tujuh belas

101 10 6
                                    

Promo nih gue, dengerin single barunya cogan yuk

B a p e r ?

"Balik bareng gue lagi gak?" tanya demi kepada jordy ketika mereka baru selesai mengganti pakaian oblongnya.

Latihan basket memang sudah selesai beberapa menit yang lalu, dan ini adalah latihan pertamakalinya bagi demi maupun jordy yang terhitung cepat. Biasanya mereka akan di suruh pulang jika sudah pukul empat sore. namun saat ini walaupun jarum jam baru menunjukan pukul tiga. Adam levian, kelas XI ips 4 yang menjabat sebagai ketua tim basket sudah berseru bahwa latihan hari ini Selesai sampai disini karena tiba-tiba saja hujan turun. Dan lagi lapangan yang mereka pakai kali ini outdoor. Jadi terpaksa latihan pun di berhentikan.

"Enggak deh, hujan. Gue mau nebeng sama edra aja. Dia kan pakai mobil." sahut jordy di barengi dengan kekehan kecilnya.

"Kampret lo! Lo datang pas butuhnya doang ya, nyesel gue jemput lo tadi pagi." timpal demi yang berlaga seakan ingin memukul temannya itu.

"Hidupkan emang gitu?" ucap jordy sembari melebarkan matanya yang sipit, yang hanya di balas demi dengan desisan geli. "udah ya, gue duluan Tem." ucapnya lagi yang langsung berlalu pergi tanpa menunggu sahutan demi yang pastinya akan marah telah di panggil dengan sebutan seperti itu.

"Sialan tuh anak, awas aja ya kalau butuh gak akan gue bantuin." cibir demi memandangi kesal punggung jordy yang kini sudah menghilang karena telah masuk ke dalam sebuah mobil jazz putih yang sudah pasti milik edra, kelas X ips 1 yang juga menjadi salah satu anggota tim basket.

Dengan jalan cepatnya, demi berlari menerobos hujan yang kini sudah lebih menurun di banding tadi. Kakinya ia langkahkan menuju motor hitamnya yang berdiri sendiri di tengah lapangan parkir. Dengan gerakan cepat ia langsung menaiki motornya tersebut setelah helmet di kepalanya sudah terpasang aman. Detik selanjutnya pun motornya langsung melaju dengan cepatnya.

Setelah keluar dari gerbang sekolah, mata elang milik demi di pertemukan dengan sosok gadis yang sudah tak asing lagi baginya. Dia adalah gadis yang setiap hari bertemu dengannya di sekolah maupun di kelas.

"Kenapa belum pulang?" tanya demi setelah menghela motornya tepat di depan gadis yang tengah berdiri cemas di persimpangan depan sekolah.

"Demi." sahut gadis itu gugup. Ini pertamakali baginya mendapati pertanyaan yang biasa dari demi namun terdengar manis baginya.

"Gue tanya kenapa belum pulang Ver?" timpal demi mengulangi lagi pertanyaan sebelumnya kepada vera.

Yup, gadis yang tengah berdiri di samping demi ini memang vera. Dia adalah gadis yang pernah di ceritakan sebelumnya. Teman sekelas demi yang cantik dan juga menyukai demi dari awal masuk sekolah.

"Gue lagi nunggu papah jemput." jawab vera yang berusaha tidak terlihat gugup. Karena jujur saja, detak jantungnya saat ini begitu terasa cepat ketika dirinya berbicara dengan demi. Wajar saja, walaupun mereka satu kelas tapi tidak pernah ada obrolan sedikitpun di antara keduanya. Hanya interaksi tak sengaja lah yang vera alami bersama demi. Seperti tidak sengaja saling memandang walaupun terhitung satu detik saja.

Karena bagi vera sendiri, walaupun dia di kenal dan di sukai banyak pria di sekolahnya. Dia tetap gadis pemalu yang tidak akan berani memulai obrolan pada pria yang tidak dekat dengannya. apalagi pria itu adalah demi aditya pratama. Pria yang jelas-jelas sangat ia sukai itu.

Baper? #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang