sembilan belas

97 11 4
                                    

"Aduh hujan Kak."

"Iya gue tau." sahut mayang berteriak. Bukan karena apa, melainkan hujan tiba-tiba turun dengan deras yang membuat gadis itu harus berkomunikasi dengan demi yang berada di depannya secara teriak. "Mana gue laper lagi." ucap mayang lagi yang kurang terdengar jelas oleh demi.

"Apa? Lo baper? Kenapa mesti baper? Gue kan gak gombalin lo Kak."

Mayang memutar bola mata jengah. "Gue laper bukan baper!" bentak mayang. Namun bagi pendengaran demi itu hanya terdengar seperti seruan biasa.

"Yaudah, kita cari makan aja sambil nunggu hujan reda." tanpa menunggu sahutan mayang, pria itu langsung melajukan motornya dengan kecepatan cepat yang membuat mayang harus lebih erat berpegangan pada bomber jacket army-nya.

Hingga tak butuh waktu lama, motor ninja hitam milik demi telah masuk ke dalam area parkir sebuah rumah Makan.

"Aduh basah banget lagi baju gue." lirih mayang turun dari motor sembari memeras bajunya yang terasa berat.

"Mau yang outdoor apa indoor?" tanya demi mempertanyakan tempat mereka duduk untuk makan.

"Yang di luar aja deh, yang gak banyak orang." sahut mayang masih memfokuskan memeras seragamnya yang kini beralih pada rok abunya.

Seolah mengerti demi pun menarik pergelangan tangan dan berjalan mendekati meja yang berada di luar rumah makan. Hingga setelah mereka duduk saling berdampingan, seorang pelayan pun datang menyambut ramah sembari menyodorkan menu makanan yang di siapkan.

"Ramen aja dua porsi sama teh hangat nya juga." pesan demi yang di angguk mengerti oleh pelayan sebelum pelayan tersebut berjalan menuju dapur.

"Duh, gue lupa." pekik mayang menepuk jidatnya yang lebar.

"Lupa apa?" tanya demi yang telihat kaget. Apalagi melihat mayang yang benar-benar seperti orang mendapat masalah.

"Gue cuma punya satu sepatu, dan sekarang sepatu gue basah. Gimana dong?" mayang begitu khawatir dengan nasibnya yang tidak beruntung saat ini.

"Masa iya lo cuma punya satu sepatu sih?" tanya demi tidak percaya.

"Serius. gue bukan cewek yang demen belanja, gue beli ya kalo gak punya aja." sahut mayang yang kini melepas sepatu basahnya itu di kakinya.

"Yaudah gue kasih pinjam deh besok, gue punya baru soalnya."

"Eh enggak usah, gue bisa pinjam sama kak naz aja. Lagian sepatu lo kan baru, lo pasti belum pake." tolak mayang.

"Eng-enggak baru kok. Maksud gue, eng-baru di cuci." kata demi berbohong. Jelas saja, karena sepatu yang ingin di pinjamkan pada mayang itu memang masih baru. yang baru ia beli dua hari kebelakang, dan jelas belum ia pakai sama sekali. Tapi demi mayang ia tidak merasa ragu untuk meminjamkannya bahkan walaupun mayang sampai memintanya.

"Oh baru di cuci." sahut mayang mangut-mangut percaya. "Oke deh. Besok gue pinjam ya soalnya gue beneran gak punya dua."

"Iya." angguk demi mengiyakan.

Mayang hanya tersenyum mendengar persetujuan dari demi. Kini matanya pun ia alihkan kembali pada kakinya yang terselimuti kaos kaki basah. "Kok bau banget ya." lirihnya pada dirinya sendiri. Yang jelas tidak terdengar oleh telinga siapapun terutama telinga demi yang keberadaannya ada di sampingnya.

Kepalanya pun ia tundukan dengan kaki yang terangkat. hingga disanalah hidungnya di pertemukan dengan kaki yang di selimuti kaos kaki basah yang jelas sangat terasa bau jika tercium. ia terkekeh setelah mengetahui bahwa kaos kakinya itulah yang bau.

"Demi."

Demi menoleh ketika mayang memanggilnya. "Apa Kak?" tanyanya begitu penasaran.

"Cium deh kaki gue, bau nya aneh lho. Tapi bukan bau kaki." titah mayang menyodorkan sebelah kakinya ke depan wajah demi.

"Idih maksud lo apaan kak?" sahut demi memundurkan kepalanya agar kaki mayang tak dekat-dekat dengan wajahnya.

"Cium, baunya kaya permen karet. Harum gitu lah." timpal mayang tersenyum penuh harap. Demi yang percaya begitu saja pun mencondongkan wajahnya dekat pada kaki mayang yang terangkat. Hingga terjadilah dimana hidungnya berciuman dengan kaos kaki mayang yang sudah jelas baunya seperti apa.

"Arghhh." teriak demi memekik setelah mengetahui bau di balik kaos kaki mayang. "bau banget sih. lo jorok banget Kak ayo deh kita pacaran."

Mayang yang melihat ekspresi demi seolah frustasi hanya terbahak-bahak sambil memukuli punggung demi dengan puas. "Hahaha apaan sih lo gak nyambung ngajak pacaran."

Demi mendesis keras melihatnya, matanya menatap sebal ke arah mayang yang masih tertawa terpingkal-pingkal. Untung saja suasana rumah makan saat ini begitu sepi, yang membuat mayang lebih berkuasa tertawa tanpa merasa terganggu oleh ocehan apapun.

"lo jorok banget sih Kak, udah berapa tahun tuh kaos kaki gak di cuci."

"Baru seminggu." jawab mayang polos. Yang membuat demi pun hanya pasrah menerima hatinya yang bisa suka pada gadis macam mayang.

B a p e r ?

iya tau kok sedikit hehe
Sengaja gak mau banyak-banyak.
adegan mayang yang nyodorin kakinya ke demi juga pasti kalian yang sejeong lover udah gak asing kan sama tuh adegan.
gue remake dari sana sih
Apaan ya remake gaya banget haha
Tapi intinya masih kaya terinspirasi gitu
Yang penasaran tonton nih

Soalnya sejeong kocak banget di ini snl wadaw gue liatnya

Baper? #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang