sana banyak darah, aku yakin kau menyukainya!" Ia pun menggantikanku, saat pelajaran telah mulai.

Suga menyayat perlahan bagian perut seseorang yang berada pada ranjang itu, namun saat malam hari ia marah padaku dan berkata. "Kau membohongiku Yoongi! Itu bukan darah asli bodoh, tapi jus tomat yang di simpan dalam tubuh patungnya!" Aku terkekeh.

Ia pun akhirnya tak mau bicara padaku selama berhari-hari, sudah ku katakan bukan? Suga memang mengerikan saat marah.

...

Aku berjalan mengitari seluruh bagian namsan tower, Suga mengatakan ingin memberiku hadiah di sana, sebuah kertas berbentuk persegi yang menempel pada dinding toko. Aku menemukannya;

Harapanku, semoga hidupku dan Yoongi-ku bahagia. Aku hanya ingin, senyum manis kakakku ini selalu terpatri pada bibirnya. Selamat tinggal Yoongi-ah, ingatlah janji kita. Semoga kita di pertemukan di kehidupan lain nanti, amin.

Min Suga

Aku pun menemukan gembok yang bahkan tak sengaja ku temukan, instingku mengatakannya. Dan sialnya, aku menemukannya; gembok berwarna biru dengan gambar bentuk love bertulis tangan Suga;

Yoongi+Suga

In our heart, we always together. Even we're on different place.

...

Biasanya tiap malam ia mengganggu tidurku, karena haus pada darah dan akhirnya ia selalu menyayat tanganku dan meminumnya. Namun kini, tidak ada lagi yang melakukan hal gila itu. Tiap malam aku selalu bicara padanya, terkadang curhat seperti anak sekolah menengah atau kadang beragumen. Aku kesepian tiap malam sekarang ini, aku kadang rindu padanya, lucu memang.

Kini, aku sedang dalam makam kedua orang tuakuㅡbersama dengan Jimin, di Daegu. Aku katakan pada mereka, jika Suga menitipkan salam untuk mereka berdua. Walaupun aku tahu, Suga hanya pernah melihat Eomma dan Appa dalam ingatanku saja.

Aku tersenyum pada Jimin, ia merangkulku dengan sayang. Ia selalu mengatakan padaku, semuanya akan baik dan bahagia. Bahkan kami kini, mulai membicarakan rencana kami untuk menikah. Aku yakin Suga, pasti bahagia di sana, melihat senyumkuㅡsenyum Jimin juga.

Apa yang ku bicarakan padanya sebelum ia pergi? Hm-jadi begini;

Suga-ah, terima kasih banyak untuk semuanya selama ini. Bahkan kata terima kasih tidak cukup untukmu-

Rasa sakit yang kau tahan selama bertahun-tahun itu, mungkin aku merasakannya juga. Kenangan buruk, yang bahkan hanya kau yang alami; aku mengingatnya dengan baik setelahnya nanti.

Maafkan aku, membuatmu yang menanggung seluruh sakit dan derita dari ketakutanku itu.

Kau juga membuatku merasakan, memiliki seorang kembaran-walaupun kita hanya saling memandang dan berbicara lewat kaca tebal yang besar dalam kamarku yang gelap.

Kau seperti Hyung? Tidak-adikku, karena aku lahir darimu lebih dulu.

Karena kau, aku merasakan banyak hal yang bahkan belum pernah aku lakukan sebelumnya.

Suga-terima kasih.

Inilah kisahku; Min Yoongi, seorang profiler suara profesional berumur 25 tahun dengan dua kepribadian bernama Min Suga.

Salam rinduku untukmu Suga, Min Yoongi.

...

Sisi gelap yang kita miliki, tidak selamanya akan bertahan lama. Saat kau merasa lelah untuk menahan dan menutupinya, ingatlah; You never walk alone.

Dark sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang