Chapter 6 : Taman Bermain.
Aku sadar bahwa aku tidak berarti apa-apa bagimu
Namun kau membuatku merasa lebih tidak berarti lagi
Aku hancur, apa kau peduli?
Aku berteriak kesakitan, apa kau mendengar?
Aku buta karenamu, apa kau mau menuntunku?
Aku mencintaimu, apa kau tidak mau mencintaiku juga?
●●●●
Selanjutnya, Luke membawa Bella ke taman bermain.
Taman bermain itu sebetulnya untuk anak-anak. Tetapi Luke dan Bella tak peduli. Bella tersenyum ketika mereka tiba di sana. Luke menggenggam tangannya, dan membawanya mendekat. Senyum Bella melebar ketika merasakan tangan Luke menggenggamnya dengan erat.
Seolah Luke tak siap melepaskan genggaman tangannya pada saat nanti.
Bella menepis pemikiran itu. Dia harus fokus pada Luke saja saat ini. Dia juga tidak boleh memikirkan apapun. Bella menghela napasnya dengan pelan.
"Ingat tempat ini?" tanya Luke. Bella mengangguk antusias. Luke terkekeh geli. "Gue ingat saat itu kita dikejar-kejar anjing orang yang lepas gara-gara kita gangguin. Kita lari sampai taman ini. Padahal tujuan awalnya kita mau jalan-jalan aja."
"Kita sama-sama iseng," timpal Bella. Luke mengangguk setuju. "Gue juga ingat saat kita lari-larian sambil menjerit melewati permainan-permainan yang ada di sini. Saat itu gue rasa gue bakal mampus."
Luke tersenyum memandang Bella dari samping.
"Tapi setelah gue ingat-ingat lagi," sambung Bella, "momen itu berharga bagi gue. Itu pertama kalinya kita pegangan tangan, kaya saat ini."
Luke mengeratkan genggamannya. "Harusnya saat itu romantis, biarpun kita belum pacaran. Tapi gue malah bikin lo ikut gue lari gara-gara dikejar anjing."
"Itu lucu tau," kata Bella. Dia terkekeh. "Gue ingat ekspresi takut lo yang lucu. Gue ingat kita teriak-teriak nggak karuan, habis itu kita ketawa-ketawa. Gue ingat setiap detilnya."
"Lo emang pengingat yang baik," kata Luke.
Iya gue ingat, batin Bella, karena ada lo di dalam kenangan itu.
Dia tidak mengatakannya dengan lantang. Dia takut Luke makin terikat dengannya. Dia ingin membebaskan Luke dari sakit hati karena mencintainya. Bella percaya cinta Luke memang sungguh-sungguh. Namun, Luke juga harus bahagia.
Jadi, Bella hanya mengangguk.
Bella menarik Luke untuk duduk di ayunan. Bella sudah ingin duduk ketika Luke mendahuluinya. Bella cemberut, tapi Luke malah menariknya untuk duduk di pangkuannya. Luke memeluk pinggang Bella, membuat gadis itu deg-degan.
Luke menopang dagunya di bahu Bella. "Biarkan gue begini ... buat terakhir kali."
Bella menghembuskan napas lelahnya. Bella pun tak ingin melepaskan Luke. Namun, dia harus bagaimana lagi? Bella bingung. Rasanya dia ingin menangis ketika mengingat ini hari terakhirnya menjadi milik Luke.
Hati Bella menjerit. Rasanya ini tidak adil. Mengapa dia harus melepaskan Luke di saat dia sudah mulai membalas cinta Luke? Bella bodoh. Seharusnya dia membalas cinta Luke dari dulu. Dia menyesal, namun dia tahu tak ada gunanya lagi. Dia ingin membahagiakan Luke untuk terakhir kali.
Meskipun nanti mereka putus baik-baik, tetap saja mereka tak bisa sedekat ini lagi. Keduanya pasti sama-sama canggung, Bella menyadari itu. Tak ada yang namanya putus baik-baik. Tapi Bella bisa apa?
Hati Bella hancur untuk kesekian kalinya.
°°°
SIAN AMAT BELL
SAPA SURUH GAK DARI DULU CINTANYA
OMG AING GANYANGKA LOH ADA YG MAU BACA FF AING INI :'(
AING TERHARU
MAKASIIII SEMUANYA
AING CINTA KLEAN
Salam manis,
Litha Istri Sah Justin Bieber.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time | Luke Hemmings✔
Short Story"Give me one last time," said Luke. "Just one last time. And after that, I'll let you go." In which Luke asked for one last time to be with his girlfriend. 〰〰〰 #464 in Short Story (September 12, 2017) #586 in Short Story (September 9, 2017) #672 in...