"Udah makan?" tanya Krystal duduk di tepi ranjang Amber."Kok lo bisa disini?" Amber masih menatap Krystal terkejut. "Ish.Jawab dulu pertanyaan gue" ucap Krystal. "Belum.Nah sekarang jawab. Kenapa lo bisa ada di sini?" tanya Amber tak sabaran.
"Lo itu sakit.Seharusnya makan tuh jangan telat.Mau gue beliin apa? Bubur?" tawar Krystal.
"Jawab dulu pertanyaan gue Krystal"
"Karna Eric ngasih tau alamat lo" jawab Krystal mengedarkan pandangan memperhatikan kamar Amber. Kamarnya sangat luas, melebihi ruang tengah di rumahnya.
Kamar Amber memiliki tema black and white. Dimana rata-rata barang disini berwarna hitam atau putih. Terlihat sangat elegan. Disini juga rapih.
"Please,jangan kasih tau alamat rumah gue kesiapa-siapa ya?" Amber menatap Krystal memohon. "Kenapa?" Krystal menautkan alisnya.
"Errr itu...Karna...Gue..Gue gamau ada orang yang ngeganggu ketenangan gue" jawab Amber gugup. Krystal menatap Amber curiga sebelum akhirnya mengangguk. Walaupun masih ada perasaan ganjil di benaknya.
"Janji?" Amber mengangkat jari kelingkingnya. "Janji" Krystal menautkan kelingkingnya dengan kelingking Amber. Amber bernafas lega setelah itu.
"Gue mau bubur.Tapi gausah beli, biar pembantu gue aja yang bikin" Amber menelfon seseorang yang Krystal yakini adalah pembantunya.
Selesai menelfon,Krystal meletakkan punggung tabgannya di dahi Amber. Suhu tubuh Amber cukup panas. Wajahnya-pun terlihat pucat.
Tok! Tok! Tok!
Krystal membuka pintu kamar Amber dan mengucapkan terima kasih pada pelayan yang sudah membuat dan mengantarkan bubur untuk Amber.
"Gue suapin ya.Aaaa" Krystal mendekatkan sesendok bubur ke mulut Amber. Amber membuka mulutnya dan memakan bubur tersebut.
Krystal menyuapi Amber dengan telaten dan penuh kasih sayang. Membuat Amber merasa senang.
Setelah bubur itu habis,Krystal terkejut melihat satu air mata Amber lolos dari tempatnya.
"Amb...Are u okay?" tanya Krystal hati-hati. "Nothing.I just miss my mom" Amber menyeka air matanya dan tersenyum kearah Krystal. Krystal meletakkan mangkuk bubur diatas nakas dan segera memeluk Amber erat.
Krystal baru tau bahwa lelaki yang dicintainya sudah tidak mempunyai sosok ibu.Pasti sangat berat baginya.
Krystal seakan bisa merasakan apa yang Amber rasakan. Kerinduan Amber, dan perihnya hati Amber ditinggal ibunya.
Di pelukan Krystal,Amber menumpahkan semua kesedihannya. Amber menangis. Ini yang Amber butuhkan dari dulu.
Tempat untuk bersandar.
Tempat dimana ia bisa bercerita keluh kesahnya. Dan orang yang memeluknya erat saat ia tengah terluka.
Krystal terdiam membiarkan Amber menumpahkan seluruh kesedihannya. Satu tangannya membelai rambut Amber lembut.
"I'm here for you" bisik Krystal."Gue cengeng banget ya jadi cowo?" Amber mendongak menatap Krystal dan menyeka air matanya. "It's okay.Gue ngerti. Menangislah sepuas lo.Sampe lo ngerasa lebih baik" ucap Krystal.
"Adanya lo di hidup gue.Udah ngebuat gue merasa lebih baik" balas Amber.
"Oh iya,hari ini lo disini.Berarti lo bolos dong?"
Krystal mengangguk.
"Bandel.Jadi cewe ga boleh bandel-bandel. Nanti kalo anak kita nyontohin gimana?" Krystal langsung blushing mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Hurt
FanfictionTerkadang kamu harus merelakan. Bukan karena tak sayang,tapi karena ada sesuatu yang memang tak bisa dipaksakan. /Non-Baku/