"SAKI!" Pagi hari gedung yang biasa digunakan untuk mempelajari segala sesuatu itu digemparkan oleh teriakan seorang gadis blonde.
Beberapa siswa yang berada di kelas sedikit tersentak kaget mendengar serangan tiba-tiba tersebut. Sedangkan si pemilik nama yang diteriakinya bersungut tak suka.
"Apa yang kau lakukan Ino?! Tak bisakah kau sehari saja tidak berteriak?!" Ucapnya dengan tatapan tajam seperti biasa.
Sedangkan si pembuat keributan mendudukan bokongnya di kursi depan sahabatnya itu dengan wajah tanpa dosa.
"Hehe gomen." Sakura memutar matanya malas. Kemudian kembali pada kegiatan membaca bukunya yang tadi sempat terhenti.
"Saki kau tidak mengaktifkan ponselmu?" Tanya Ino yang hanya dijawab dengan deheman oleh Sakura. Matanya terfokus pada buku yang ada di tangannya.
"Apa kau marah padaku, Saki?" Tanya Ino lagi.
"Tidak."
"Lalu kenapa kau tak mengaktifkan ponselmu? Apa kau tak ingin aku hubungi?" Sakura menghela nafas, sungguh ia sangat bosan mendengar Ino jika sudah mengoceh.
"Bisakah kau tinggalkan aku? Aku sedang membaca dan tak ingin diganggu!" Ino mencebik.
"Huhh kau selalu saja begitu padaku."
Ino kembali ke kursinya, sesaat kemudian ia kembali ke tempat Sakura.
"Saki, aku lapar. Kau ingin menemaniku ke kantin?"
"Tidak."
"Kau tak kasihan padaku sendirian jalan ke kantin. Dan lagi mana Hinata dan Tenten, kenapa mereka bel-" Ino tak jadi melanjutkan ucapannya saat melihat tatapan membunuh dari Sakura.
"He he, ba-baiklah. A-aku pergi." Secepat kilat ia meninggalkan Sakura.
"Huuuft dia berisik sekali." Gerutu Sakura.
🌸🌸🌸
"Ohayou Teme!" Naruto yang baru datang langsung merangkul pundak Sasuke. Sasuke diperlakukan seperti itu hanya diam saja, sebenarnya bungsu Uchiha ini sangat risih namun berapa kalipun dilarang Naruto tak akan mendengarnya. Jadi lakukanlah sesukamu Naruto.
"Ohayou." Shikamaru yang baru sampai bersama Sai menyapa mereka dengan ogah-ogahan. Sedangkan Sai hanya memberikan senyuman.
"Hei Shikamaru. Ini masih pagi, kenapa kau sudah lesu seperti itu?" Tanya Naruto.
"Bukankah kita sudah terbiasa melihatnya seperti itu." Entah ini pertanyaan atau pernyataan dari Sai.
Sedangkan yang menjadi bahan pembicaraan hanya mengedikkan bahu sambil berjalan memasuki kelas. Kemudian ia duduk di kursinya dan menopang kepala di tangannya yang terlipat di atas meja. Menyelami alam mimpi.
"Huh dasar anak itu, dia tak memiliki semangat hidup." Sungut Naruto.
"Sai, kapan kau berencana bertemu kekasihmu lagi?" Tanya Naruto antusias. Sai tersenyum kemudian menjawab "entahlah, aku juga belum tau. Kami belum ada janji untuk ketemuan lagi." Naruto berubah lesu mendengar ucapan sohibnya itu.
"Yaaa, padahal aku ingin kembali bertemu dengan Hinata-chan."
"Kenapa tidak kau ajak saja dia ketemuan, kau bisa kencan berdua saja dengannya." Saran Sai.
"Heiiikkk, kau benar Sai. Wahh tak ku sangka kau sangat jenius. Eihhh tapi aku tak memiliki kontaknya, bagaimana caranya aku menghubungi Hinata-chan? Aduhhhh kenapa aku bisa lupa memintanya kemarin! Bagaimana ini Sai?! Aaargghh harusnya aku meminta kontaknya, harusnya a-"
BRAKKK
seketika kelas hening, Shikamaru bahkan terperanjat dari mimpi indahnya karena terkejut. Ya, Sasuke menggebrak mejanya.
