'Oh my god!Itu Amber!'
'Sumpah demi apapun dia ganteng banget!'
'Jarang keliatan.Sekalinya nongol bikin orang pengen nyulik terus dibawa pulang'
'Calon pacar dateng!'
'Foto eh foto!Momen langka Amber muncul!'
Riuh suara terdengar saat sosok Amber datang ke kantin dengan satu orang lelaki disebelahnya.Amber terlihat acuh dan tak mempedulikan keadaan sekitarnya.
"Cepet" Amber menyenggol lengan sahabatnya yang bernama Eric itu. "Sabar bentar elah.Baru juga sampe" Eric memesan 1 burger."Santai dulu lahh" Eric menarik tangan Amber untuk duduk disalah satu kursi.
Dengan malas Amber duduk disamping Eric.Amber benar-benar merasa tidak nyaman berada di keramaian. Terlihat dari sikapnya yang sedari tadi gusar.
"Lo gamau pesen apa dulu gitu?" tanya Eric pada sahabatnya itu."Ga" jawab Amber singkat,padat,jelas. Mendengar itu Eric terkekeh."Kena penyakit jiwa lo entar sendirian mulu" ucap Eric.
"Bodo" balas Amber."Gue makan disini dulu ya.Janji deh cuma sebentar" Eric mengambil burger yang disodorkan ibu-ibu kantin dan mulai melahapnya. Amber mendengus dan mengeluarkan ponselnya.
Amber terlihat sangat serius menatap ponselnya itu.Bahkan dia lupa sedang berada di keraiaman sekarang.Dan juga para wanita yang menatapnya kagum.
Disisi lain,Luna langsung mengirim pesan pada Krystal.
Hermosavidaluna: Amber di kantin. Sumpah gue ga boong.
Melihat pesan yang baru di terimanya itu Krystal langsung membelalakan matanya. Ia cepat membalas pesan Luna dan berlari kearah kantin.
Vousmevoyez: Otw
Jangan tanya kenapa Krystal melakukan ini.Karna Krystal sendiripun tak tau jawabannya.
"Krystal!" langkah Krystal terhenti saat seseorang memanggilnya.Dengan kesal dan terpaksa, Krystal membalikkan tubuhnya. Tubuhnya menegang saat tau siapa yang memanggilnya.
Bu Halimah.
'Mampus!Mati gue!' dengan wajah yang dipaksakan santai,Krystal menghampiri gurunya tersebut."Ya bu? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Krystal ramah.
"Kemarin saya tungguin kamu untuk mengumpulkan tugas.Mana tugasnya?"
"Errr itu bu,saya sakit perut.Jadinya langsung pulang" jawab Krystal memegang perutnya."Alasan saja kamu. Seperti apa yang saya bilang. Bersihkan toilet perempuan" suruh Bu Halimah dan langsung melangkah pergi.
"Masa iya calon pacar Louis Tomlinson disuruh bersihin wc?" gumam Krystal menghentakkan kakinya.
-------
SKIP
-------"ditungguin juga daritadi.Kemana aja lo?" ucap Luna kesal."Abis bersihin wc gue" balas Krystal tak kalah kesal dan mendudukan bokongnya di kursi. "Rajin amat" celetuk Sulli.
"Kalo ga disuruh, gue juga ogah"
"Lah?Emang napa disuruh bersihin wc?" tanya Suzy."Ga ngumpulin tugas B.Ind" jawab Krystal."Lah elo kemarin ngapain di perpus?" Luna menatap Krystal bingung.
"Ya ngerjain tugas.Tapi ada sesuatu yang ngebuat gue menghentikan aktifitas mulia gue itu"
"Sesuatu apa?"
"Yaa gitu" balas Krystal karna tak mau teman-temannya mengetahui kejadian kemarin tentang ia dan Amber di perpustakaan sekolah.
"Tapi emang beneran Amber ke kantin?" Luna menatap ketiga sahabatnya itu bergantian.Mereka mengangguk serempak."Uggh!Sayang lo ga liat!" ucap Suzy.Mendengar itu Krystal tersenyum.
Pasti sahabat-sahabatnya itu akan histeris mengetahui Amber mengantarkan pulang dirinya kemarin.
"Amber ke kantin sama sahabatnya Eric. Anak 12 IPS 3" beritahu Luna. Krystal manggut-manggut mendengarnya. "Tapi ga lama sih. Soalnya Amber kaya ngedesek Eric untuk cepet makannya.Terus buru-buru keluar kantin" lanjut Luna
Krystal mengernyitkan alisnya.
'Harus diselidikin nih'
Sepulang dari sekolah,Krystal tak langsung pulang.Ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.Karna Krystal berfikir ia akan bertemu Amber disana seperti kemarin.
Sekolah juga sepi.
Dan benar saja,disana terlihat Amber tengah membaca buku.Tapi bedanya kali ini adalah Krystal tak duduk disamping Amber.Melainkan jauh darinya agar keberadaannya tak diketahui oleh Amber.
Krystal seperti agen rahasia yang tengah memata-matai targetnya.
Tidak ada yang aneh dari pergerakan Amber. Sampai ponsel Amber berdering dan saat ia melihat layar ponselnya itu,wajah Amber memerah menahan amarah.Tangannya juga menggenggam erat ponsel tersebut.
Amber menutup buku,dan berjalan keluar perpustakaan.Krystal langsung mengikutinya dari belakang.Ternyata Amber menuju halaman belakang sekolah.
"Apa lagi?!"
...
"Saya sudah bilang!Saya tidak mau ikut campur urusan itu lagi!"
...
"Apapun alasannya saya menolak!"
Rahang Amber terlihat mengeras. Tangannya mengepal.Nafasnya naik turun.
"Oke!Tapi ingat,ini yang terakhir!Kafe Brown jam 8 malam!" bentak Amber dan langsung memutus sambungan telfon.
-------
SKIP
-------Disinilah Krystal sekarang.Berada di sebuah kafe yang cukup luas.Memakai baju yang dibalut jaket tebal. Bahkan ia juga memakai masker dan topi.
Dandanan Krystal lebih seperti seorang penguntit.
Tapi saat ini Krystal memang sedang menguntit seorang lelaki yang jaraknya hanya 2 meja darinya.
Amber.
Krystal berada di kafe ini karna ia ingin menguntit Amber.Saat ini Krystal melihat Amber duduk bersama seorang pria dengan kemeja hitamnya dan berkacamata hitam.
Persis seperti orang yang ingin menghadiri acara pemakaman.
Mereka terlihat sangat serius membicarakan sesuatu.Krystal tak mendengarnya. Karna ia tak cukup berani untuk mendekati keduanya.
Krystal cepat-cepat membayar pesananannya yang sama sekali tak ia sentuh dan mengikuti perginya Amber dengan pria tersebut.Yang membuat Krystal bingung adalah saat ini Amber bukan memakai mobil Lykan Hypersport hitamnya.Melainkan Rubicon.
Dan pria yang tadi bersama Amber juga tidak ikut serta masuk kedalam mobil tersebut bersama Amber.Pria itu pergi entah kemana dan Amber mulai menjalankan mobilnya. Dengan tekat, Krystal mengikuti mobil Amber dari belakang.
Krystal merasa janggal karna Amber menjalankan mobilnya menuju ke daerah yang lebih sepi.Atau bahkan sangat sepi.Hanya terlihat pepohonan di sisi kanan dan kiri tanpa ada tanda-tanda kehidupan.
Drrrtt
Ponsel Krystal bergetar dan layar kedap-kedip, tanda ada panggilan masuk. Krystal mengambil ponselnya dengan susah payah yang berada di jok penumpang sebelahnya.
Karna kesal akhirnya ia mengalihkan pandangan kesamping dan mencari keberadaan ponselnya itu.Krystal berdecak saat melihat nama sang penelfon.
Papah.
Saat Krystal mengalihkan pandangannya ke depan lagi,Krystal terkejut karna sudah tidak mendapati mobil Amber di hadapannya. Krystal tak mempedulikan ayahnya yang terus menelfonnya.
Krystal menginjak pedal gas kuat untuk menyusul mobil Amber.
Tapi nihil.
Krystal kehilangan jejaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Hurt
FanfictionTerkadang kamu harus merelakan. Bukan karena tak sayang,tapi karena ada sesuatu yang memang tak bisa dipaksakan. /Non-Baku/