Perjodohan [DKS] ✔

N

"Aku tahu kau sudah tunangan 'kan?" Tebak Chanyeol tiba-tiba disaat Kyungsoo dan dirinya menikmati ayam dan cola.

Kyungsoo mendelik, "bagaimana kau tahu?"

Chanyeol dengan senyum lebarnya membanggakan diri, "tentu saja! Apa yang tidak diketahui oleh Chanyeol?"

"Aku bahkan tahu kau tunangan dengan siapa." Lanjut lelaki bertelinga lebar.

"Kau memang pantas jadi dukun atau ibu-ibu komplek yang suka bergosip." Ucap Kyungsoo sambil menggigit paha ayamnya.

"Waah, kalian pesta berdua?!" Baekhyun yang hanya menggunakan boxer keluar dari kamarnya dan langsung menyambar ayam milik Chanyeol.

"Kurasa ada yang bilang kalau tidak mau makan makanan berlemak mulai saat ini, ya?" Sindir Chanyeol dan Baekhyun hanya menyengir.

"Tapi ini enak," lelaki yang memiliki jari lentik itupun memasukkan ayamnya lagi kedalam mulut dan Kyungsoo hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Masalahmu tidak akan selesai kalau kau hanya makan ayam, Soo, pergilah temui dia." Ucap Chanyeol ditengah-tengah makannya disaat melihat Kyungsoo yang terlihat banyak pikiran walaupun lelaki itu menyembunyikannya dengan memakan ayam.

"Aku percaya padanya, jadi kurasa aku akan menunggu dia mengatakan kepadaku." Ucap Kyungsoo membuat Chanyeol mendecak.

"Kalian membicarakan apa?" Tanya Baekhyun setelah menanggalkan cola milik Chanyeol.

"Kau menunggunya, dia menunggumu. Dan kalian sama-sama menunggu. Lalu apa yang berkembang diantara kalian? Ayolah, bergeraklah lebih awal." Ucap Chanyeol menghiraukan pertanyaan Baekhyun.

"Aah jinjja! Kalian membicarakan apa?!"

"Baiklah, aku pergi." Kyungsoo menyambar jaket miliknya beserta perlengkapan lain dan keluar dari dorm.

"Apa kalian benar-benar mengabaikanku?!" Teriak Baekhyun karena Chanyeol beranjak menuju kamarnya.

"Aaah! Jinjja! Awas saja kalian!"

***

"Na, kau sudah bertunangan?"

Hanwool yang baru saja keluar dari kamar mandi dikagetkan dengan keberadaan Danu yang tepat di depan pintu dengan wajah anehnya.

"Astaga!"

"Bagaimana kau tahu?" Hanwool balik tanya dan ia kemudian menyingkirkan badan temannya itu dari hadapannya.

"Waaw, kenapa kau tidak mengatakan apapun? Kau anggap aku apa, heh?"

"Alay." Ucap Hanwool sambil terkekeh.

"Kau baru saja datang, mana ada waktu untuk mengatakannya? Untung kau sudah tahu duluan." Lanjut Hanwool sambil menuangkan air putih kedalam gelasnya.