Chapter 2 : Sakit Hati.
Apakah aku buang-buang waktu?
Mencintaimu tanpa lelah
Haruskah aku berhenti?
Kurasa aku tidak pernah tahu
Kutanggung semua rasa sakit yang kuterima darimu
Namun, salahkah jika aku berharap kau mencintaiku juga?
Kurasa memang salah
Aku hanyalah rembulan yang mendambakan matahari.
●●●●
Luke segera berbalik dan pergi. Bella panik. Ini gawat sekali. Calum yang melihat kepanikan Bella jadi heran.
"Lo kenapa?" tanya Calum.
"P-pacar gue ... tadi ada di belakang lo."
"Lo punya pacar?" tanya Calum syok. "Kenapa baru bilang? Astaga, maaf gue udah nyium lo. G-gue nggak tau."
Bella hanya mengangguk. "Gue mau nyusul dia dulu, ya? Kalo ada kesempatan, kita bicara lagi."
Tanpa menunggu jawaban Calum, Bella segera berlari mengejar Luke. Luke tidak langsung pulang. Dia duduk di bangku dekat parkiran dengan kepala tertunduk dan bahu bergetar. Hati Bella mencelos melihatnya. Dia menghampiri lelaki itu dan duduk di sampingnya.
Luke mengangkat kepalanya dan memberi Bella senyum kecut dengan mata berair. "Jadi, dia udah kembali ya?"
"Luke ... "
"Gue seharusnya benci sama lo," kata Luke dengan getir. "Gue seharusnya marah sama lo karena lo nyium dia padahal lo pacar gue. Harusnya gue hajar dia sampai babak belur. Tapi gue sadar gue nggak punya hak. Hati lo nggak pernah ada buat gue. Lo nggak pernah cinta sama gue. Jadi apa gunanya gue ngamuk sama dia? Itu nggak bakal ngerubah apapun."
Dia ingin berkata bahwa Luke salah. Dia juga mencintai Luke lebih dari apapun. Hanya saja, dia tidak pernah menunjukkannya pada Luke. Dia tidak pernah mengatakan itu pada Luke.
"Gue bener kan?" tanya Luke. Air matanya mengalir begitu saja. Bella mencoba merengkuh Luke, tetapi lelaki itu menjauh. "Lo nggak pernah sekalipun cinta sama gue kan? Jadi apa gunanya gue marah sama dia? Yang lo cinta cuman dia. Sedangkan gue cuman bisa ngeliatin lo sama dia, padahal lo milik gue. Gue nggak sanggup marah sama lo, padahal gue tau itu nggak bakal berarti apa-apa buat lo."
"Luke, jangan mikir gitu," kata Bella. "Maafin gue udah bales ciuman dia tadi. Gue nggak tau apa yang terjadi sama gue. Tapi sumpah, gue nggak bermaksud bikin lo sakit hati. Maafin gue, Luke."
Air mata Luke mengalir begitu deras hingga membuat hati Bella remuk. Dia tidak bermaksud menyakiti pacarnya ini. Dia tidak ingin menyakiti Luke. Sekarang Luke terlihat seperti anak kecil yang kehilangan arah. Tangannya bergetar. Bahunya naik turun.
"Gue tau," kata Luke. "Itulah kenapa gue nggak bisa benci sama lo. Tapi ... tapi hati gue sakit banget. Gue tau lo nggak peduli. Tapi gue beneran ... gue nggak sanggup ... sakit banget."
Bella segera menarik Luke ke dalam pelukannya.
°°°
Sian amat sih yank
Gue excited bgt sama cerita ini bcs ini nama ceweknya gue ambil dari nama temen tersayang gue bernama Bella 💕 Dan dia excited pas gue kasih tau ide ini.
Dan kata2 paling atas itu suara hati Luke. Jadi di setiap chapter nanti ada kata2 gitu. Nah itu suara hati Luke. Kecuali kalo gue bilang bukan
Anyways, vomment ya.
Salam manis,
Litha yg lagi bosen jadi update.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time | Luke Hemmings✔
Short Story"Give me one last time," said Luke. "Just one last time. And after that, I'll let you go." In which Luke asked for one last time to be with his girlfriend. 〰〰〰 #464 in Short Story (September 12, 2017) #586 in Short Story (September 9, 2017) #672 in...