"Aku tidak bisa meninggalkan dia, tapi aku juga tidak sanggup melepaskanmu. Katakan, apa yang harus aku lakukan?"
***
Sepulang sekolah, Allen tak langsung pulang karena ia sudah lebih dulu ditahan oleh Cherry. Gadis itu bersikeras ingin tinggal di sekolah agak lama karena malas pulang ke rumah. Dan, Allen hanya bisa diam menurut, mencoba tidak menghiraukan tatapan penasaran dari siswa lain yang berlalu lalang.
"Kamu sakit gigi ya? Dari tadi diem mulu, berasa ngomong sama tembok tahu, nggak?" Ujar Cherry sambil memberengut dan menyidekapkan tangannya di depan dada.
Kali ini mereka berada di pinggir lapangan di bawah pohon besar dengan bangku yang menjadi tempat duduknya.
Allen menoleh datar tanpa ekspresi. Entah kenapa moodnya hari ini benar-benar buruk, ditambah sikap manja dari Cherry benar-benar membuatnya muak.
Allen kembali menatap hamparan lapangan. Pikirannya tiba-tiba terfokus pada kejadian di waktu jam istirahat tadi dengan Allea. Ada rasa tak rela melepaskan Allea begitu saja. Mau bagaimanapun juga, Allen mulai merasa nyaman dengan gadis itu.
Tiba-tiba matanya menangkap sosok yang baru saja dipikirkannya. Ia berjalan berdua dengan gadis yang Allen kenal sebagai sahabat gadis itu, Afifa. Kemudian tubuhnya tanpa dikoordinir bergerak bangkit, membuat Cherry terkejut.
"Kenapa, Len?"
Allen hanya menatap sebentar Cherry dan menghempaskan begitu saja tangan gadis itu.
"Gue ada perlu bentar. Lo bisa, kan pulang sendiri?"
Dengan hampa Cherry membiarkan begitu saja Allen pergi. Bahkan laki-laki itu sudah merubah kota kata di antara keduanya menjadi lo – gue.
Senyum miring terbit dari bibir tipis Cherry. Ia menggumam lirih, "Lo berubah, Len."
***
Allea baru saja menyelesaikan sketsa gambarnya ketika jam pulang sekolah sudah beberapa menit lalu berbunyi. Ia bangkit dan merapikan alat tulisnya yang masih berceceran di meja.
Ia menolehkan kepalanya ke bangku di sebelah. "Lah, lo belum pulang?"
Di sana Afifa menatap gahar Allea, seakan gadis itu adalah mangsa yang siap kapan saja ia terkam. "Iye. Gue nungguin lo, bego. Lo nya ngegambar mulu, nyuekin gue gitu aja. Sakit hati dedek, bang."
Lea memutar kedua bola matanya malas. "Lebay lo. Udah yuk, pulang."
Mereka berjalan keluar kelas menuju gerbang sekolah untuk mencari tumpangan yang akan mengantar mereka pulang.
"Mario nggak nganter pulang?" Tanya Afifa sambil celingak-celinguk di koridor menuju gerbang.
"Dia ada les."
"Eh bujubuneng. Sejak kapan curut itu les? Ish, ish, nggak percaya gue."
"Yeee, gitu-gitu dia abang gue," bela Allea sambil terus berjalan dan menatap lurus ke depan.
Afifa dengan kesal menyenggol bahu sahabatnya sehingga membuat sang empunya mengaduh bahkan memelototinya.
"Mau dari manapun juga kalian nggak ada hubungan darah, kelless."
Saat mereka masih meneruskan jalan menuju gerbang, Afifa tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Eh, tapi, ya, mungkin nggak sih kalian berdua jatuh cinta, gitu?"
Pertanyaan itu terdengar konyol di telinga Allea. Gadis itu bahkan tidak pernah terbesit untuk jatuh cinta dengan Mario sekalipun saat dirinya belum mengetahui bahwa Mario adalah abangnya.
"Ngaco, lo!" Dengan acuh Allea meneruskan jalannya meninggalkan Afifa di belakang.
"Eh, tempe. Gue ditinggal. Anjay."
Beberapa langkah di belakang mereka, Allen diam-diam mendengarkan. Ia baru tahu kalau sebenarnya Allea dan Mario sama sekali tak memiliki hubungan darah. Ia pikir mereka masih satu darah dari Ayah mereka.
Sekelebat pikiran masuk di kepalanya. Memikirkan mereka tinggal satu atap tanpa hubungan darah memang sangat memungkinkan salah satu di antara keduanya jatuh cinta. Dan semakin pikiran itu menyerbu kepalanya, tangan Allen mengepal erat.
***
Yehoooo.. lama tak jumpa setelah cuti lebaran *gayanyakekorangsibuk
Gue tahu ini telat, tapi lebih baik gitu daripada tidak sama sekali wkwkwk
Minal aidin walfaidzin gaisss... maapin gue yang punya salah sama kalian, yg udah buat kalian kesel sama cerita ini atau apapun itu.. sebenarnya gue nggak pandai merangkai kata-kata maaf -,- tapi intinya gue minta maaf sebesar-besarnya sama kalian..
Dan maaf lagi apdetan pertama setelah lebaran musti pendek 😝 karna ya emang segitu..
Okey jangan lupa votmen dan krisarnya ya gaiiss..
Loplop 😍Love,
Erisya 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEA √
Novela Juvenil[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] Allea sayang Allen. Tapi Allen hanya menganggap Allea sebagai mainan. Allea cinta Allen. Tapi Allen membuat Allea menangis hampir setiap hari. Allea rindu Allen. Tapi Allen mencampakkan Allea begitu saja. Tentang Alle...