Part 19 : Marah

354 20 1
                                    

"Tidak perlu menyembunyikan kebenaran, cepat atau lambat semua itu akan terungkap."

●●●

"Hasil tes-nya akan keluar dua bulan lagi."

"Kenapa harus selama itu, Dok?" Tanya Bryan heran kepada Dokter paruh baya yang tampan dihadapannya.

"Hasil tes DNA memang memerlukan waktu, paling cepat akan keluar dua belas hari kemudian, itupun biayanya dua kali lipat." Jawab Dokter tampan itu.

"Tidak apa-apa, Dok. Saya akan membayar berapapun asalkan tes-nya bisa keluar secepatnya." Kata Bryan dengan mantap dan tanpa ragu-ragu.

"Baiklah, silahkan tulis nama dan nomor ponsel Anda. Setelah hasil tes-nya sudah keluar, kami akan menghubungi Anda." Kata Dokter itu sambil memberikan secarik kertas dan pena kepada Bryan.

...

"Anakku, hasil tes-nya kapan keluar?" Tanya Jessy setelah melihat Bryan memasuki kamar Cherry.

"Sekitar dua belas hari lagi, Ma." Jawab Bryan datar dan mendapat jawaban ber-oh-ria dari Jessy.

"Berapa harga tes DNA-nya?" Tanya Jessy.

"Mama tidak perlu memikirkan tentang biayanya. Aku sudah membayar semuanya." Jawab Bryan enteng sambil mengelus bahu Jessy.

"Bagaimana kamu bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Seratus lima puluh juta? Itupun setengah dari tabunganmu..." Tanya Jessy heran.

"Setiap bulan, Mommy menyetor lima juta kedalam tabunganku. Mommy mulai menyetor sejak Mommy mengadopsi aku. Dia sengaja melakukan hal itu, agar jika ada keadaan darurat, aku bisa menggunakan uang itu."

Drrttt drrttt

"Iya, Dad?"

"Daddy udah di depan rumah sakit. Pulang sekarang."

"Tapi ini baru jam empat sore, Dad."

"Pulang!"

Tut tut tut

Bryan menatap ponselnya heran, lalu memasukkan ponselnya kedalam sakunya.

"Ma, aku pulang dulu ya. Kalau Cherry sudah bangun, aku mohon jangan kasih tau Cherry tentang siapa aku sebenarnya. Aku ingin memberikan kejutan untuknya." Titah Bryan dengan senyuman menawannya lalu memberikan pelukan perpisahan. "Cabut." Sambung Bryan kepada Jordan setelah ia melepas pelukannya dengan Jessy.

...

"Bray, gue pulang naik taksi aja. Nggak enak sama Daddy lo." Kata Jordan dengan rada-rada takut.

"Yaelah, Jo. Lo takut sama Daddy gue?" Tanya Bryan lalu terkekeh meremehkan Jordan. "Tenang aja kali. Daddy gue orangnya baik kok. Walaupun tampangnya yang tegas dan galak, tapi hatinya itu lebih lembut dari sutra." Sambung Bryan dengan manisnya dan masih terkekeh tak henti melihat ekspresi Jordan yang takut.

"Nggak. Gue naik taksi aja." Tolak Jordan dengan datar. "Taksi!" Sambung Jordan yang meneriaki taksi putih yang lewat.

Setelah Jordan memasuki taksi putih itu dan mulai melesat cukup jauh, Bryan memasuki mobil Mercedes milik Filbert yang parkir tak jauh dari lobby.

"Ada apa sih, Dad? Katanya jam lima sore." Protes Bryan tak senang dengan Daddy-nya yang plin-plan.

Filbert tidak menjawab pertanyaan Bryan dan langsung menggerakkan setir mobilnya untuk pulang ke kediaman mereka.

Setelah mereka memasuki kediaman Benaventura, Leah dan Damion yang sedang santai menonton televisi di ruang keluarga mendadak kaget melihat ekspresi Filbert yang menegang seperti ingin menerkam seseorang.

"Duduk." Perintah Filbert kepada Bryan sambil menunjuk sofa mahalnya dengan telunjuknya.

"Untuk apa kamu menggunakan uang sebanyak seratus tujuh puluh juta?" Sambung Filbert sambil menatap Bryan dengan tatapan menerkamnya.

Leah dan Damion mendadak terbelalak kaget mendengar pertanyaan Filbert. Bryan hanya bisa diam membatu. Bibir Bryan rasanya sudah terkunci rapat. Tenggorokannya tercekat. Ia sulit untuk menelan salivanya. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Jawab!" Teriak Filbert yang suaranya naik satu oktaf. Wajahnya sudah merah padam. Emosinya sudah diujung ubun-ubun.

Bryan masih diam. Ia tidak memiliki keberanian menatap sosok orang dewasa yang meneriakinya tadi. Mendadak terlintas di otaknya, ia bisa menentang tentang siapa dia sebenarnya bukan?

"Sebenarnya siapa keluarga kandung ku?!" Tanya Bryan yang suaranya lebih tinggi daripada Filbert dan dengan berani, ia mengangkat kepalanya untuk menatap Filbert.

TO BE CONTINUED...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAI GUYS!
Sorry banget kalo ceritanya makin lama makin ngawur :v
Gue usahakan buat yang terbaik deh!
Pantengin terus cerita gue!
Yang pastinya ntar diakhir" pasti bakalan seru :v

JANGAN JADI READER GHOST
JANGAN LUPA VOMENT

HARGAI penulisnya guys..
Thanks before♥

My Lost BerryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang