Part 20 : Kebenaran (2)

403 19 1
                                    

"Aku lega, apakah akan berakhir?"

●●●

"Sebenarnya siapa keluarga kandung ku?!"

Filbert langsung memasang ekspresi kaget, diikuti dengan Leah, ia langsung menutup mulutnya yang menganga lebar. Terlihat Damion hanya tersenyum miring melihat aksi Bryan.

"Jawab, Dad!" Teriak Bryan kembali dengan suara yang lebih lantang.

"Apa maksudmu?" Tanya Filbert tanpa menatap Bryan dan dengan nada pura-pura tidak mengerti dengan pertanyaan Bryan.

"Daddy tidak perlu berpura-pura. Ceritakan saja semua kebenaran yang kalian sembunyikan!" Bentak Bryan kepada pria dewasa dihadapannya lalu menatap wanita yang sudah menjatuhkan air matanya dan berkata, "Mom, aku mohon, sudah waktunya aku mengetahui semuanya."

Bryan beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Leah, dengan segenap energinya, Bryan berusaha untuk merayu Leah agar ia bisa mengungkapkan semua kebenaran.

"Percuma, Bryan. Daddy mu yang mengetahui semua ceritanya. Tanyakan saja pada dia." Leah mengelak sambil menyodorkan telapak tangannya yang mungil dan mulus lalu sekejap menghapus air matanya tanpa menatap Bryan.

"Dad... aku mohon. Ceritakan semua kebenaran masa kecil ku." Bryan merayu dengan lembut dan matanya sudah memerah. Filbert yang tadinya seperti singa yang ingin menerkam, sekarang hanya seperti kucing yang kelaparan dan tak berdaya.

Bryan menghampiri Filbert yang sedang duduk di sofa mahalnya sambil menarik rambutnya frustasi. Bryan dengan sesopan mungkin berlutut dihadapannya, mengelus lututnya punuh dengan kasih sayang.

"Daddy ingin kamu berjanji, setelah Daddy menceritakan semuanya, kamu tidak boleh meninggalkan nama Benaventura dari nama belakangmu." Pinta Filbert yang dengan nada lembut sambil menatap Bryan dengan mata merah dan berkaca-kaca.

"Aku janji, Dad."

Filbert menceritakan semua kebenaran. Dimulai dari dimana Filbert menyelamatkannya dari api sampai ia diadopsi dan dibesarkan sampai sekarang. Bryan hanya merespon dengan senyuman miring. Jadi memang benar, ia adalah anak angkat dari keluarga Benaventura, ia adalah anaknya Jessy, dan yang terakhir ia adalah kembaran Cherry.

Leah memberikan baju 'Prince' miliknya. Bryan menerimanya dengan air mata pertama yang telah jatuh.

"Terima kasih."

Bryan memeluk baju masa kecilnya dan tangisan yang pecah. Sebentar lagi, semuanya akan selesai.

...

Wilson dengan leher jerapah dan mata yang liar mengelilingi kelas Cherry. Sejak kejadian itu, ia tidak bisa melihat sosok Cherry. Cherry seperti lenyap di telan bumi.

Bryan dan Jordan yang kebetulan lewat, langsung menyapa Wilson. "Kak, cari Cherry?"

Wilson berdecak kesal dan dengan wajah datar ia menjawab, "bukan urusan lo."

"Kak, Cherry kena kecelakaan sewaktu di Plaza itu."

Kalimat itu berhasil membuat Wilson mengalihkan pandangannya ke mata Bryan. Terpancar dari mata Wilson rasa penasaran dan khawatir. Wilson langsung berhadapan dengan Bryan dan langsung mencengkram bahunya dengan kencang.

"Gimana keadaannya sekarang?" Tanya Wilson dengan nafas yang memburu.

"Sekarang dia koma, kak. Dia di rumah sakit Abdi Waluyo. Jaga dia baik-baik, kak." Jawab Bryan dengan enteng sambil menepuk pundak Wilson kemudian berlalu meninggalkannya.

Setelah Bryan meninggalkan Wilson di depan kelas Cherry, Bryan dan Jordan berjalan kearah tempat siswa dan siswi mengisi perut mereka yang keroncongan, kantin.

Bryan dan Jordan mengambil tempat yang pojok dan jarang dilalui siswa, tempat dimana Bryan menggoda Cherry.

"Bray, semalem kenapa mendadak disuruh Daddy lo pulang?" Tanya Jordan penasaran sambil menggulung mi goreng dengan garpu-nya.

"Gue ketahuan pake duit sebanyak seratus tujuh puluh juta, dia marah." Jawab Bryan dengan enteng dan datar sambil menancapkan garpu-nya ke bakso di mangkoknya.

"Trus, lo jawab apa?" Tanya Jordan penasaran sambil menyantap mi yang sudah tergulung sempurna di garpu-nya.

"Gue marah balik." Jawab Bryan sambil melengkungkan bibirnya angkuh dan menyantap bakso-nya.

"Wah.. gila lo! Anak nggak tau diuntung lo! Udah kaya, punya keluarga baik tapi bukan kandung, kalo mau pake duit tinggal tarik di atm, punya kembaran yang cakep, punya dua emak, punya bapak kaya dan ganteng, kurang apa lagi hidup lo? Mau kurang ajar sama bapak lo? Sableng lo!" Kata Jordan yang menyebut poin-poin itu dengan jari-jarinya seperti menghitung matematika.

Bryan terkekeh geli mendengar pendapat Jordan lalu menoyor kepalanya, "gue marah, tapi berujung baik," katanya.

"Berujung baik apaan?" Tanya Jordan heran.

"Daddy gue ceritakan semuanya. SE MU A." Jawab Bryan sambil menekan tiga suku kata di akhir kalimatnya.

"Gila nih anak. Ngerayu pake apa lo? Jampi-jampi?" Elak Jordan tak percaya dengan pernyataan Bryan.

Tiba-tiba, semua penghuni kantin heboh seperti ada Barongsai dan topeng monyet yang lewat. Semua penghuni kantin, termasuk penjual-penjual kantin juga heboh melihat sesuatu yang seperti tidak pernah mereka lihat.

"Ada apaan tuh? Heboh banget." Tanya Bryan sambil mencolek lengan Jordan.

TO BE CONTINUED...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAI GUYS!
Pantengin terus cerita gue!
JANGAN LUPA VOMENT
JANGAN JADI READER GHOST
Love♥

My Lost BerryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang