• Chapter 9 •

326 90 35
                                    

Chapter 9 : Perdebatan Kecil.

Hanya sedikit dari hatimu

Itulah yang kuinginkan

Hanya sedikit dari hatimu

Itulah yang kuminta

Hanya sedikit dari hatimu

Itulah yang kubutuhkan

Namun aku tak menemukan kata yang tepat untuk mengatakannya

Dan aku hanya terdiam

Menelan kembali semua yang ingin kukatakan

Berharap ratusan kali kau dapat memahami hatiku

●●●●

"Luke!" Bella merengek. "Gue pengen nyetir."

"Jangan, Sayang," kata Luke. "Jangan nyetir, ya? Gue aja."

"Gue bisa nyetir, kok." Bella berusaha meyakinkan Luke. "Gue jarang dibolehin nyetir sama orang tua gue. Tapi gue pengen!"

"Orang tua lo nggak bolehin lo nyetir itu ada alasannya," kata Luke. "Mereka udah tau kalo lo nyetir, entar lo malah bawa pulang mobil rongsokan."

Bella merengut sebal. "Ayolah, sekali aja!"

"Nggak boleh, Bella Sayang," kata Luke dengan lembut. "Nurut, ya?"

Tapi bukan Bella namanya kalau dia tidak keras kepala. Dia memeluk pinggang Luke sambil mendongak dan memberi Luke tatapan memelas, membuat Luke hampir saja luluh dan langsung menyerahkan kunci mobilnya ke Bella.

"Sekali aja, Lukeee!"

"Astaga," gumam Luke. "Jangan, gue nggak mau mati dulu. Gue masih mau hidup besok. Jangan nyetir deh, ya?"

"Ih kok lo jahat?"

Luke mengelus rambut Bella. "Gue bukannya jahat, Sayang. Gue pengen kita selamat-eh jangan tersinggung ya. Gue nggak pengen membahayakan lo. Lagian, ini tanggung jawab gue buat menjaga lo."

Bella melepaskan pelukannya dan cemberut. "Ngatur mulu," gerutu Bella pelan. "Nggak bisa apa gue ngelakuin apa yang gue mau."

Kemudian Luke tersadar kalau selama ini dia memang terlalu mengatur Bella. Gadis itu pasti merasa terkekang. Meskipun niat Luke baik. Dia tidak ingin Bella terlalu sembarang. Dia juga bisa membahayakan dirinya sendiri. Itulah kenapa Luke mencoba untuk melarang Bella melakukan hal yang tidak boleh dia lakukan.

Namun Bella sering kali keras kepala. Luke mencoba memberi pengertian, namun jauh dalam hatinya, dia tahu bahwa Bella tidak suka diatur. Gadis itu memiliki jiwa yang bebas. Dan jiwa tersebut akan memberontak kalau terlalu dikekang.

Hati Luke seperti tertonjok, namun dia menyembunyikan rasa sakitnya.

"Gue bukannya ngatur," kata Luke. Bella menatapnya dengan rasa bersalah karena tersadar apa yang dia katakan tadi. "Gue cuman nggak mau lo bertindak gegabah. Gue nggak mau lo kenapa-kenapa, makanya gue nyoba ngelarang lo. Kita akuin aja, lo masih nggak bisa nyetir. Dan lo boleh kok nyetir nanti kalo lo udah bisa. Tapi sekarang, biarin gue aja, ya? Lagian, nggak ada yang namanya cewek nyetir kalo lagi sama gue. Gue masih bertanggung jawab terhadap lo."

Bella menggigit bibirnya, mendengarkan setiap perkataan Luke. Bahkan setiap helaan napas Luke pun dia perhatikan. Tidak seharusnya dia bilang kalau Luke suka mengaturnya, padahal itu demi kebaikannya sendiri. Dia tahu dia seringkali ceroboh. Dan Luke hanya ingin menjaganya.

Bella akhirnya mengangguk. Luke tersenyum lalu mengecup dahi Bella. Gadis itu menutup matanya, mencoba menghalau tangisnya.

Kalau begini, bagaimana bisa Bella melepaskan Luke?

°°°

WKWKWKW

ADA YG BAPER GAK?

*KRIK*

OKEDE GAPAPA

ANYWAYS, MAKASI BANYAK BUAT YG MASIH MAU BACA QKQKQKQ INI CERITA ANCUR SUMPAH :')

SEMOGA KALIAN PAHAM MAKSUD CERITA INI YA. KALO GAK PAHAM, BEGO LU!

HEHE GAKDENG.

Salam manis,
Litha

One Last Time | Luke Hemmings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang