Part 9 : Si Ketos

376 21 2
                                    

"Oh, dia sempurna untukku."

●●●

Pelajaran selesai. Waktunya pulang. Cherry berjalan dengan lesu dan tidak konsentrasi dengan jalannya. Ia tidak peduli walaupun harus menabrak atau ditabrak.

Bruk!

"Awhh." Desis Cherry kesakitan sambil mengelus-elus dahinya yang menabrak sebidang dada yang kekar.

Perlahan Cherry mengangkat kepalanya untuk melihat siapa sosok yang ditabraknya. Cowok itu tinggi, kepala Cherry hanya sampai setinggi bahunya. Matanya sipit. Hidungnya mancung. Bibirnya seksi. Wajahnya tampan.

Tangannya yang mulus dan kokoh mengelus dahinya Cherry penuh dengan kelembutan.

"Nggak sakit lagi, kan?"
Suara cowok itu sangat berat, bergema, dan macho. Suaranya berhasil menghipnotis Cherry. Rasanya Cherry ingin pingsan dan jatuh didekapannya.

Tapi Cherry berusaha untuk tetap jaga image. Ia tidak ingin wajah dan namanya tercoreng karena tingkahnya yang lalai.

"Nggak. Maaf udah nabrak." Kata Cherry dengan nada lemas sekaligus malu.

Cowok itu kemudian menempelkan punggung tangannya ke dahi Cherry. Cowok itu sangat perhatian, sampai-sampai Cherry penasaran, siapa dia?

"Lo demam. Muka lo pucat. Yuk, gue anterin ke Klinik Sekolah." Kata cowok itu langsung tanpa basa-basi lalu menarik pergelangan tangan kanan Cherry dengan lembut.

Apakah gue bermimpi? Apakah gue udah bertemu dengan Prince Charming gue? Sudahlah, Cher. Lo kebanyakan mimpi.

"Sus, ada obat demam?" Tanya cowok itu kepada Suster yang tadinya sedang duduk santai lalu berdiri tegak melihat kedatangan cowok itu.

"Ada, nak Ketos. Sebentar ya. Suster ambilkan." Kata Suster itu lalu pergi mengambilkan obat demam dengan antusias dan heboh.

Ketos? Ketua Osis? Cowok yang ditabrak Cherry itu sang Ketua Osis? Dia sempurna. Sudah pintar, tampan, Ketua Osis, perhatian lagi.

"Ini, nak. Siapa yang demam? Kamu nak?" Tanya Suster itu penasaran menatap si Ketos.

"Nggak, Sus. Teman saya yang demam." Kata si Ketos sambil menggeser posisinya dan menunjuk Cherry yang berada dibelakang punggungnya.

Suster itu menatap Cherry dengan genit lalu kembali menatap si Ketos.

"Temen atau demen? Cantik!" Goda Suster itu sambil mengacungkan kedua jempolnya diakhir katanya.

Teman? Belum tau namanya dan belum kenalan sudah dianggap teman olehnya? Siapa yang menciptakan makhluk sempurna ini?

Si Ketos lalu memberikan obat dan air putih kepada Cherry. Belum kenal saja sudah perhatian, bagaimana jika sudah kenal dan dekat?

"Aku nggak apa-apa kok. Aku nggak demam. Cuma sedikit pusing aja." Tolak Cherry halus sambil mendorong tangan si Ketos dengan segan.

"Cewek bandel ya." Kata si Ketos sambil tersenyum dan memutar bola matanya.

Tanpa mendengar saran dan ocehan dari Cherry, si Ketos langsung menyuapi obat dan air putih itu kepada Cherry. Ia tercengang melihat aksi si Ketos. Mau tak mau Cherry menelan obat pahit itu.

"Lo kok perhatian banget, sih? Padahal gue bukan siapa-siapa lo" Kata Cherry sambil menunduk malu, tidak berani untuk menatap makhluk sempurna dihadapannya.

"Kalo gitu, sekarang lo teman gue." Jawab si Ketos sambil tersenyum menawan.

Mengapa si Ketos begitu perhatian dengan Cherry? Apakah si Ketos mengenal Cherry diam-diam? Atau si Ketos jatuh cinta dengan Cherry? Semua pertanyaan gila itu selalu berputar di kepala Cherry. Ia pusing dengan pikirannya yang mulai melenceng.

"Gue Wilson. Wilson Kyle." Kata si Ketos yang bernama Wilson itu kepada Cherry tetap dengan senyuman menawannya.

"Cherry Salvito." Sambung Cherry tak lupa untuk membalas senyuman ramah.

"Gue udah tau. Lo anak dari seniman yang bernama Jonny Salvito. Gue anak dari Dokter Jantung yang bernama Fredy Kyle. Bokap gue temen dekat orang tua lo." Kata Wilson panjang lebar lalu duduk disamping Cherry. "Bokap gue bercerita kepada gue, Jonny, bokap lo adalah seniman sejati, lukisannya yang indah bisa mencapai ratusan jutaan dollar. Tetapi, ia mengalami serangan jantung sewaktu ia tidur di malam hari. Mirisnya, ia meninggalkan anak kembarnya yang masih berumur dua bulan dengan istrinya yang masih muda."

"Apa? Kembar?" Potong Cherry cepat. Ia bingung dengan penjelasan Wilson. Ayahnya, Jonny memiliki anak kembar. Berarti Cherry memiliki saudara kembar?

"Iya. Kembar tak identik cowok dan cewek. Dan cewek itu adalah lo." Kata Wilson sambil menatap Cherry dengan senyuman.

Kembar? Selama ini Cherry tidak tahu jika ia memiliki saudara kembar. Ibunya, Jessy, sama sekali tidak pernah menceritakan tentang saudara kembarnya. Mengapa Wilson, orang asing yang mengetahui lebih banyak kisah Cherry daripada Cherry sendiri?

Cherry bergegas langsung pulang. Ia meninggalkan Wilson, tanpa menghiraukannya lagi. Banyak pertanyaan yang harus dijawab Jessy. Banyak jawaban yang ingin Cherry tahu.

Kembaranku, dimana dirimu sekarang? Mengapa dirimu menghilang? Apakah suatu hari nanti aku bisa bertemu denganmu?

TO BE CONTINUED...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK BINTANG DAN UNGKAPKAN PERASAANMU DI KOLOM COMMENT!!!

My Lost BerryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang