Ujung masalah

5 0 0
                                    

1

2

3

DORR

"AARGHHHH" jimin berteriak saking sakitnya, bahu tangan kanannya tertembak.

Peluh mengucur deras, nayoung melihat sorot mata jimin yang selalu membuatnya kuat kapan saja namun kali ini...

"Jimin.. lepasin" pinta nayoung, jimin menggelengkan kepalanya dengan air mata yang mulai berjatuhan.

"Nggak, gue nggak akan ngelepasin masa depan gue. Nggak" ucapnya berusaha kuat, meski bahunya terasa begitu sakit.

Darah mengucur keluar dari bajunya dan ikut membasahi tangan nayoung yang menggenggam tangan jimin itu.

Darah itu bagaikan air sungai yang mengalir dari tubuh jimin ke tubuh nayoung, gadis itu tak terluka tapi hatinya seperti direnggut sesuatu melihat jimin dengan keadaan seperti itu.

Namun sebuah tangan lain terulur mengangkat tangan nayoung, saat jimin menoleh ia mendapati namjoon dan jungkook disampingnya sedang berusaha mengangkat nayoung.

Yoongi dan jin saling mengode untuk menyerang lee bersamaan, dengan kekuatan cowoknya jin menendang belakang lee hingga pria itu terjungkang ke depan.

Yoongi tak menyia nyiakan kesempatan itu, dari depan ia malah menendang dada lee hingga lelaki itu terjungkang kebelakang.

"Maaf om, tapi... saya kesel sama om" ujar jin dengan polos, lantas yoongi diseberang sana tersenyum.

Huh manis sekali.

"Angkat dia dalam hitungan ketiga" kode namjoon.

Jungkook mulai menghitung.

1

2

3

"HAAAAAA" teriakan itu keluar dari mulut namjoon, akhirnya tubuh nayoung dapat terangkat.

Jimin segera menghampiri gadisnya itu dan memeluknya erat, ia menciumi kepala nayoung tanpa henti seperti takut melepas gadis itu lagi untuk selamanya.

Dari arah tangga naik, muncul yeok dengan taehyung dan hoseok dibelakangnya.

Hyojin segera menghampiri taehyung dan memopang cowok itu, hoseok menatap namjoon sambil mengangguk.

Namjoon faham, ini taktik yang hoseok mainkan.

"Om, kenapa?" tanya yeok pelan.

Pria bernama lee yang berada dalam cengkraman jin itu tersenyum licik.

"Kenapa? sudah saatnya kamu balas dendam sama mereka" perintah lee dengan penuh kemarahan.

Yeok menggeleng.

"Kenapa om bunuh papa?" pertanyaan itu keluar dari mulut seorang yeok, ia tak menyangka selama ini hidup dengan orang yang membunuh ayahnya sendiri.

Lee terdiam, fikirannya berkecamuk.

"Kamu mau tau kenapa? karena ayah kamu sudah merebut cinta pertama om" jawabnya kemudian.

Yeok membulatkan matanya, jadi ini semua karena.. ibunya?

Semua yang ada diruangan itu ikut syok sama seperti yeok.

"Kamu tahu kenyataan yang paling sakit selain mati?" tanya pria itu dengan mata berkaca kaca.

"Kehilangan orang yang kamu cintai" lanjutnya.

Langsung saja yeok luruh kelantai, bahunya bergetar hebat tanda ia menangis.

Semua merasakan hal yang sama, sakit hati yeok sangatlah mendalam.

Dengan kelengahan itu, lee dengan cepat mengambil pistol yang berada ditangan yoongi.

Yeok yang melihat itu segera berdiri, hingga pistol itu mengacung tepat dihadapannya.

"Om, hentikan semua ini. Kita bisa hidup dengan layak kalo om menghentikkan ini" bujuk yeok, tetapi lee terus saja menggeleng.

Meski membelakangi mereka, yeok masih sempat mengutarakan permintaan maafnya.

"Kalian semua, maaf" tangannya sendiri yang memegang pelatuk pistol itu, lee menatap mata yeok dengan elang.

Detik berikutnya..

DOORRR

"YEOKKKK-AHH!!" teria semua orang yang ada disitu.

Kedua tubuh itu mundur hingga melewati pembatas dan ambruk dilantai dua.

Tangan nayoung bergetar hebat, namjoon segera memeluk adiknya itu.

Jungkook mencoba maju menengok pemandangan dibawah sana, matanya membulat sempurna melihat dua orang itu masing masing dibanjiri darah pekat yang perlahan merembes dari tubuh mereka..

Hyojin menatap jam dinding dan mendapati sekarang sudah pukul setengah tujuh pagi, ia langsung menarik nafas lega.

Bunyi sirine polisi terdengar dari kejauhan, baru saja berdiri tetapi nayoung malah pingsan saking tak kuatnya.

....

To be continued...

P.REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang