Bertemu • 7

271 56 51
                                        

•Payung•
"Aku pacarnya."

•••

"Kau mau kerumah? Mau apa?"

Namjoon berdiri dari duduknya. Ia menggigit-gigiti ujung jarinya. Saat ini Namjoon sedang menelepon Hoseok dan meminta izin untuk kerumah, katanya Namjoon sekalian menjenguk Ga Young.

"Aku mau menjenguk Ga Young, sekalian aku ingin membawakan makanan untukmu dan juga untuk Ga Young," ucap Namjoon sembari mengetuk-ngetukkan sepatunya pada lantai.

"Sebentar, aku tanya Ga Young-"

"ANIYO!" (Tidak)

Diseberang sana, Hoseok mengangkat sebelah alisnya, "Wae wae wae?"

"Aku takut kalau Ga Young tidak ingin ku jenguk. Aku sedang ada kesalah pahaman dengan Ga Young. Jadi, apakah aku boleh kerumah?" Namjoon memutari studionya dengan gelisah.

"Baiklah, asalkan kau mau menjaga Ga Young sebentar disini. Karena aku mau ke kantor-"

"TENTU SAJA!" teriak Namjoon dengan semangat.

Hoseok sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga, "Kau mau membuat aku tuli, ya? Nanti kalau aku tuli, bagaimana aku bisa mendengar suara indah para ARMY ketika kita sedang mengadakan konser?"

"Ya ya ya, terserah kau saja. Aku mau langsung berangkat kesana. Aku tutup ya? Annyeong!"

Sambungan pun terputus dan Namjoon menaruh ponselnya ke dalam kantong celana. Ia segera menyambar kunci motor. Tanpa jaket, Namjoon segera berlari keluar dari studio dan juga keluar dari kantor.

Tepat sekali, di luar gedung, Namjoon bertemu dengan Yoongi. Yoongi menatap Namjoon dengan heran, "Kau mau kemana?" tanya Yoongi.

Namjoon mengatur napasnya, "Aku mau ke rumah Ga Young. Mau jenguk. Hyung ingin ikut?" tawar Namjoon yang langsung mendapat gelengan dari Yoongi.

"Terima kasih, aku tidak ingin menjadi nyamuk disana." Yoongi segera berjalan masuk kedalam gedung dengan satu gelas ice americano digenggamannya.

Namjoon menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Yoongi, "Padahal dia yang menghentikan jalanku, dia juga yang jalan terlebih dahulu. Sudah biasa."

•••

"Baiklah, aku titip Ga Young padamu, ya? Aku tidak akan lama. Tolong obat untuknya disiapkan diatas meja kopi." Hoseok memberi amanah pada Namjoon.

Dengan senang hati, Namjoon mengangguk sembari tersenyum manis yang menampilkan dimple nya.  Hoseok memandang ngeri kearah Namjoon.

"Kau benar-benar suka dengan adikku ya?" selidik Hoseok. Karena bingung, Namjoon hanya bisa terkekeh.

"Jangan sampai kau berbuat mesum dengan adikku. Awas saja kau!" ancam Hoseok dengan mata tajamnya.

Namjoon membulatkan matanya, "Ya! Mana berani aku berbuat mesum terhadap adikmu, eoh? Sekedar untuk menggandeng tangannya saja aku masih ragu, bagaimana mungkin aku berbuat mesum padanya?"

Hoseok mengedikkan kedua bahunya, "Siapa tau saja." Namjoon memukul pelan lengan Hoseok. Yang dipukul pun meringis kesakitan dan mengelus lengannya yang menjadi sasaran Namjoon.

"Apa kau mendengar bunyi retak barusan?" tanya Hoseok dengan ekspresi kesakitannya. Namjoon menggeleng.

"Itu suara tulangku yang retak akibat pukulanmu. Sudah, aku pergi dulu," ujar Hoseok. Ia segera berjalan keluar pagar dan memberhentikan sebuah taksi.

Sebelum masuk kedalam taksi, Hoseok melambai pada Namjoon. Namjoon pun membalas lambaian Hoseok sembari memamerkan senyum khas miliknya.

Kemudian, Namjoon masuk kedalam rumah. Ia tidak menutup pintunya, karena ia menghargai Ga Young dan juga Hoseok. Ia tidak ingin dipandang buruk juga dimata Hoseok.

Namjoon memandangi Ga Young yang sedang tertidur. Sungguh, menurut Namjoon pemandangan seperti ini lebih indah daripada lockscreen ponsel miliknya.

"Aku tau kalau ini terlalu cepat, tapi aku menyukaimu." Namjoon mengelus pelan pipi Ga Young.

Sebenarnya, Ga Young sudah terbangun sejak tadi. Namun, dikala ia mendengar suara Namjoon, ia tertidur lagi. Dan sekarang, jantung Ga Young berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Disaat Namjoon sedang mengelus pipi Ga Young, ia merasakan kalau pipi tersebut sedikit menghangat. Namjoon sampai terkejut dan menjauhkan tangannya dari pipi Ga Young.

"Eoh? Kenapa pipi Ga Young menghangat lagi?"

Baru saja Namjoon ingin menaruh lap pada dahi Ga Young, seseorang teriak didepan pintu utama yang membuat Namjoon sedikit menjatuhkan air dari dalam mangkuk.

"GA YOUNG, HONEY?"

Buru-buru Namjoon berlari kearah pintu utama. Disana, Mark berdiri dengan pandangan bingung melihat Namjoon yang berada didalam rumah Ga Young.

"Where is my honey, Joon?" tanya Mark dengan dingin. Namjoon mendelik.

"Disini tidak ada madu, kalau kau mencari madu, sana ke super market," jawab Namjoon singkat.

"That's not what i mean, dude. What are you doing in Ga Young's home?" Mark menyipitkan matanya dan ia menatap Namjoon dengan tajam.

"Kau sekarang lebih menyebalkan ya? Memangnya kenapa kalau aku ada disini? Tidak boleh?" Kini giliran Namjoon yang bertanya. Ia bersedekap dada dan memasang wajah menyebalkan kearah Mark.

"Ini rumah Ga Young, dan Ga Young perempuan. Aku khawatir-"

"Dude, she is just your ex. Why you so care with Ga Young's life? She was felt annoy by you," desis Namjoon yang membuat Mark geram.

"Kau ini memangnya siapa? Kenapa jadi kau yang seperti berkuasa disini?" Mark mulai meninggikan suaranya.

Ga Young yang mendengar suara Mark pun langsung membuka matanya dan menajamkan telinganya. Kembali jantung Ga Young berdetak dua kali lebih cepat.

"Aku pacarnya," tegas Namjoon.

Sungguh, kali ini Ga Young merasa bahwa ia beruntung telah diberikan penyakit demam seperti ini. Ga Young memegangi dadanya dan tersenyum senang.

"Sial, kenapa Namjoon bisa semanis itu?"

•••

A/n

Ya ya ya, kayaknya ff ini cuma sampe 15 part aja atau mungkin bisa kurang?

Payung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang