dua puluh tiga

74 10 2
                                    

Berita kembalinya julian ke sekolah sudah langsung tersebar di telinga semua murid terutama kalangan kelas XII. Mereka berbondong-bondong pergi ke kelas julian hanya sekadar melihat ataupun berbincang singkat mengucapkan selamat datang kembali.

Bahkan kini kelas XII ipa 1. tempat dimana julian saat itu duduk disana sebelum pergi ke Amerika menjadi ramai pagi ini. Guru-guru yang sebenarnya sudah tahu akan kedatangan kembali murid kesayanganya itu pun seakan tak peduli hadir bersama sekeliling murid yang berkumpul di depan meja julian.

"Selamat datang kembali ya Julian. Kamu memang siswa yang patut menjadi panutan untuk murid lain disini, kamu sudah bikin sekolah dan kami semua senang sekaligus bangga" sambut pak hartono ramah selaku wakasek. Ia berdiri paling depan di susul guru lain di belakangnya.

Julian mengangguk tak kalah ramah. "Iya Pak, terimakasih." jawabnya tersenyum.

"Tapi kalo bapak minta kamu untuk secepatnya mewarnai kembali rambut seperti semula. Kamu gak akan nolak kan?"

"Tentu tidak Pak. Saya kan memang sudah kembali jadi murid disini. Jadi saya memang harus mengikuti aturan sekolah yang melarang bagi murid memberi warna nyentrik pada rambut. Jadi secepatnya akan saya rubah Pak." jawab julian yang merasa tidak terbebani walaupun rambut kebiruanya ini harus cepat-cepat kembali ke warna asalnya. Pasalnya ia juga memang sudah bosan mempunyai warna rambut seperti ini semenjak menjadi murid pertukaran ke Amerika sana.

Pak hartono yang mendengar permintaanya di terima baik pun mengangguk senang. Ia jadi semakin bangga dengan muridnya ini. "Yasudah kalo begitu bapak mau kembali ke ruang bapak. Semoga kamu betah disini ya." kata hartono sembari mengulurkan tanganya yang di sambut baik oleh julian.

"Baik Pak terimakasih." angguk julian setelah mengecup punggung tangan gurunya itu.

Hingga setelah itu, barulah bagi guru yang lain menyambut julian kembali dengan caranya masing-masing.

Sedangkan di kelas berbeda, mayang tengah duduk menunduk setelah mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan mimi. Gadis itu memang sudah sekolah kembali setelah dua hari yang lalu tidak masuk di karenakan sakit.

"Kenapa lo gak bilang dari awal May kalo lo udah tau julian sekolah lagi disini. Kenapa lo gak cerita sama gue?" tanya mimi mengulang kembali pertanyaan sebelumnya.

Mayang membuang nafasnya pelan. Kini barulah ia mendongak untuk membalas tatapan dalam dari mata sahabatnya. "Gue udah niat mau cerita sama lo Mi. Tapi kemarin-kemarin kan lo gak masuk sekolah." jawab mimi mengatakan yang sejujurnya. Karena jujur saja, ia memang sudah punya niat untuk menceritakan kedatangan julian ke indonesia.

Mimi mengangguk kecil seolah mengerti. Tangannya kini terangkat dan menangkup kedua bahu mayang. "Terus sekarang perasaan lo sama julian gimana? Lo gak ada niatan buat balikan lagi sama dia kan?"

Mayang terdiam. Ini pertanyaan yang sangat sulit baginya. kenapa mimi bertanya seperti itu, padahal dia sudah jelas-jelas mengetahui bahwa mayang masih belum bisa melupakan mantan pacarnya itu.

"Jawab gue May, lo gak ada niatan buat balikan lagi kan?"

Mayang melepaskan tangan mimi di kedua bahunya. Manik matanya menatap sendu pada hazel mata mimi. "Gue gak tahu." gelengnya pelan yang di sambut dengusan dari bibir mimi.

"Udah gue duga. lo pasti terima dia kan semalam?" tanya mimi yang kini terlihat kesal. Ia memang sudah mengetahui akan julian yang datang ke rumah mayang dan mengajak memperbaiki hubungan mereka berdua karena mayang yang sudah cerita sebelumnya.

Mayang menggeleng lagi-lagi. "Ya terus gimana?" pekik mimi yang mulai di buat kesal. Karena ia memang sangat tidak mengharapkan jika mayang menerima kembali julian yang sudah jelas-jelas pernah membuat dirinya menderita.

Baper? #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang