dua puluh satu

76 11 0
                                    

"Buat lo."

Demi terdiam tak menyahut. Ia masih bingung dengan kedatangan vera yang tiba-tiba dan langsung memberikan tupperware yang sudah pasti berisi bekal miliknya.

"Ini buat lo, sama sandwich kok. Gue bawa banyak dan lo bisa bagi sama jordy juga." ulang vera.

Dengan ragu-ragu demi pun mengambil wadah tersebut dari tangan vera. Ia sedikit heran dengan sikap vera yang jadi berani seperti ini. Padahal kemarin gadis itu begitu pemalu dan terus mengalihkan wajahnya ketika demi memandangnya terang-terangan.

"Makasih ya." sahut demi setelah membuka tutup tupperware yang memperlihatkan matanya dengan lima buah sandwich yang masih utuh.

Sebenarnya perutnya sudah kenyang. Namun ia enggan untuk menolaknya, ia takut jika vera merasa sakit hati karena niat baiknya itu di tolak.

"Gue mau dong Dem. Vera juga kan bilang bisa di bagi juga sama gue." kata jordy yang secepat mungkin langsung membawa satu sandwich dan memakannya dengan lahap.

Demi mendelik sebal dengan sikap temannya yang seenaknya padahal ia belum mengiyakan.

"Btw, lo sendiri udah makan belum?" tanya demi yang kini lebih membiarkan matanya mendongak ke arah vera yang masih berdiri di hadapannya.

"Udah kok. Tadi pas gue makan, gue lihat lo lahap banget makan sandwich nya jadi gue pikir gue kasih buat lo aja." jelas vera dengan senyumannya yang semakin menambah kadar kecantikan yang ia miliki. Mungkin pria lain bisa saja langsung jatuh hati melihatnya, namun tidak bagi demi. Menurutnya senyuman mayang lah yang paling terbaik dari yang terbaik.

"Yaudah gue ke depan lagi ya." pamitnya yang bernit pergi. Namun belum sempat melangkah demi sudah mengelurkan suaranya yang membuat vera pun menghentikan langkahannya tersebut.

"Duduk aja kali, si Dion lagi gak masuk kok. Lo bisa duduk di kursinya." Demi menunjuk bangku dion yang kosong di depannya. Ia pikir, selain hanya menerima pemberian bekal dari vera tidak salahnya jika ia mengajaknya berbincang-bincang biasa selayaknya teman kelas.

"Emang boleh?" tanya vera.

"Boleh lah kenapa enggak." sahut demi yang langsung di angguk pelan oleh vera. Gadis itu pun langsung duduk pada kursi yang di tunjuk oleh demi sebelumnya.

"Jor, lo mending beli minum gih." suruh demi yang membuat jordy langsung memasang wajah datar. Ia baru saja berniat untuk mengambil satu sandwich lagi. Tapi demi malah menyuruhnya seenaknya.

"Lo nyuruh gue?"

"Iya cepetan!" demi mengeluarkan uang puluhan ribu dari saku baju nya yang kemudian di terima paksa oleh jordy. "yang dingin kalo bisa."

"Iya-iya." angguk jordy menurut. Ya walaupun demi terkadang menyebalkan. namun entah kenapa ia tidak bisa untuk menolak permintaan demi. Mungkin karena demi sering berbuat baik kepadanya jadi tidak salah kan jika ia membalas kebaikannya.

Tetapi sebelum jordy benar-benar pergi. Dia membisik lebih dahulu pada kuping temannya itu yang membuat demi langsung mendelik tajam.

"Kampret lo!"

"Apa salahnya? Gue cuma bilang fakta kok. Lo konsisten dong jadi cowok." kekeh jordy geli melihat reaksi menyeramkan dari demi sebelum akhirnya dia benar-benar pergi untuk membeli minuman yang demi pesan.

"Kenapa?" tanya vera yang bingung melihat demi seperti kelewat kesal setelah mendengarkan bisikan jordy.

"Gak apa-apa." geleng demi. "Yaudah gue makan sandwich-nya ya." ucapnya lagi. Kemudian mulutnya benar-benar melahap roti berisi berbagai varian tersebut. Yang membuat gadis di depannya tersenyum kesenangan dengan apa yang ia lihatnya.

Makan yang lahap Dem, bisik vera yang hanya mampu ia luapkan dalam hati.

B a p e r ?

From : julianmsastra@gmail.com
Subjek : ingin cepat bertemu rasanya.

Hai mayang ^.^
Aku gak akan tanya kenapa kamu gak bales email aku yang kemarin kok.
Karena aku tau semua itu memang butuh banyak waktu.
Kamu memang belum bisa menerimaku lagi, mungkin.
Tapi tenang aja, walaupun kamu benci aku sekalipun. Hati aku tetap untuk kamu kok May.
Aku bakal tetap perjuangin apa yang harus aku perjuangkan.
Dan itu kamu.
Aku cuma mau mengingatkan.
Kalau aku lagi check in pesawat sekarang.
Lima menit lagi pesawat aku berangkat ke Jakarta.
Yup, jakarta. Tempat banyaknya kenangan indah bagi kita berdua.
Mungkin sore nanti aku baru sampe.
Kalau aku ke rumahmu malam ini, bolehkan? Aku cuma pengen kamu yang aku lihat pertamakali pas aku tiba disana.
Yaudah gitu aja dulu, kita sambung obrolan kita secara langsung May.
Bye mayang ;)

Your bestie, julian!

Lagi-lagi mayang hanya mendengus kecil setelah selesai membaca email kedua-nya dari julian. Perasaanya di penuhi berbagai varian sekarang. hatinya entah senang ataupun sedih mengetahui fakta Bahwa beberapa jam lagi julian akan tiba di jakarta.

Ya, walaupun dia sudah tau sebelumnya kalau julian akan pulang. Tapi tetap saja, ini seperti mimpi. Bahkan ia sangat ingin mengakhiri semua ini jika benar-benar mimpi. Namun sayangnya ketika tangannya bergerak mencubit paha-nya. Ia merasa sakit, dan itu membuktikan Bahwa ia tidak sedang mimpi sekarang.

Mayang menoleh ke bangku kosong sebelahnya. Mimi belum sekolah hari ini, ia tau mungkin mimi belum mau bertemu dengannya setelah kejadian kemarin. Dan ia juga tau, bahwa itu bukan karena mimi marah. Melainkan pasti gadis itu hanya ingin sendiri dulu. Dan mayang mengerti akan itu.

Namun sedikit perasaanya merasa kosong ketika tidak adanya keberadaan sahabatnya itu. Ia ingin bercerita keluh kesahnya pada mimi saat ini, ia sangat butuh rengkuhan mimi yang terasa hangat untuknya. Ia butuh mimi!

Mayang membuang nafasnya panjang. Memandang sekeliling kelasnya yang kosong karena sedang waktu istirahat. Sebelumnya, jeno sudah mengajaknya makan di kantin. Tapi ia menolak seperti biasanya. Dengan sedikit harapan Bahwa demi akan datang ke kelasnya dengan semua ocehannya yang selalu sukses membuatnya kesal dan tertawa secara bersamaan. Namun sayangnya harapanya itu tak berjalan seperti yang ia pikirkan. Sampai saat ini demi belum juga menunjukan batang hidungnya di depan mayang.

Mayang lagi-lagi mendengus. Ia memaki-maki harapanya yang aneh itu. Tidak mungkin jika ia merindukan cowok itu!

B a p e r ?

Pendek ya? Tauuu

Baper? #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang