Dari sekian banyak arah, hanya dua yang membuatku menjadi bingung karenanya. Pergi atau tetap tinggal adalah pilihan begitu sulit ketika aku sedang menanti seseorang yang jelas hanya sebatas ilusi.
Masih tidak tahu, dan bahkan tidak mau tahu bagaimana cara agar aku bisa berhenti seperti berhenti yang sebenarnya berhenti.
Namun, kedatangan dan kepergian yang kesekian kalinya oleh dia tidak benar-benar membuatku jera.
Hm..
Its okay, memang kelemahanku membiarkan dia datang lalu pergi seenaknya. Dan parahnya dia menyadari hal itu.
Atau karena kejujuran dan kebohongannya yang terlihat persis itu membuatku tidak mampu membedakan keduanya hingga terjerumus pada kebodohan yang berulang dan nyata.
Tapi, ada hal yang paling kutakutkan . Yaitu ketika aku merasa ingin berbincang kembali padanya.
Dan lagi, sebuah sapaan "hai" darinya mampu melenyapkan usaha move on yang sudah kulalui.
Padahal aku tahu, setelah hal itu terjadi dia pasti pergi lagi, lagi, dan lagi untuk kesekian kalinya.
Bahkan berpura-pura seperti tidak menyebabkan apapun.
Ironisnya, akupun begitu. Masih saja ingin bermain api yang sudah kutahu dengan jelas pada akhirnya hanya akan membakar diri sendiri.
.
.
.Lantas,
Bagaimana kabarmu hari ini?
Yang kutahu kau semakin jauh. Semakin mustahil untuk kuimpikan agar tetap bersama.Tapi ketahuilah, karma itu benar-benar nyata. Bisa jadi suatu saat nanti ketika kubuka kembali tulisan ini , hanya akan membuatku tertawa karena luka yang membekas pada tulisan ini sangatlah kekanak-kanakan.