"Bisakah kau diam?!" Ucapnya datar, namun matanya seperti akan menguliti siapa saja yang kedapatan bersuara. Naruto susah payah meneguk salivanya.
Kemudian Sasuke bangkit dari duduknya, beranjak meninggalkan ruangan kelas.
Situasi masih hening, hingga akhirnya Shikamaru menghela nafas lelah.
"Kau selalu sukses membuat moodnya buruk Naruto." Ucapnya datar dan kembali melanjutkan 'mimpi'nya.Sai menepuk pundak Naruto, "sudahlah, sepertinya sejak tadi dia memang sudah badmood." Ucap Sai menenangkan.
"Huuh si Teme itu. Dia selalu saja begitu, lama-lama tak ada wanita yang mau dengannya. Aahh, dan aku harus minta maaf lagi padanya. Astagaaa Teme, lama-lama aku gila berteman dengan es batu seperti dia itu."
🌸🌸🌸
Saat ini Sakura dan teman-temannya sedang makan siang di kantin sekolahnya. Seperti biasa, ia hanya akan makan dengan tenang dan mendengar ocehan teman-temannya itu- Ino lebih tepatnya.
"Tenten, bagaimana hubunganmu dengan Neji? Apa ada kemajuan?"
"Ya sedikit lebih maju, dia lebih sering menghubungiku." Jawab Tenten acuh.
"Wahhh itu bagus Tenten." Kemudian obrolan dilanjutkan kembali- lebih tepatnya Ino yang berbicara dan yang lainnya hanya sesekali menimpali. Tangan Sakura yang sedang mengaduk-aduk jusnya terhenti ketika mendengar nama Uchiha Sasuke disebutkan oleh Ino.
"Uchiha Sasuke?" Tanya Sakura sedikit berminat.
"Ya, aku sekarang ingat Saki. Ternyata yang menarik tanganmu saat di pasar ikan itu adalah Sasuke." Jawab Ino antusias. Sedangkan Tenten dan Hinata yang tak mengetahui ceritanya hanya menatap Ino meminta penjelasan. Kemudian Ino menceritakan kejadian tersebut kepada mereka.
"Wahh aku tak menyangka, pantas saja saat kemarin itu kalian tampak saling kenal." Ucap Tenten.
"Uchiha Sasuke. Aku seperti pernah mendengar namanya." Gumam Sakura pelan namun masih terdengar oleh para sahabatnya itu.
"Tentu saja, kemarin dia memperkenalkan namanya. Apa kau lupa?" Timpal Tenten.
"Uchiha Sasuka itu putra bungsu keluarga Uchiha. Pemilik Uchiha Corp. Nama keluarga itu sering beredar di surat kabar dan televisi. Mungkin saja Saku-chan mendengarnya di media-media itu." Jelas Hinata.
"Wow Hinata, bagaimana kau bisa tau. Ahh aku baru ingat marganya Uchiha. Ahh bagaimana aku bisa sebodoh ini. Betul yang dikatakan Hinata, diakan anak dari pemilik perusahaan terbesar di Jepang. Pantas saja dari kemarin aku merasa ada yang mengganjal saat melihatnya. Sekarang aku ingat." Ucap Ino yang begitu antusias.
Sakura masih diam, berkutat dengan pikirannya.
'Ahh jadi dia Uchiha Sasuke yang itu' batinnya.
.
.
.TBC
MAAF GAJE 😂
JANGAN LUPA VOTE DAN BERI SARAN MINNA 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM WINTERS
Fiksi PenggemarBaca aja! Tapi jangan jadi si pembaca misterius ne, membaca tanpa jejak 😂😂maaf ceritanya kriukkkkk, typo dimana2 dan segudang kekurangan lainnya 😄 Pantengin terus. Vote selalu. Comen wajib. Sakura ❤ Sasuke IKUTI TERUS YA 😉