Oke sip mau fin bentar lagi :)
●●●
"Kamu jangan bikin saya khawatir."
●●●
"So, kuatin elo ya." Jennie memegang kedua bahu Jisoo dengan erat. Matanya dialih menatap makam yang ada didepannya itu.
Qian Kun.
Iya, Kun sebenernya itu kakak Tzuyu yang juga pasien rumah sakit jiwa cuma dia sembunyiin dari temen temennya. Termasuk Jisoo dan Jennie yang notabene nya itu temen deket Kun, engga tau sama sekali kalau Kun punya penyakit kelainan jiwa.
Dan kemaren abis di tonjok sama Taeyong, Kun keluar dari rumah Jennie terus dia langsung nusuk diri dia sendiri di dadanya. Langsung jatoh lah tersungkur.
Yekali terbang emang abis nusuk langsung punya sayap?
Jisoo engga bisa berkata apa apa sejak ngeliat orang yang ia cintai dari dulu udah pergi ninggalin dia duluan. Pikiran Jisoo bingung, kenapa dia bisa suka sama orang kayak Kun? Kenapa dia bisa jatuh lebih dalam lagi? Dan sudah pasti rasanya sakit banget buat keluarnya.
Yaa kayak orang sakit lah, bedanya sakit hati harus ada obatnya.
Jisoo udah engga bisa nahan diri buat ngeluarin air matanya yang udah dia pendem di matanya. Jisoo langsung balik badan natep Jennie meluk erat. Air matanya tumpah sederas derasnya.
Suasana pemakaman sangat sepi cuma ada Jisoo, Jennie, Taeyong, Wonwoo dan pamannya Kun, pak Henry.
Taeyong menatap makam Kun dengan datar begitupun dengan sebelahnya, kakanya Jennie datar juga sama.
"Yong." Suara pak Henry terdengar di telinga Taeyong yang membuat pria itu menatap Henry dengan tatapan bertanya.
"Maafkan Kun. Dia memang lebih suka menyembunyikan sesuatu yang penting dibanding memberitahunya. Aku sendiri juga bingung, kenapa dia tidka bilang kalau dia juga punya kelainan jiwa sama seperti Tzuyu?"
Taeyong mengelus bahu Henry dengan tulus. Taeyong menanggapi hanya bisa diam.
"Jennie,Jisoo kalian pulang saja. Hari semakin mendung."
"Paman yakin ingin sendiri saja?" Tanya Jisoo dengan isakan tangisnya.
Henry mengangguk mantab menatap teman teman keponakannya.
"Kalau begitu, kami permisi pak. Sekali lagi, kami turut berduka cita." Jennie dan teman , kakaknya bersalaman dengan Henry lalu berjalan duluan meninggalkan Henry yang masih diam.
Setelah Jennie dan lainnya pergi, Henry jongkok memegang nisan yang bernama 'Qian Kun'
"Kun, kamu kenapa tinggalin paman? Sekarang paman hanya punya Tzuyu yang ada di rumah sakit. Paman sendiri Kun. PAMAN SENDIRI!!!"
Air mata Henry terjun mengalir di sekitar pipi kanan kirinya. Ia tidak menyangka, kenapa keponakannya bisa meninggalkan dia duluan?
"KUN KUN KUN!!!!! QIAN KUN!" astaga gue mimpi ternyata.
"Jennie akhirnya kamu bangun juga."
"Yaelah pake bangun lagi."
Gue mimpi apaan tadi? Kok bisa bisanya mikir Kun itu kakanya Tzuyu? Terus dia punya penyakit jiwa?
Gue ngeliat sekeliling gue ada ka Wonwoo, Jisoo doang. Gue naruk nafas terus nyenderi diri di tempat tidur.
"Kamu udah hampir 8 jam engga bangun loh Jen."
"Iya gak tau nih kak. Aku mimpi yang engga engga. Masa kayak aku mimpi kaka suka sama ka Jisoo, Kun punya penyakit kelainan jiwa aneh kan?"
Sepertinya mimpi kamu yang pertama itu emang nyata - Wonwoo
"Udah Jennie, kamu tenangin diri dulu. Nih dimakan dulu buburnya uda mau dingin." Gue ngambil mangkok bubur yang ada disamling gue terus gue makan.
Heya, masih enak kok.
"Kalo gitu, Jen kak Wonwoo, Jisoo pulang yah. Dicariin mamah."
"Iya hati hati ya So." Jisoo senyumin gue dan bang Wonu terus dia jalan ke pintu depan.
.
.
.
Besoknya gue udah balik lagi kerja seperti semula. Udah engga ada lagi yang namanya Tzuyu. Sudah musnah. Makhluk itu sudah musnah.
"Jen, dipanggil pak Taeyong." Gue tersenyum pada Lisa yang nyampein hal itu ke gue. Terus gue jalan menuju ruangan pak Taeyong.
Ngetok dulu laah.
"Masuk!" Gue udah ngedenger suaranya yaudah gue masuk ke dalem.
Hal pertama yang gue liat,
Pak Taeyong ganteng pake kacamata.
Apa disini cuma gue doang kalo cowo yang pake kacamata itu ganteng?
Tapi terkecuali kacamata lope ya.
"Bapak manggil saya?" Tanya gue terus dia natep gue lama.
Boshhh saia tida tahan dengan tatapannya.
"Jennie, maafin saya. Gara gara saya, kamu jadi sering engga masuk dan kamu pingsan katanya lama banget ya?"
Gue mengangguk, "iya engga apa apa pak. Justru harusnya saya yang minta maaf pak."
Jujur, meski dia udah bilang panggil dia Taeyong aja tapi kesannya gimana gitu. Engga engga, mukanya engga tua kok. Awet muda. Boong saia kemaren.
"Besok besok kamu harus bener bener sehat ya. Makan yang bener. Kamu jangan bikin saya khwatir lagi. Ngerti?"
"Ngerti pak."
"Sekali lagi, jangan panggil saya pak Taeyong. Cukup Taeyong aja atau sayang juga engga apa apa."
HAH GIMANA GIMANA
"Maksudnya pa?"
"Panggil Taeyong aja besok besok." Gue mengangguk setuju sebagai jawaban gue.
Apa gue harus ngelupain elo Jen? - Kun
Heya chinggu readers semua!!
Aing kembali lagi wkwk
Jadi kemaren yg nanya Kun jadi jahat bukan, itu hanya mimpi saja okeeeyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Baby; Jennie Taeyong ✔
Fanfiction"Call me baby please." Start: 3rd of May Finish: 29th of June Re.Publish 2021 ##675 in fanfict