Patah 'hati'

144 18 2
                                    

Hari terus berganti, begitupun dengan jam yang terus berdetak.
Setiap ada awal pasti ada akhir,
Setiap ada hubungan yang indah pasti akan muncul suatu masalah, entah itu masalah spele atau masalah serius yang akan berujung baikan atau berpisah.

Kurasa kini giliranku, Yapp!! hubunganku dengannya sudah berjalan tidak seperti yang dibayangkan lagi. Semua mulai pudar seiring bergulirnya waktu.

Sadar atau tidak "keadaan" kadang menjebak diri ini. Menempatkanku pada situasi yang rumit. Lelah untuk bertahan, namun terlalu cinta untuk melepaskan.

Dalam benakku penuh tanda tanya, mengapa patah hati menjadi sinonim dengan air mata ? Mungkinkah ada lagi nikmat Tuhan di balik kata patah hati ini ? 

Kadang aku juga ngerasa seperti dekat dengan sebuah kegilaan . Kalian tahu, apa yang lebih menyakitkan ketika perasaan kalian begitu terikat pada seseorang ?

Sakit, mulai merasakan 'sakit' saat dulu perasaan itu perlahan hilang karena terobati olehnya.
Entah aku yang berubah atau dia yang mulai bosan. Jelas, kecocokan sudah tidak tampak lagi antara aku dan dia.
Lucunya, hubunganku dengannya tidaklah selama hubunganku dengan masalaluku sebelum dia. Sekali lagi, bukannya aku membandingkan, aku hanya ingin menegaskan dan mempertanyakan kenapa aku merasakan hati yang sesakit ini terhadapnya ? Sudah jelas hubunganku dengannya tidaklah berjalan lama dan tidak banyak kenangan, tapi mengapa aku bisa merasakan perih begitu dalam lebih dari yang lalu?
Apa karena dia berbeda dari yang lain seperti yang pernah ku katakan sebelumnya?
Entahlah, hanya Tuhan yang tahu pasti jawabannya kenapa aku bisa merasakan sesakit ini .

Terlebih yang membuatku sontak terkejut adalah ketika membaca pesan singkat darinya pada malam itu .
Seperti bukan dia, dan seperti orang asing bagiku, hal yang masih terlintas dengan jelas diingatanku .
Apa kalian tidak down jika mendapat kata-kata yang mematahkan semangat untuk dilanjutkan?
Aku tidak mengerti apa maunya, tidak paham apa inginnya sampai ia tega mengatakan itu padaku. Entah dia sedang hilaf atau sedang banyak pikiran atau memang itu tujuannya. Yang jelas pada saat itu aku benar-benar terluka .

Kumatikan ponselku selama beberapa minggu, berharap agar perasaanku bisa pulih kembali atas luka yang baru ini.
Memang,aku dan dia tidak saling melontarkan kata "putus", namun pada malam itu aku langsung mengambil kesimpulan bahwa kami sudah tidak ada lagi hubungan apapun.

Sedih, iya sedih. Siapa yang tidak sedih ketika kita sudah mulai membuka lembaran baru untuk orang yang baru namun orang tersebut juga menyia-nyiakan lembaran baru yang telah kita beri.

Terkadang cinta sebodoh ini. Saat kita tahu bahwa seseorang yang begitu kita cintai tidak lagi mencintai kita, tapi kita masih saja berharap akan adanya sebuah keajaiban.

Padahal, masih banyak cerita yang ingin ku ukir bersamanya. Namun takdir berkata lain, menimbulkan beribu pertanyaan 'mengapa'?
Mengapa Tuhan memperkenalkan dia padaku jika hanya meninggalkan luka yang sama pada hati yang baru?





* votenya dong readerssss uunnchh😚

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang