Part 30 : Bersama

444 16 5
                                    

"Kau tidak akan jauh dari genggamanku. Kau milikku sekarang."

●●●

Setelah satu tahun kepergian Leah, Filbert langsung melaksanakan apa yang dipesankan oleh Leah. Mereka mulai menyiapkan pernikahan tetapi tidak melakukan resepsi. Mereka melakukan pemberkatan di gereja.

Jessy dengan gaun pengantin putih yang simple dan tidak begitu indah. Untuk apa gaun indah? Untuk menunjukkan pada semua orang kalau ia adalah janda jalang dan tidak tahu malu?

Jessy melakukan pernikahan ini tanpa cinta dan terpaksa, demi kebaikan anak kembarnya agar bisa kembali bersama kedekapannya. Ia sangat merasa bersalah dengan Jonny yang berada di alam sana, ia sudah menggantikan posisi Jonny.

Awalnya Jessy menolak untuk menikah dengan Filbert, tapi Berry terus-menerus memohon dan memelas kepadanya. Berry merayu dengan alasan pesan Leah yang sebelum meninggal. Dengan berat hati, Jessy menyetujui pernikahan itu.

Damion yang duduk di kursi wali menunjukkan wajah tak sukanya. Ia tak sudi wanita itu atau dengan kata lain, Jessy yang menggantikan posisi Leah. Damion selalu beranggapan kalau Filbert terlalu cepat melupakan Leah. Tetapi Damion harus menerima semua kenyataan ini seperti rela menelan kotoran dan memasuki ke tenggorokannya dengan pasrah.

Setelah pemberkatan selesai, mereka bersalaman kepada para pengunjung gereja yang rela ikut serta dan tidak diundang. Jessy dan Filbert hanya memasang senyuman terpaksa dan senyuman sok tegar kepada para penghuni gereja. Mereka bersalaman dan tersenyum layaknya seperti pengantin baru.

Salam-menyalam pun usai, mereka semua bergegas untuk pulang ke kediaman Benaventura. Jessy segera mengganti pakaiannya lalu memasuki mobil mewah milik Filbert. Sedangkan Berry dan Cherry menaiki mobil milik Damion.

Saat diperjalanan, Filbert dan Jessy sama sekali tidak membuka pembicaraan. Suasana disana lebih hening daripada di pemakaman. Jessy yang tetap terpaku pada pemandangan diluar kaca jendela. Filbert juga tidak mengalihkan pandangannya dari aspal jalan.

"Anda boleh menggunakan mobil Leah dan bisa menggantikan Leah dari pekerjaan modelnya." Kata Filbert dengan nada formal dan memecah keheningan. Pandangan Jessy yang tadinya kearah luar jendela kini menatap Filbert dengan tatapan bingung.

"Maksudnya?" Tanya Jessy masih bingung dengan kata-katanya.

"Anda tidak perlu pura-pura tidak mengerti. Anggap saja anda memang istri yang 'mencintai' saya dan kita akan hidup bersama." Jawab Filbert yang masih dengan formalitas. Jessy perlahan-lahan mencerna apa yang dikatakan Filbert.

Setelah beberapa menit mereka berbicara, mobil Mercedes miliknya sudah melesat sampai didepan pagar besi mewahnya. Terlihat bapak security yang kemarin membukakan pintu itu selebar mungkin hingga kandas. Filbert menghentikan mobilnya tepat didepan pintu utama rumahnya. Sebelum mematikan mesin mobilnya, ia sudah keluar dan membuat Jessy bingung, kemudian ia mengikutinya keluar lalu mengambil kopernya yang berada di bagasi.

Terlihat Filbert yang berbicara dengan pria berseragam hitam seperti supir yang belum pernah Jessy kenali dan lihat.

"Pak, parkirkan mobil saya. Terima kasih." Titah Filbert kepada Pak Tono dan memberikan kunci mobilnya kepada Pak Tono. Filbert secara tak sengaja melihat Jessy yang kewalahan mengangkat kopernya yang berat dari bagasi. Ia pun bermaksud untuk menolongnya. Sebelum Filbert menolongnya, koper itu sudah hampir jatuh terbanting. Secepat kilat Filbert menahan koper itu dan tak sengaja menggenggam punggung tangan Jessy. Mereka saling bertatapan selama beberapa detik, lalu Filbert menurunkan koper itu dengan gagah. Suasana seperti ini sangat canggung bagi mereka berdua.

My Lost BerryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang