Chapter 12

68 4 3
                                    

'I think I.'




Sehari sebelumnya..

Narin memasukki lobby Rumah Sakit. Pandangannya mengedar kemana-mana. Melihat betapa besarnya isi gedung Rumah Sakit Seoul itu. Digenggamnya sebuah rantang yang terdapat berbagai makanan didalamnya. Tapi untuk apa ia kemari? Apa ia ingin menjenguk seseorang?

Kakinya melangkah menunggu meja resepsionis. Tepat didepan meja resepsionis, seorang perawat yang berdiri disana menyambutnya dengan ramah.

"Ada yang bisa dibantu?" Tanyanya ramah.

"Apa aku bisa tahu dimana Dr. Han Taejoon?"

"Ah, Dokter Han hari ini sedang ada rapat. Mungkin sekitar 5 menit lagi selesai. Apa Nona sudah punya janji dengannya?"

"Aku adiknya" kata Narin tanpa ragu.

Perawat itu membuka mulutnya lalu tersenyum. "Nona bisa menunggunya diruang kerja Dokter Han."

"Ne, terima kasih."

                             ♡♡♡

NARIN POV.

Aku memasukki ruang kerja Taejoon Oppa. Aku benar-benar takjub dengannya, dia dapat menyusun barangnya dengan sangat rapi. Ruangannya juga sangat harum. Sudah tampan, ramah, cerdas, rapi, kaya, dokter pula. Hyerin Eonni sungguh beruntung mendapatkan Taejoon Oppa.

Aku duduk dikursi pasien didepan mejanya. Baru beberapa detik aku duduk, pintu ruangan terbuka begitu saja. Dilihatnya seorang pria bertubuh tinggi dengan memakai jas putih kebanggaannya, Han Taejoon. Ia tersenyum padaku.

"Kau sudah disini?" Katanya sembari berjalan melewatiku dan melepaskan jasnya lalu ia taruh digantungan baju.

"Hm. Kau habis rapat, Oppa?"

"Ne, kami harus membahas tentang penyakit langka yang terjadi pada salah satu pasien kami." Jelas Taejoon, sudah seperti dosen saja.

Aku mengangguk paham. Ah-hampir lupa!

"Oppa, Hyerin Eonni membuatkan ini untukmu" kataku yang menyodorkan rantangnya padanya.

"Benarkah? Terima kasih, Narin-ah. Aku akan memakannya, kebetulan aku belum makan siang ini."

Hufft--usahaku datang jauh-jauh kesini tak sia-sia juga.

♡♡♡


Setelah memberikan makanan nya pada Taejoon Oppa, buru-buru saja aku pamitan dengannya. Biarkan ia menikmati makanannya sendiri.

Kruukk

Aku lapar. Aku memegangi perutku erat. Untung sepi, hanya aku saja. Jadi aku tak perlu menyembunyikan rasa malu tadi. Aku menyesal menolaknya saat ia menawariku untuk makan bersama. Aigoo~

Aku menekan tombol lift. Hanya butuh beberapa detik untuk menunggunya.

TINGG

Aku segera masuk ke dalam lift setelah pintu lift terbuka. Awalnya aku cukup kaget dan tak niat memasukkinya saat melihat seorang pria dengan badan tegapnya, bermasker dan memakai pakaian serba hitam. Dan kulihat juga ia terperanjat ketika melihatku.
Mengenalku ya?

Difficult Of Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang