Prolog

681 42 12
                                    


Bugghhhh

Sontak seluruh mata para pemain basket menoleh tepat ke arah suara, seorang gadis dengan rambut berponi yang di kuncir dua tengah meringis kesakitan saat bola basket dengan kerasnya mendarat tepat pada puncak kepalanya.

Sedangkan si pelaku, yang tak lain adalah pemain basket itu hanya memandang bersalah ke arah si cewek. Ia tidak tahu bagaimana nasibnya nanti karena sudah membuat anak orang kesakitan.

"Sakit banger anjir." lirih gadis itu mengelus-elus kepalanya yang menjadi sasaran tersebut. Hingga tak lama dari itu dia menoleh ke arah sekumpulan anak cowok yang masih berdiri mematung memandangnya tanpa reaksi apapun. Gadis itu meyakini dalam hati, bahwa di antara merekalah salah satunya yang telah membuat dia kesakitan.

"LU PADA KALO GAK BISA MAIN BASKET TIDUR AJA SANA! SOK SOK-AN JAGO KALO NYATANYA LEMPAR BOLA JUGA PADA GAK BECUS!" teriak gadis itu begitu keras, bahkan effect-nya sampai seluruh pandangan murid yang tak jauh dari lapangan mengalih pada keberadaanya.

Di pandangi banyak mata, tak membuat gadis itu malu sedikitpun. Rasa kesalnya sudah melumuti kemaluanya hingga ia menghiraukan pandangan macam-macam ke arahnya, ia tahu pasti akan ada banyak yang mengatakan bahwa dirinya terlalu berlebihan. Tapi ia tidak peduli sama sekali, ia hanya ingin ada seseorang di antara pemain basket itu yang meminta maaf padanya.

"Jadi siapa yang lempar nih bola?" tanya gadis itu bergerak mengambil bola yang sudah membentur kepalanya.

Si pelaku yang masih terdiam itu kini di pandangi banyak mata oleh teman-teman pemain basket lainnya, ia menelan saliva-nya kuat-kuat. Entah mengapa, melihat reaksi galak dari gadis itu membuat dia malas untuk berurusan lebih lama dengannya. Hingga kini, ia pun berjalan menghampiri gadis tersebut-berniat untuk mengatakan permintaan maaf sebelum masalahnya malah semakin memanjang.

"Gue yang lempar." kata pria itu setenang mungkin ketika dirinya sudah berhadapan dengan si gadis. Walaupun sedikit gugup, namun ia berusaha menghilangkan kegugupanya. Apalagi ia sadar dengan paras tampan yang ia miliki, dengan begitu sudah pasti gadis itu akan langsung meleleh hanya dengan melihat ketampanan-nya itu.

"Oh jadi lo ya." ujar gadis itu tersenyum kecut, melihat reaksi seperti itu sontak membuat si pria berpikir keras. Apa ketampananya kurang sampai-sampai gadis di hadapanya ini begitu bereaksi biasa saja tidak seperti reaksi gadis lain yang sampai selalu di buat kejang-kejang olehnya. Padahal jika di lihat-lihat, tampang yang di miliki gadis itu akan banyak ia temui di jalanan. Lalu kenapa ia begitu angkuh? Pikir pria tersebut.

"Lo gak mau ngomong yang lain?." kata gadis itu lagi. Sedangkan si pria hanya di buat cengo mendengarnya. "Lo udah salah, lo harusnya minta maaf!" tambah gadis itu, namun kini sedikit meninggikan kembali suaranya.

Pandangan dari orang-orang yang masih stay di dekat lapangan, tak lupus dari interaksi di antara keduanya. Begitu pula dengan teman si pria atau lebih tepatnya sederet pemain basket itu hanya terdiam menunggu kelanjutan dari mereka berdua. Beberapa mendesis kesal, karena lamanya menunggu bola kembali datang. Namun ada juga yang melirih kesenangan melihat seorang temannya-demi aditya pratama, yang terlihat di acuhkan oleh seorang gadis walaupun dirinya sudah pamer ketampananya yang tak bisa di pungkirinya itu.

Demi, si pria yang kini berhadapan dengan gadis itu mendengus kesal ketika mendengar si gadis yang menunggu permintaan maafnya, ia pun memutar bola malas kemudian menjawab."maaf."

Bugghhhh

Dengan tanpa di duga, setelah demi mengatakan permintaan maafnya ia malah mengalami lemparan bola dari si gadis yang mendarat tepat pada wajah yang selalu di pujanya itu. Ia benar-benar tak menyangka sama sekali, bahkan ketika tubuhnya terjatuh ke atas tembok lapangan. Gadis itu hanya memandangnya dengan datar sedatarnya. Matanya yang sedikit buram, tetap bisa melihat jelas ke arah si gadis yang kini mulai melangkah meninggalkan dirinya yang masih terduduk dengan ekpresi wajah cengonya. Entah kenapa, debaran jantung di dalam dirinya begitu memuncak setelah ia mendapat lemparan bola dari si gadis yang bahkan telah meremehkan ketampananya tadi. Bukan rasa sakit yang ia rasakan, namun justru rasa penasaran dan rasa yang aneh lah yang kini terdampar di dalam hatinya. Hingga tak lama dari itu, datanglah teman-temanya yang juga sama kagetnya melihat reaksi aneh dari demi yang malah tak melawan saat gadis itu melemparkanya bola bahkan setelah demi mengatakan permintaan maaf.

"Dem, lo gapapa-kan?" tanya salah satu temannya.

Namun, demi tidak merespon sama sekali, matanya malah terus memandang punggung si gadis yang kini sudah melangkah masuk ke dalam sebuah kelas.

"Gue kenapa sebenarnya? dan cewek itu, kenapa bikin perasaan gue aneh." batin demi.

B a p e r ?

Mayang Sarasvati

Demi Aditya Pratama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demi Aditya Pratama

Oke di atas cast nya mayang sama dimi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke di atas cast nya mayang sama dimi.
Buat cast yg lain entar aku kabarin lagi.

Baper? #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang