DIA

8K 385 1
                                    

Konbawa minna-san 😘
kembali lagi bersama author gaje, cerita gaje dan semua yang geje2 😥
tapi jangan bosan ya 😊

oke enjoy reading

"Siapa kau?" Sakura menatap pemuda di hadapannya. Rambut raven itu menutupi sebagian wajahnya, manik sekelam malam menatap emeraldnya.

"Apa kau sudah gila?!" Pemuda itu mengatakannya dengan nada datar. Sakura tak memahami apa yang pemuda itu ucapkan. Sesaat pemuda itu menghela nafas dan menyisir rambutnya sendiri kebelakang.

"Baiklah. Ku anggap kau memang tidak normal." Setelahnya ia melangkah meninggalkan Sakura yang masih kebingungan.

"Saki!" Sakura menoleh pada sumber suara.

"Apa kau baik-baik saja? oh Tuhan! apa yang kau lakukan Saki? Kau hampir saja membunuh seseorang!" Seketika Sakura tersentak mendengar ocehan Ino. Ia baru mengingat apa yang baru saja terjadi.

"A-apa dia baik...masudku hmm d-dia tidak benar-benar mati 'kan?" Sakura tergagap, seluruh tubuhnya gemetar. Ia menyesal atas apa yang dilakukannya.

"Ya. Ku rasa dia baik-baik saja. Omong-omong, siapa pria yang menarikmu tadi?" Ino melipat kedua tangannya di atas dada.

"Aku tak tahu."

"Bagaimana mungkin kau tak mengenalinya. Jelas-jelas dia menarik tanganmu dan  membawamu pergi tadi." Sakura menatap Ino.

"Aku benar-benar tak mengenalnya, pig!"

"Tapi, dia terlihat tampan. Ku rasa, aku akan meminta nomor ponselnya jika bertemu nanti." Sakura memutar kedua matanya mendengar ocehan Ino. Ya, selain penggila ikan, Ino juga penggila cogan.

Sakura melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia berangkat sekolah, dan mendengarkan ocehan sahabatnya sepanjang hari.
"Hei. Apa kalian tahu, pulang sekolah nanti aku akan dijemput Sai." Saat ini Sakura bersama para sahabatnya berada di kantin. Dan seperti biasa Ino akan menceritakan tentang pria tampan yang ia temui.

"Sai? Apa pemuda yang kau bilang bersekolah di Konoha Hight School itu?" jawab Tenten tak kalah antusiasnya.

"Ya. Dan aku menyuruhnya membawa teman-temannya yang tampan. Siapa tahu bisa kalian ajak kencan."

"Waaah. Kau benar-benar jenius Ino, aku harus mendapatkan salah satu dari mereka." ucap Tenten.

"Tapi Tenten, bagaimana dengan Neji-nii?" Tenten menatap Hinata sungkan. Sakura menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin Tenten sebodoh itu, jelas-jelas Hinata adalah adik dari pemuda yang tengah ia dekati. Namun, dengan mudahnya ia berkata bahwa ia akan mendekati pria lain.

"Entahlah Hinata. Kurasa, Neji tak menyukaiku. Buktinya hubungan kami tak ada perkembangannya." Seketika wajah Tenten tampak murung.

"Mungkin Neji-nii masih menunggu waktu yang tepat. Aku percaya dia juga menyukaimu, kau hanya perlu menunggu." Tenten mengangkat bahunya. Suasana berubah sedikit canggung, beruntung bel berbunyi tak lama kemudian.

"Baiklah, kurasa kita harus segera masuk." Ucap Sakura. Mereka masuk ke kelas masing-masing. Tenten dan Sakura berada dalam satu kelas, sedangkan Ino dan Hinata berada di kelas yang berbeda.

"Sakura, apa aku salah jika ingin mendekati pria lain?" Tanya Tenten pada Sakura saat mereka telah di dalam kelas. Sakura menatap Tenten. Ada rasa bersalah yang terpancar di mata gadis bercepol itu.

"Apa tujuanmu mendekati pria lain?" Sakura balik bertanya. Gadis di hadapannya menghela nafas panjang.

"Kurasa aku bosan menjalani hubungan yang tidaj jelas ini. Kadang aku merasa Neji begitu menginginkanku, tapi sesaat kemudian dia bersikap seolah tak mengharapkan keberadaanku."

"Itu artinya kau ingin mendekati pria lain hanya untuk pelarian?"

"Ya, kurasa begitu."

"Kurasa kau tak perlu melakukan itu! mungkin yang dikatakan Hinata benar, Neji hanya memerlukan sedikit waktu." Tenten tak menjawab, wajahnya tampak lesu. Sakura menepuk pundak sahabatnya itu.

"Bersabarlah! Dia akan segera menjadi milikmu. Percaya padaku! oh, tidak! Percayalah pada hatimu!" Tenten berbinar mendengar ucapan Sakura. Mereka kembali fokus pada guru yang sejak tadi menerangkan di depan. Hingga bel pulang mengintruksikan mereka untuk meninggalkan kelas.

"Hei. Apa kalian yakin tak ingin ikut dengan ku?" Tanya Ino yang nampak bersemangat.

"Tidak!" Ucap Sakura, Tenten dan Hinata bersamaan.

"Tenten, kukira kau akan ikut." ketiga sahabatnya itu menatap Tenten.

"Setelah kupikir-pikir lagi, aku tak membutuhkan pria lain saat ini." Hinata tersenyum mendengar perkataan Tenten.

"Saki, kau harus ikut dengan ku!" Ucap Ino sambil menggandeng tangan Sakura.

"Banyak hal yang lebih penting dari itu yang harus ku lakukan, Pig!" Ino mengerucutkan bibirnya.

"Saki, percayalah! Kau membutuhkan seorang kekasih agar sifat dinginmu ini hilang." Sakura memutar matanya bosan mendengar perkataan Ino.

"Aku benar-benar tak membutuhkannya, Pig!" Mereka berjalan bersama hingga gerbang. Sakura pulang menggunakan mobilnya bersama Tenten, sedangkan Hinata dijemput oleh supirnya.
Ino berdiri di depan gerbang sekolahnya menunggu Sai. Tak berapa lama sebuah motor sport merah berhenti di hadapannya.

"Hei. Maaf menunggu lama." Pria berkulit pucat berhelai gelap itu membuka helm-nya dan tersenyum pada Ino.

"Tidak. Aku baru saja keluar." Ino tampak begitu antusias.

"omong-omong dimana temanmu?" Sai menolehkan kepalanya.

"Hmm ano..Mereka ada urusan jadi, jadi mereka tak bisa ikut. Apa tak masalah?" Ucap Ino sedikit sungkan.

"Ya, tak masalah." Tak lama sebuah mobil sport hitam berhenti di dekat mereka.

"Oh, itu teman-teman ku." ucap Sai sambil menunjuk kemobil itu. Pintu mobil terbuka, seorang pemuda berambut pirang keluar dan tak lama disusul oleh pemuda berambut raven. Ino menyipitkan matanya.

"Dia?!"



Tbc
Tolong mana suaranya 🙌
Stay terus ne Minna 😁
Walau ceritanya sedikit ngaur kata mas parto mah 😂😆

WARM WINTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang