• Chapter 4 •

596 143 118
                                    

Chapter 4 : Danau.

Aku ingin membawamu ke sebuah tempat

Di mana kita bisa bersama

Tanpa ada orang lain di antara kita

Di mana kita bisa bersembunyi dari rasa sakit

Dan mencintai satu sama lain

Tapi aku malah membawamu ke sebuah tempat

Di mana aku bisa mengenang dirimu

Karena waktuku bersamamu hampir habis

●●●●

Luke membawa Bella ke sebuah danau.

Danau itu terletak di pinggiran kota. Luke suka danau itu karena airnya berwarna hijau, warna kesukaannya. Suasana di danau tersebut pun tidak terlalu ramai, apalagi sudah menjelang sore seperti ini.

Bella akui, dia menyukai danau ini juga. Di pinggir danau terdapat banyak pohon tinggi, sehingga terlihat seperti pagar. Banyak gazebo di sana. Namun, orang-orang bisa duduk tanpa gazebo karena daratannya tertutupi rumput. Bella terpesona melihat pemandangan di sekitar danau tersebut. Sudah lama sekali sejak dia ke sini.

Dia terlalu sibuk memandangi pemandangan tersebut sampai tidak sadar kalau Luke menyuruhnya duduk. Dia akhirnya duduk di samping Luke di rerumputan, tanpa berani menyentuh lelaki itu. Luke sendiri bingung harus berbuat apa.

"Tolong, jangan bicarain tentang tadi," kata Luke tiba-tiba. "Bicara tentang hal lain aja, kaya kita biasanya."

Bella hanya mampu mengangguk. Dia benci suasana canggung seperti ini. Luke selalu membuatnya tertawa ketika Bella sedang ngambek. Tetapi kali ini, Luke bahkan tidak tahu harus melakukan apa.

Tiba-tiba, Bella merebahkan kepalanya di paha Luke. Bella tak tahu apakah itu tindakan yang tepat. Tetapi Luke hanya memandangi Bella, merasa sedih dan senang sekaligus.

Bella memegang tangan Luke sambil mengelusnya. "Jangan pikirin apa-apa, Luke. Gue ada di sini. Lo sendiri yang bilang mau ngabisin waktu bareng gue. Jangan mikir apapun, cukup nikmatin semuanya."

Dalam hati, Luke sebenarnya merasa sakit karena secara tak langsung Bella membiarkan dirinya pergi dari Luke. Jadi Bella memang benar-benar ingin pergi dari Luke setelah ini berakhir. Dia merasa tidak penting bagi Bella karena gadis itu tidak mau mempertahankannya. Tetapi dia akhirnya menuruti Bella untuk tidak memikirkan apapun. Adanya Bella di sini pun sudah cukup bagi Luke.

"Sayang-eh, maksudnya Bella," kata Luke tiba-tiba. Dia merutuki dirinya sendiri karena kebiasaan memanggil Bella dengan sebutan sayang. Bella tersenyum. "Lo ingat sama danau ini?"

Bella mengangguk. "Ingat banget. Di sini pertama kalinya lo ngajak gue jalan." Bella memandang air danau, bernostalgia dengan kenangan enam bulan yang lalu. "Gue kira lo mau ngajak gue ke taman, atau ke restoran. Ternyata malah ke sini. Gue ... gue seneng banget waktu itu."

Mau tak mau, Luke tersenyum. Apalagi tangan Bella masih mengelus rambutnya. Perlahan-lahan, Luke mulai tenang. "Saat itu gue mau lo tau kalo ini tempat favorit gue."

"Kenapa?" tanya Bella. Gadis itu belum tahu mengapa danau ini menjadi tempat favorit Luke. Dia hanya tahu kalau Luke suka ke sini.

"Karena," jawab Luke, "danau ini jadi saksi curhatan gue tentang lo. Gue sering curhat sama air, sama pohon, sama rumput. Gue pasti udah gila. Tapi, gue ngerasa tenang di sini. Air, pohon, sama rumput gak bakal mengkhianati gue. Lagian, gue mau curhat sama siapa juga? Gak mungkin kan gue curhat tentang lo sama lo sendiri."

Bella tersenyum.

"Gue cinta sama lo, Bella."

°°°

Q pasti mati kalo dibilang ailopyu sama luke astatank wkwwk

Anyways, tetep vomments ya. Bcs you guys are important to me. I love you all!

Salam manis,
Litha, sepupunya Madison Beer.

One Last Time | Luke Hemmings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang