Sekarang aku dan teman lainnya sedang berada dilapangan. Kami semua sedang menunggu hasil dari latihan kami selama ini.Aku rasa ini cukup menegangkan. Sembari menunggu kakak pembina aku edarkan seluruh pandanganku, yang kulihat tidak ada orang mungkin saja semua telah masuk kedalam kelas.
Pandanganku jatuh kepada seorang yang berlari tergesa-tergesa, kutajamkan pandanganku. Rupanya dia salah satu kakak pembinaku. Dia berlari dengan membawa selembar kertas yang mungkin itu adalah hasil seleksi dari kami semua.
Saat dia telah berada dihadapan kami semua dia langsung menegakkan tubuhnya dan langsung memberikan aba-aba kepada kami semua.
Saat semuanya telah siap menurut kakak pembina yang kulihat dari pengamatanku dia langsung membuka kertas di awali dengan salam, selanjutnya kakak pembina memberikan arahan kepada kami semua untuk ikhlas bila kami tidak terpilih.
Aku merasa ini seperti ajang pemilihan dangdut Indonesia, jadi kutahan tawaku ketika mendengarkan arahan dari kakak pembina.
Selesai arahan, kakak pembina akan membacakan siapa saja yang terpilih. Aku mendengarkannya menyiapkan mental supaya tidak nerveous.
Pemilihan dalam acara ini ada 5 orang dan telah dibacakan sebanyak 3 orang dan selama itu belum ada namaku yang disebutkan, sampai nomor empat pun belum ada kupasrahkan diriku dengan semua ini.
Saat pembacaan nama yang terakhir kurasakan gugup yang menjalar berharap namakulah yang terpanggil. Pada khirnya doaku terkabul juga, namaku dipanggil menjadi peserta yang terakhir terpilih.
Kupanjatkan doa didalam hati. Tanpa menunggu lama-lama kami semua yang terpanggil tadi diharapkan maju kedepan disamping kakak pembina yang membaca tadi.
Tak henti-hentinya aku tersenyum memamerkan keberhasilanku kepada semua orang yang berada dilapangan.
Intruksi selanjutnya membuat senyumku pudar dari wajah luguku, kenyataannya masih panjang perjalanan yang harus aku lalui dimulai latihan tiga kali seminggu yang menguras sebagian tenagaku.
Kufikirkan lagi inilah tujuanku mengikuti pramuka ini. Kumantapkan lagi tekadku untuk melanjutkan perjalanan ini.
****
Ini adalah hari pertama aku latihan Pramuka, aku yang tak tahu apa hanya menginyakan perkataan bapak kepala sekolah. Kendaraan yang akan kami gunakan hanya tiga sepeda motor yang salah satunya milik bapak kepala sekolah sekalian mengamati kami berlatih.
Untung saja aku berboncengan dengan teman cewekku yang merupakan teman sekelasku waktu kelas satu.
Karena terlalu lama menunda waktu kami semua terlambat datang ketempat tujuan, akhirnya kami semua ngebut-ngebutan. Diperjalanan kejadian tak terdugapun terjadi, ban sepeda motorku tertusuk paku jalan sehingga melambat perjalanan kami.
Yang paling menggenaskan aku tidak membawa uang lebih, terpaksa aku meminjamkan uang kepada mereka. Untung teman pramukaku baik hati mau meminjamkan uangnya untuk perbaikan ban motorku.
Setelah menunggu sekian lamanya, akhirnya ban motorku selesai juga. Kami melanjutkan perjalanan kami yang tertunda. Rupanya bapak sekolah kami telah menunggu kami dibelokkan tempat yang kami tuju.
Aku sedikit terkejut kalau aku akan latihan pramuka di Man Palangki, pasalnya aku tidak tahu akan dimana latihannya.
Motor yang kutumpangi mengikuti motor bapak kepala sekolah yang berada didepan. Sesampainya di Man Palangki motor yang aku kendarai terpakir sempurna di tempat pakir. Sesuai dengan perkiraanku kami semua terlambat dihari pertama latihan pramuka.
Tanpa pikir panjang kami semua berjalan cepat dengan sedikit tergesa kelapangan yang tadi diberitahu oleh bapak sekolah. Yang kulihat semua orang sudah berada dilapangan sedang mendengar yang mungkin pelatih kami selama berada di sini.
****
Dont forget vote and comment💞💞
![](https://img.wattpad.com/cover/98153655-288-k909619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramuka ✔
Короткий рассказAssalamualaikum wr wb. Hai guys, ini merupakan cerita pertama aku jadi maklum aja bila ada typo yang bertebaran. Jangan lupa vote dan comment. Berawal ketidaktahuan menjadi sesuatu yang terduga. Bermula dari sebuah organisasi yang menyatukan sekelom...