Ketujuh

380 19 0
                                    

   Hari ini adalah latihan keduaku diminggu kedua. Minggu pertama aku belum cukup kenal dengan teman pramukaku tapi untuk sekarang aku sudah cukup kenal semuanya dari kakak penegak sampai kepelatihnya pun aku ingat.

   Kami anggota penggalang sudah kusebutkan berjumlah 16 orang yang ikut latihan cuma 15 orang. Aku, Rara, Rafi, Dayat, Rangga, Tifa, Gina, Aulia, Wiwin, Indri, Haris, Arifin, Hafiz, Wahyu.

   Kami semua adalah anggota penggalang. Kami dulu tak saling kenal tak pernah tahu tak pernah bertemu kini dipertemukan dalam suatu organisasi yang bernama pramuka.

   Mungkin saat kami semua berpisah kami tidak akan melupakan cerita semasa pramuka ini.

  Latihan masih dilanjutkan terutama pbb dan ditambah dengan latihan scouting skill. Ini yang membuatku mau ikut pramuka ini, karena latihan seperti ini.

****

  Selama latihan banyak yang terbayangkan oleh ku mulai dari sedang apa teman kelasku dikelas, belajar apa sekarang udah istirahat atau udah pulang duluan.

   Terlalu lama melamun sampai aku lupa sekarang waktunya sholat dan istirahat.

  "Perhatian adik-adik kakak semuanya, kalian semua waktunya istirahat sekalian dengan sholat, tapi ingat setelah waktu istirahat habis kalian semua harap kumpul kembali. "

   Penjelasan kakak pembina yang sekian kalinya, banyak yang mengeluh karena waktu istirahatnya yang sebentar.

   "Zi barengan yuk kemasjidnya, malas aku sendiri"ajak Rara yang telah berada disampingku

   Ku iyakan ajakan Rara kebetulan juga di malas duduk sendiri. Langkah kakiku yang kecil menelusuri setiap sudut sekolah, banyak yang terlihat olehku mulai dari siswanya, guru, kelas,kantin dan masih banyak lagi.

    Tiba didepan masjid kubuka sepatu dengan kecepatan kilat langsung menuju ke wc yang untuknya hanya berisi aku dan Rara. Secepat mungkin aku mengambil air wudhu segera ku masuk kedalam masjid.

    Hari ini aku membawa mukenah bisa langsung mengerjakan sholat. Kulakukan dengan sekhusyuk mungkin sambil menghilangkan pikiran lainnya.

    Rara rupanya sudah selesai duluan melaksanakan sholatnya, sambil menungguku Rara melipat mukenahnya dan memperbaiki tatanan jilbabnya.

   Begitu pula denganku, kulakukan apa yang sama dilakukan oleh Rara secepat mungkin, sepertinya waktu untuk istirahat kami akan segera selesai.

    Dengan cepat kupasangkan kembali sepatuku dalam hal ini aku mengalami sedikit kesulitan karena aku tidak terbiasa memakai sepatu secara cepat.  Disampingku Rara juga melakukan hal sama tapi Rara tidak mengalami kesulitan sepertiku.

     Selesai dengan urusan sepatu kami segera berlari menuju lapangan, disana sudah berdiri kakak pembinaku dan juga teman-temanku.

     "Semua sudah berkumpul??"tanya seorang kakak pembina.

    "Siap sudah" jawab kami dengan bersemangat.

    "Baik kita akan melakukannya seperti latihan tadi siang, semua mengikuti apa yang kakak perintahkan. Semua mengerti!!"tanya kakak pembina dengan suara tegasnya.

    "Siap mengerti."jawab kami dengan bersemangat.

Latihan dilakukan seperti latihan sebelumnya ditambah dengan latihan hari ini. Kami melakukannya dengan sedikit tenaga, tenaga kami terkuras habis latihan lama kelamaan semakin berat.

Yang kutahu latihan seperti ini dilakukan tiga minggu dengan jadwal seperti biasa ditambah lagi akan ada latihan tambahan dihari yang tidak ditentukan.

Sekarang kami baru istirahat setelah latihan, baru beberapa menit kami semua duduk aba-aba dari kakak pembina terdengar lagi.

"Hitungan ketiga semua diharap berkumpul kembali!!" Suara tegas kakak pembina membuat kami berdiri dengan sempoyongan.

"SATU!!"

"DUA!!"

"TIGA!!"

Sesuai dengan berakhirnya hitungan kakak pembina kami semua sudah berbaris dengan rapi.

"Capek semua"

"siap tidak!"

"Kakak tahu kalian capek tahu barusan kalian bilang tidak capek berdiri aja terus sampai kakak selesai bicara."terdengar sedikit nada ejekan dari kakak pembina.

Aku sedikit menyesal ikut-ikutan bilang tidak capek. Kami semua harus menanggung semua derita.

"Hari ini kita akhiri latihan sampai sini, besok seperti biasanya latihan dengan waktu yang sama dan tidak ada boleh yang telat."

Mendengar kata telat sepertinya menyindir perwakilan dari sekolahku.

"Tapi sebelum pulang ada yang mau memberikan suatu penampilan sambil menunggu kakak-kakak kalian siap latihan" tanya kakak pembina kepada kami

"Tapi sebelum itu sebaiknya kalian semua duduk, pada sok-sok an semua nggak pada capek" tanpa diperintahkan dua kalipun kami semua duduk

Disebelahku ada Tifa dari sekolah lain, dia mengajak berbicara sambil berbisik takutnya nanti ketahuan oleh kakak pembina didepan.

Banyak hal yang dia tanyakan, yang kujawab sebisa mungkin yang kutahu saja kujawab. Tanpa sadar sudah berdiri temanku didepan yang kutahui dia satu sekolah dengan Tifa dan kalau nggak salah namanya Harris.

Dia sedikit mencolok daripada yang lain. Badannya yang sedikit berisi menambah kesan lucunya.

Aku tertawa dengan yang dilakukan dengan Harris, dia melakukan semua aba-aba yang diperintahkan kakak pembina dengan lucu.

Dia seperti anak tk saat bergoyang didepan, dengan badan seperti itu ditambah dengan goyangan siapa saja yang melihatnya pun tidak tahan untuk tertawa

"Baik cukup sampai disini, kamu boleh duduk"

Dengan lesu Harris kembali ketempat duduknya.Aku yang melihatnya sedikit kasian denganya, keringat mengalir deras diseluruh tubunya sehingga membasahi tubuh gempalnya.

"Sebelum pulang kita berdoa dulu semoga hari ini diberkahi oleh Allah." tutur kakak pembina

Kami semua dengan patuh berdoa. Selesai berdoa kami semua berdiri untuk bersalam pulang.

Harris masih saja digoda kakak pembina, tampaknya Harris sudah kelelahan. Selesai berpamitan kami semua menuju tempat parkir.

Setibanya ditempat parkir kami semua berpamitan sambil melambaikan tangan. Hari ini seperti biasa aku pulang dengan Rara, teman cowok ku semuanya sudah pulang.

Hari ini sangat melelahkan mungkin besok lebih melelahkan lagi.

****
Dont forget vote and comment

 

Pramuka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang