•Payung•
"Kau tau? Kau itu ibarat oksigen buatku. Kalau kau tidak ada, aku pun tak ada."•••
Sore hari dirumah keluarga Jung tampak lengang. Penghuni rumahnya memang hanya ada dua manusia saja, yang pertama adalah anak pertama dari keluarga Jung bernama Jung Hoseok. Dan yang kedua dan yang paling bontot, anak perempuan keluarga Jung bernama Jung Ga Young.
Hari ini tepat Ga Young sembuh dari demamnya.
Sepele memang, namun cukup membuat Namjoon senang bukan main. Akhirnya, ia bisa mengajak Ga Young untuk pergi berdua untuk menyelesaikan kesalahpahaman mereka.
Atau mungkin, bahasa yang Namjoon gunakan adalah ia ingin mengajak Ga Young untuk berkencan.
Saat ini Namjoon tengah berdiri didepan pintu rumah keluarga Jung. Ia sudah siap dengan menggunakan kaus hitam polos dipadu dengan kemeja yang tidak dikancing. Rambutnya ia tata sedemikan rupa, supaya tidak terkesan berantakan.
Setelah mengetuk pintu, berapa saat kemudian pintu tersebut terbuka. Yang membukanya adalah Ga Young sendiri. Otomatis, Namjoon menjadi salah tingkah.
"An-annyeong," sapa Namjoon sembari melambaikan tangannya pada Ga Young. Terkesan kikuk memang, namun Ga Young suka melihatnya.
Ga Young tersenyum lebar, "Nado, oppa. Silahkan masuk." Ga Young membuka pintu semakin lebar.
Namjoon pun mengangguk singkat pada Ga Young dan masuk kedalam rumah. Dari ruang tamu, ia dapat mendengar dengkuran milik Hoseok.
Mendengar itu, Namjoon menggelengkan kepalanya sembari terkekeh, "Selelah apa, sih, dia? Sampai segitunya sekali," gumam Namjoon.
Lalu, Namjoon duduk disofa yang didesain untuk dua orang. Ga Young langsung menuju dapur dan membuatkan minum untuk Namjoon.
Mungkin Namjoon berpikir kalau Ga Young tidak datang-datang ke ruang tamu, Namjoon memutuskan untuk memanggil Ga Young."Ga Young?! Kau ada dimana?"
"DIDAPUR, OPPA. WAE?" Ga Young balas berteriak.
"Kau sedang apa didapur?" tanya Namjoon penasaran dengan kening yang berkerut.
"MEMBUATKANMU MINUM!" balas Ga Young.
Buru-buru Namjoon berlari menuju arah Ga Young. Ia melihat kalau Ga Young tengah mengambil sirup dari kulkas. Namjoon mencegah pergerakan Ga Young.
"Eh eh, tidak usah. Aku kesini ingin mengajakmu jalan. Nanti kita bakal makan dan diminum disana. Aku tidak ingin kenyang sebelum waktunya, tau," dengus Namjoon.
Ga Young sedikit terkikik, "Baiklah-baiklah, aku akan berganti baju sebentar. Kau tunggu aku ya, oppa?"
•••
"Kau membawaku ke sungai Han? Serius kau, oppa?" heran Ga Young sembari menatap Namjoon dengan aneh.
Namjoon mengangguk senang, "Tentu saja. Aku ingin kencan pertama kita itu berkeliling sungai Han," jawab Namjoon.
Mendengar jawaban Namjoon, Ga Young merasa pipinya memerah dan banyak sekali kupu-kupu yang berterbangan diperutnya. Ia segera menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Hei, kau kenapa? Malu juga?" Namjoon terkekeh melihat Ga Young. Dengan malu-malu, Ga Young mengangguk.
"Oke-oke, aku tau kau malu, namun aku tidak akan meminta maaf untuk itu."
Ga Young segera menatap Namjoon dengan sebal, "Kenapa?" tanyanya dengan sinis.
"Karena aku memang betulan untuk mengajakmu berkencan, Jung Ga Young," balas Namjoon sambil tersenyum manis kearah Ga Young. Namjoon tersenyum sembari menampilkan lesungnya yang membuatnya semakin tampan.
Dalam hati, Ga Young merutuki Namjoon, mengapa Namjoon sangat bisa membuat Ga Young deg-degan seperti ini?
"Ayo kita berkeliling, sayang. Mumpung udaranya sejuk." Namjoon menarik lengan Ga Young. Ga Young yang sedang melamun pun lantas tersentak kaget.
"Eh? Aku hanya ingin disini saja, oppa. Aku lelah," tolak Ga Young. Namjoon berhenti berjalan dan berhenti menarik lengan Ga Young.
Namjoon meneliti wajah Ga Young, "Kau sudah sembuh. Jangan berpura-pura kau lelah supaya kau tidak usah berkeliling sungai. Aku bisa melihat itu dari raut wajahmu, sayang." Dengan itu, Namjoon kembali menarik Ga Young untuk mendekat kearah sungai.
Ga Young mendesis, "Ah sial."
Didekat sungai Han, mereka duduk dibangku yang sudah disediakan. Cuaca sore itu sangat cerah dan sejuk. Jadi, banyak sekali angin yang berhembus melewati keduanya.
Mereka kini tidak ada pembicaraan sama sekali. Namjoon sibuk memperhatikan cakrawala yang menampilkan warna indahnya. Sedangkan Ga Young sibuk merutuki Namjoon kenapa Namjoon sampai kepikiran untuk membawanya kesini.
"Aku minta maaf untuk waktu itu." Namjoon berucap seperti itu, namun tanpa menoleh kearah Ga Young.
Ga Young menoleh kearah Namjoon dan tersenyum, "Ah masalah itu. Anggap saja itu tidak pernah terjadi ya, oppa. Waktu itu aku memang sedang banyak tugas dan... yah yang seperti kau tau, aku memikirkan soal itu juga."
Kali ini Namjoon mencoba menoleh kearah Ga Young. Dilihatnya Ga Young yang sedang tersenyum manis kearahnya. Namjoon membalas senyum itu dan agak mendekatkan wajahnya kewajah Ga Young.Detak jantung Ga Young juga tidak bisa diajak kompromi sejak beberapa saat yang lalu. Tubuh Ga Young seakan membeku dan ia terpaku dengan mata Namjoon.
Semakin lama, wajah Namjoon semakin dekat. Ga Young pun secara otomatis menutup kedua matanya.
Dan tiba-tiba, bibir Namjoon mendarat dipipi kanan Ga Young. Setelah Namjoon mencium pipi kanan Ga Young, Namjoon menjauhkan wajahnya dan tersenyum melihat Ga Young yang masih menutup matanya.
Sesaat setelahnya, Ga Young membuka kedua matanya dan langsung menatap tepat dimanik mata Namjoon.
Kali ini, pipi Ga Young sudah berubah warna menjadi merah seperti tomat. Namjoon semakin tersenyum.
"Kau tau? Kau itu ibarat oksigen buatku. Kalau kau tidak ada, aku pun tak ada."
Dan, kencan mereka diakhiri dengan Ga Young yang berhambur kedalam pelukan Namjoon sampai matahari ingin tenggelam.
•••
A/n
Hai, yaallah udah berapa hari aku gak up coba? Wkwkwk.
Maaf yaa, aku sibuk mpls dan baru kelar hari ini, jadi baru sempet.
Semoga suka aja, sih ya haha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Payung ✔
Fiksi Penggemarft. Kim Namjoon Singkat cerita, mereka dekat karena sebuah payung. Mungkin kalau tidak ada hujan, mereka tidak akan bertemu bahkan saling mengenal satu sama lain. [Start; 27 Juni 2017] [End; 11 Agustus 2017] © asasa_