•Payung•
"Jangan salahkan aku, kau terlalu menggemaskan."
•••
"Ya! Kau mau kemana, eoh? Aku ini baru pulang, masa kau ingin pergi? Tidak sayang sama oppa mu ini, ya?" selidik Hoseok yang sedang duduk santai di sofa.
Ga Young yang tadinya ingin menutup pintu rumah pun mengurungkan niatnya dan menatap Hoseok dengan tajam, "Kau sendiri, kenapa kemarin tidak pulang kerumah? Kau tau 'kan aku ini penakut. Sudahlah, aku ingin mengerjakan tugas kuliahku. Aku pergi dulu."
Setelah itu, Ga Young menutup pintu rumah dengan lumayan kencang. Ia begitu kesal pada oppa nya itu. Sudah terhitung dua hari Hoseok tidak pulang kerumah.
Bukan karena Hoseok ini berandalan, tapi memang pekerjaannya adalah sebagai lead dancer. Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka, setiap waktu Hoseok selalu bertemu dengan yang namanya lagu dan gerakan.
Ah ya, sebenarnya Hoseok ini sudah debut dengan teman-teman seperjuangannya. Nama grup mereka adalah BANGTAN SONYEONDAN.
Dan Ga Young baru mengetahui kalau Namjoon berada di posisi sebagai leader. Jangan salahkan Ga Young kalau ia tidak mengenal Namjoon kemarin. Karena Ga Young lebih mengenal Namjoon sebagai Rap Monster.
Ya, bisa kalian tebak posisi Namjoon di grup selain leader itu apa.
"Pantas saja aku merasa seperti familiar dengan wajahnya. Sial, ternyata dia adalah Rapmon oppa," gumam Ga Young.
Brum brum.
Tin tin tin.
Ga Young menoleh ke arah kirinya. Terdapat satu buah sepeda motor yang ditumpangi oleh seorang laki-laki yang berperawakan mirip seperti Namjoon.
Laki-laki tersebut membuka helmnya. Ga Young melebarkan matanya, disaat tahu siapa pengendara sepeda motor tersebut.
"Hi, Ga Young. Lama tidak berjumpa, ya?" sapa Namjoon dengan senyum yang sudah menjadi senyum favorit Ga Young.
Reflek, Ga Young balas tersenyum dengan manis, "Oh hai, Namjoon oppa. Iya, lama tidak berjumpa," balas Ga Young.
Awalnya, Namjoon sedikit terkejut dikala Ga Young memanggilnya dengan sebutan 'oppa'. Tapi, hati kecilnya sangat senang. Seperti ada yang meletup-meletup didalam hatinya.
"Kau mau kemana? Mau kuantar?" tawar Namjoon. Ga Young sedikit berpikir. Ia sebenarnya ingin pergi kerumah temannya untuk mengerjakan tugas kuliah sialan itu, namun sepertinya mengerjakan tugas bersama Namjoon lebih baik.
"Tadinya aku ingin pergi kerumah teman, tapi sepertinya kita ke kafe yang kemarin saja ya, oppa. Aku boleh minta bantuan kau 'kan oppa?"
"Tentu saja! Aku senang membantumu, ayo naik," seru Namjoon yang kembali memakai helm miliknya.
Ga Young sedikit terkekeh mendengar nada antusias dari Namjoon. Setelah Namjoon selesai memakai helmnya, Ga Young bersiap naik ke jok motor Namjoon.
Agak sedikit tinggi memang, namun Ga Young bisa untuk menaiki motor tersebut.
Selama perjalanan menuju kafe, Ga Young dan Namjoon tidak henti-hentinya berbicara. Mereka membicarakan banyak hal. Seperti layaknya sepasang kekasih.
"Apa kau pernah mempunyai seorang pacar, Ga Young?" tanya Namjoon sambil berfokus pada jalanan.
"Pernah. Hanya satu kali, sih," jawab Ga Young.
"Wah, siapa pria beruntung itu?"
Ga Young tersipu mendengar penuturan Namjoon. Untuk menutupi pipinya yang memerah, Ga Young menempelkan dahinya pada punggung Namjoon.
"Apa kau malu? Apa pipimu memerah sekarang, Ga Young?" kekeh Namjoon yang menyebabkan punggungnya bergetar. Ga Young sedikit menjauhkan dahinya dari sana, karena getaran yang Namjoon hasilkan.
"Tentu saja, oppa. Perempuan mana yang tidak malu kalau diberi pertanyaan seperti itu, eoh?" ujar Ga Young sembari memukul punggung Namjoon dengan pelan.
"Mianhae mianhae, aku tidak sengaja mengucapkan itu, eoh. Itu spontan saja." Namjoon memberhentikan motornya. Mereka sudah sampai di kafe tempat mereka bertemu kemarin.
Ga Young sudah turun dari motor milik Namjoon dan sedang menunggu Namjoon dengan ekspresi wajah yang menggemaskan. Setelah selesai melepaskan helmnya, Namjoon mencubit kedua pipi Ga Young.
"Ya! Ya! Ya! Appo oppa," imbuh Ga Young sembari mencoba melepaskan tangan Namjoon dari pipinya.
"Jangan salahkan aku, kau terlalu menggemaskan."
Ga Young menghentikan aktivitasnya yang sedang memukuli tangan Namjoon. Seakan tahu, pipi Ga Young mulai berubah menjadi kemerahan. Namjoon yang melihat hal itu pun melepaskan tangannya dari pipi Ga Young.
"Pipimu memerah lagi, eoh. Apa lagi yang sudah aku katakan memang?" tanya Namjoon.
"Kau mengatakan aku terlalu menggemaskan," jawab Ga Young dengan gemas. Seketika, tawa Namjoon pecah.
"Astaga, aku berkata seperti itu bisa membuat pipimu memerah juga? Yaampun, baiklah-baiklah aku minta maaf, ne?"
Ga Young mengangguk dua kali. Lalu, Namjoon segera turun dari motornya dan menggandeng lengan Ga Young untuk masuk kedalam kafe. Ga Young sendiri hanya bisa pasrah dan jantungnya berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya.
"Oh iya, aku belum mengembalikan payungmu. Lagipula, payung milikmu tertinggal di gedung Big Hit." Namjoon membuka pintu kafe yang menyebabkan lonceng berbunyi dengan nyaring.
Beberapa pengunjung lain menolehkan kepala mereka pada pintu dan kembali kepada aktivitas mereka disaat sudah tahu siapa yang datang.
"Tak apa, oppa. Besok masih bisa. Mungkin saja besok aku membutuhkan bantuanmu lagi. Tugas kuliahku menumpuk."
"Dengan senang hati aku akan membantumu, dear."
•••
A/n
Panjang gak? Apa lebih pendek dari yang chapter awal?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung ✔
Fanfictionft. Kim Namjoon Singkat cerita, mereka dekat karena sebuah payung. Mungkin kalau tidak ada hujan, mereka tidak akan bertemu bahkan saling mengenal satu sama lain. [Start; 27 Juni 2017] [End; 11 Agustus 2017] © asasa_
