Part 17 : Godaan

392 19 1
                                    

"Hatiku tidak akan tergoda dari omongan dan tindakan manis mu."

●●●

"Va, temen lo mana?" Tanya Winna sambil menunjuk kursi kosong milik Cherry.

"Hello? Temen pala lo peang! Tewas mungkin dia." Jawab Diva dengan pedas sambil beranjak dari kursinya.

Mendengar jawab Diva, dayang-dayangnya hanya merespon dengan tertawa. Mereka bermaksud untuk pergi ke kantin, saat di koridor lantai tiga, Diva bertemu dengan 'King of Handsome' pujaannya.

"Hai Bryan!" Sapa Diva sambil melambaikan tangannya, ralat, jemarinya dengan centil kepada Bryan.

Tadinya Bryan sedang bercakap-cakap dengan Jordan, kini sapaan Diva hanya mendapat hasil tatapan sedetik dari Bryan, lalu Bryan kembali melanjutkan pembicaraannya kepada Jordan. Miris.

Terdengar tawa yang ditahan oleh Winna dan Erin. Diva langsung mendorong kepala mereka sampai kepala mereka tertarik kebelakang.

...

Pembicaraan Bryan dan Jordan.

"Jo, lo percaya nggak kalo gue ada kembaran?"

Jordan langsung terbahak-bahak geli mendengar pertanyaan Bryan.

"Yang bener aja. Gue nggak bisa bayangin ada diri lo yang lain." Jawab Jordan masih terkekeh tak henti.

"Diri gue yang lain itu cewek." Kata Bryan dengan datar dan menatap lurus kedepan.

"Hah?" Jordan terbelalak kaget dan langsung kembali terbahak-bahak sampai orang di sekitar koridor menatap Jordan dengan aneh. "Nggak usah bercanda, Bray! Kagak lucu." Sambung Jordan yang masih dengan tawanya.

"Itu lo ketawa." Kata Bryan sambil menunjuk wajah Jordan.

"Oh iya, ya." Jawab Jordan sambil menghentikan tawanya, beberapa detik kemudian ia terbahak-bahak lagi.

"Coba cerita dulu, apa maksud lo tentang 'kembaran'"? Tanya Jordan yang sekarang wajahnya sudah merah padam karena tak henti tertawa.

"Lo tau cewek yang hari itu gue godain di kantin, kan?" Tanya Bryan yang mendapat jawaban anggukan dari Jordan. "Nah, semalam dia kecelakaan." Sambung Bryan yang mendapat jawaban ekspresi kaget dari Jordan.

Pada saat itu, Diva menyapanya. Bryan tidak mengacuhkannya lalu kembali menceritakan dari awal kejadian Cherry kecelakaan sampai Bryan dihukum. Kebetulan cerita singkat Bryan selesai sewaktu mereka sampai di kantin.

"Lo mau bantu gue ngerayu Daddy gue nggak? Sekalian lo temenin gue jengukin Cherry." Tanya Bryan setelah dia mengakhiri cerita singkatnya.

"Boleh. Lagian pulang sekolah gue males ikut ekskul renang." Jawab Jordan sambil menarik kursi kantin.

"Gue khawatir sama keadaan dia. Dia udah bangun dari koma belum, ya?" Tanya Bryan khawatir sambil menyeruput jus jeruk-nya.

Jordan hanya mengedikkan bahu dan memajukan bibir bawahnya tidak tahu apa-apa.

"By the way, lo kenal cewek yang panggil gue tadi?" Tanya Bryan mengalihkan pembicaraan.

"Gosipnya sih, dia itu bad girl di sekolah ini. Gayanya 'sok' high class." Jawab Jordan yang berbisik di kata 'sok'.

Bryan hanya merespon dengan mendengus tak peduli sambil memutar kedua bola matanya. Tiba-tiba, Diva dengan nekat duduk disamping Bryan. Terlihat Diva dengan percaya diri dan angkuh, ia tidak diikuti dayang-dayangnya.

"Hai handsome." Sapa Diva dengan genit sambil memainkan bibirnya dengan seksi.

Bryan merasa ingin mual melihat gaya Diva. Rasanya ia ingin sekali memuntahkan semua isi perutnya langsung didepan muka Diva.

"Siapa lo? Berani-beraninya lo duduk disamping gue." Ketus Bryan yang hanya menatapnya sekejap lalu kembali menyeruput jus jeruknya.

"Kenalin, gue Diva Melody." Kata Diva dengan percaya diri sambil mengulurkan tangan kanannya.

Sayangnya, tangan kanannya mendapat ocehan pedas dari Bryan.

"Gue ga peduli. Ngapain gue kenalan sama lo? Gue anti sama cewek kecakepan. Jijik gue kalo liat cabe."

Mendengar jawaban Bryan, Diva menggeram tak senang. Dengan nekat, Diva duduk di meja kantin dan memberi pose 'cabe' kepada Bryan.

Rok sekolah pendeknya terangkat sempurna. Kakinya ia silangkan layaknya model sedang berpose. Baju ketatnya mencetak dengan sempurna lekuk tubuhnya. Kancing atasnya ia buka untuk menunjukkan lehernya yang indah.

"Lo bakalan nyesel setelah lo ngatain gue." Ancam Diva dengan senyuman devil-nya. Ia menundukkan wajahnya, jemarinya yang lentik mengangkat dagu Bryan sehingga mata mereka terpaku.

Para penghuni kantin dan Jordan hanya bisa diam tercengang melihat aksi 'Queen of Chili' itu. 'Queen of Chili' adalah sebutan haters Diva di sekolah. Diva dan dayang-dayangnya sama sekali tidak tahu akan hal itu. Para haters sengaja menjuluki Diva dengan 'Queen of Chili' agar Diva tidak tahu jika ia sedang digosipkan.

Bryan hanya merespon dengan tatapan tajam nan nggak suka, lalu mengibaskan tangan kotornya dari dadunya.

"Lo nggak usah sok seksi didepan gue. Gue nggak bakalan tergoda. Mau muntah gue liatnya. Daripada gue keburu muntah dimuka lo, mending gue pergi dari sini." Ketus Bryan dengan pahit dan berengan matanya yang dingin. "Cabut, Jo." Sambung Bryan diikuti dengan anggukan Jordan lalu mereka beranjak dari tempat duduk mereka.

Tangan Diva secepat kilat meremas kerah kemeja Bryan yang berhasil menghentikan langkah Bryan.

"Kalo gue berubah, lo mau jadi milik gue?"

TO BE CONTINUED...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAI HAI KALIAN!!
MAKASIH loh kalian tetep pantengin cerita gue..
Gue makin cintahh :*
(Readers : pernah liat tapak sepatu nempel dimulut nggak thor? Mau yang mana? Kanan kiri ada.)
(Gue : ampunnnn)

SORRY banget hari ni gue updatenya lama, karena tadi MENDADAK NGGAK ADA SIGNAL.
Ilfeel deh.

Semoga kalian makin lama makin suka sama gue ya!
Eh ralat
Maksudnya kalian makin lama makin suka sama cerita gue ya!
Wkwk
JANGAN LUPA VOMMENT KALIAN!
Stefy love you all♥♥

My Lost BerryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang