Chapter 14

74 3 0
                                    

'Dibawah langit yang kelam, saat malam hari. Dibawah sinar rembulan yang membuat langit lebih cerah. Untuk pertama kalinya aku tak pernah merasakan apa yang kurasakan. Jantungku berdetak cepat karenanya. Aku tak mungkin jatuh cinta,kan?'



Mingyu dan Narin berjalan bersama menuju rumah Narin. Namun, baik Narin maupun Mingyu tidak ada seorangpun yang membuka mulutnya. Mungkin mereka terlalu canggung.

Bagaimana tidak? Dua minggu mereka tak bertemu dan akhirnya sekarang mereka kembali bertemu, tapi dengan nuansa yang aneh.

"Kudengar grupmu menang beberapa kali diacara musik? Selamat." Narin mulai membuka mulutnya.

Mingyu mengangguk. "Eoh gomawo. Aku juga sangat tak menyangka bisa mengalahkan grup/penyanyi lainnya. Padahal mereka lebih keren."

"Yah jujur saja, aku tak bisa menyangkalnya jika lagu terbaru kalian itu keren. Menurutku itu luar biasa." Kata Narin lalu melirik Mingyu yang lebih tinggi darinya. Mendengar pernyataan seperti itu membuat senyum Mingyu memgembang.

Tak terasa langkah mereka pun sudah sampai didepan rumah Narin.

"Masuklah. Ini sudah malam." Ujar Mingyu.

"Cih~aku tahu." Narin pun mulai beranjak menuju rumahnya, tapi baru selangkah ia maju, mendadak ia berhenti lagi lalu kembali berhadapan dengan Mingyu.

"Ada apa?" Tanya Mingyu bingung.

"Mingyu-ssi, kutanyakan lagi padamu."

Mingyu mengernyitkan dahinya. "Apa?"

"Kenapa tiba-tiba kau mau menjadi kekasihku? Jika kupikir-pikir lagi, tak mungkin secepat itu kau menyukaiku bukan? Dan tak mungkin kau menyukaiku hanya karena aku menolongmu. Jujurlah padaku." Nada bicara Narin terdengar sangat serius. Begitupun juga dengan tatapannya.

Mingyu tersenyum kecil. "Perasaan seseorang tak ada yang tahu. Kapan ia mulai menyukai orang itu. Kapan ia mulai memikirkannya. Kupikir itu yang kurasakan padamu." Mingyu mencoba meyakinkannya dengan mensejajarkan tinggi mereka kemudian menatap tepat dimata hazelnya.

Narin menyeringai. Ia pun balik mencondongkan wajahnya untuk lebih dekat dengan Mingyu sambil melipat kedua tangannya didada. Otomatis Mingyu memundurkan kepalanya sedikit.

"Benarkah? Lalu kapan kau mulai memikirkanku? Hm?"

Kembali, Mingyu mendekatkan wajahnya hingga kini wajah mereka hanya berjarak 5cm. Merekapun bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.

"RAHASIA." ujar Mingyu yang dilanjutkan kekehan kecil dari dirinya. Sementara Narin hanya mendengus kesal.

"Cepatlah masuk. Ah! Karena besok hari libur dan kebetulan jadwalku kosong, bagaimana jika kita kencan saja?" Goda Mingyu.

"Jangan harap!" Pekik Narin segera berlalu dari hadapannya.

"Apa? Hey Jung Narin! Baiklah selamat malam Noona."

"Apa?! Noona??!!" Protes Narin tak terima.

"Hm, karena kau setahun lebih tua dariku." Kata Mingyu nyengir kuda.

"Hanya beda setahun saja! Jangan memanggilku itu!"

"Lalu aku harus memanggilmu apa? Narin-ah?"

Narin menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ya--aisshhh MOLLA!" Gerutunya lalu kembali berjalan membuka pintu rumahnya.

"Baiklah! Selamat malam, Narin-ah."

Difficult Of Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang