05.

1.2K 167 5
                                    

Tes tes tes.

Beberapa tetesan air menyentuh kepala mungil Jennie membuat garis itu mau tak mau harus berteduh. Ia memilih berteduh di halte bus terdekatnya ia jalan. Jennie masih menemukan tempat untuk duduk dan yah, dia duduk disitu.

Tanpa ia sadari, ada seseorang yang melihatnya secara detail. Dimulai fari ujung kepala, hingga ujung kaki. Padahal Jennie hanya memakai pakaian kantor warna hitam dan roknya pun selutut. Jennie engga suma pake rok diatas lutut karena menurutnya itu menarik perhatian lawan jenis. Kakaknya pun juga setuju juga dengan kehendaknya.


Jennie sesekali melirik jam tangan merah mudanya itu di tangan kanannya.

Arrghh kenapa pake hujan disaat lagi engga tepat sih!?!

"Jennie?" Ada seseorang yang menyentuh bahu kanan Jennie yang membuatnya mau tak mau menghadap orang itu.



"Kun?" Jennie tersenyum sumringah melihat ternyata temannya yang menyapanya. Kun duduk disamping Jennie. Jarak mereka sangat dekat dikarenakan banyak orang yang berebut tempat duduknya. Bisa dibilang seperti gesek gesekkan.



"Lo ngapain disini?" Tanya Kun sedikit keras karena suara orang orang dan derasnya hujan.



"Gue mau ke tempat kerja Kun. Lo ngapain disini?"



"Ke tempat kerja juga lah. Tapi malah ujan. Eeehh malah ketemu elo." Senyum Kun pada Jennie.



"Lo kerja dimana Kun?"



"Perusahaan pak Taeyong."


Jennie yang tadinya bersender berubah tegak sambil menatap Kun heran.



"Pak Taeyong? Maksud lo perusahaan Lee?" Kun mengangguk sebagai jawaban.


Jennie menepok bahu kiri Kun, "wah kita satu kantor...."



"Serius? Wah karyawan baru ya lo."



"Iyah Kun heheh."



Habis itu hanya ada suara orang orang dan deras hujan. Kun dan Jennie sama sama lebih milih menutup mulutnya masing masing. Jennie sebenernya engga suka suasana ini, tetapi sekarang kalau dia berbicara pada Kun pun, dia harus sedikit berteriak dan Jennie males.


Begitupun dengan Kun. Jennie enggak tau aja, Kun ini udah suka sama Jennie dari zaman mereka masih sekolah menengah atas. Jennie engga peka, tapi Kun tetap sabar.


1 jam kemudian, hujan sudah reda. Orang orang juga sudah mulai bubar balik ke tempat masing masing terkecuali Kun dan Jennie.

"Jen...gue duluan ya. Ini udah ditelefon Jisoo katanya banyak berkas. Lo engga apa apa kan gue tinggalin?"



Jennie mengangguk, "iya engga apa apa Kun. Nanti gue naik bus aja."


Kun tersenyum tipis lalu berjalan sambil menaikkin kupluk jaketnya mengenai kepalanya.

Drrt drrt

Pak Taeyong calling...

"Elah ngapain coba pak tua ini." Gerutu Jennie namun masih ia angkat.


"Halo pa-"



"JENNIE KAMU KEMANA SAJA??!?! INI SUDAH HAMPIR 1 JAM KAMU BELOM SAMPAI KANTOR."

Jennie menjauhkan handphonenya dari telinganya sambil menutup layar hapenya, ia bergumam "haduhh gile suaranya udah ngalahin bom aja ni orang."



"JENNIE SAYA MENDENGAR."


"Ehh bercanda pak. Ini tadi saya kehujanan pak terus saya neduh di halte bus. Jaraknya deket kok pak ke kantor."



"Hujannya udah reda kan?"



"Sudah pak."



"Terus kenapa kamu masih disana? Cepet ke kantor."



"Oh iya kan tujuan saya mau kesana. Oke pak saya berangkat pak. Saya tutup dulu ya pak telfonnya."


Goblok kok dipelihara - Taeyong





][][




"HAH SAYA JADI ASISTEN BAPAK!?!?" Jennie kaget. Oh jangan lupakan mata mungilnya yang sekarang sudah bulat tambah bulat lagi seperti bola pingpong.



"Iya, kamu jadi asisten saya. Tugasnya hanya melayani saya dan menemani saya kemana kemana."



"Tapi pak....itu kan tugas pak Doyoung?"



"Iya dia juga ikut bersama kita."



bahasanye udah kita ya pak.



"Gimana kamu bersedia?"



"Saya bersedia pak."



"Bagus."



Tanpa mereka sadari, sepasang mata sedang menatap mereka sambil tersenyum.

Gue harap, lo bisa move on secepatnya Yong.

][][

Yeee update~~~

Call Me Baby; Jennie Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang