Chapter 3

23.1K 428 5
                                    

Pernikahanku yang sudah memasuki 5 bulan ini sebenarnya tidak ada perubahan yang terlalu signifikan. Paling yang sedikit signifikan menurutku adalah, David mulai sedikit demi sedikit membantu pekerjaan rumahku. Mungkin ia sering melihatku kecapaian jadi dia mulai sedikit membantuku. Ya kalau boleh jujur, aku merasa sedikit senang karena ia bukan hanya memperhatikan diriku tapi juga membantu diriku.

hari ini, di sekolah terdapat pelajaran olahraga. Pelajaran yang sedikit ku benci sekaligus sedikit ku nantikan. Pelajaran olahraga sedikit ku benci karena ada beberapa bidang olahraga yang kurang ku kuasai. Dan hari ini topik pelajaran olahraga adalah lari. Aku sendiri kurang menyukai lari karena itu melelahkan, bahkan lebih melelahkan dari segala aktivitas yang ku lakukan biasa. Dan sialnya, guru olahraga kami menyuruh kami semua untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 20 kali. Guruku benar-benar gila, 20 kali itu terlalu banyak untuk kami para wanita.

Saat kami sedang berlari. Entah bagaimana, aku tiba-tiba terpeleset dan terjatuh. Aku dapat mendengar suara krek dari pergelangan kaki sebelah kanan kakiku. Rasanya begitu sakit sehingga membuatku tidak dapat berdiri. Dengan cepat David berlari menghampiriku lalu menggendongku ala bridal style. Aku benar-benar merasa malu karena teman-teman satu kelasku pada melihat hal ini.

“Turunin gw.” Perintahku

“Dasar bodoh. Emang dengan kondisi kaki lu yang sekarang, lu bisa bangun dan berjalan sendiri ?” Tanya David

Aku hanya terdiam pasrah mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh David karena kenyataannya memang dengan kondisi kaki ku yang seperti ini, untuk berdiri saja tidak bisa apalagi kalau berjalan sendiri. Aku bisa mendengar beberapa temanku menggoda diriku dan David,  tapi aku juga dapat mendengar beberapa umpatan dari fansnya yang iri denganku.

Sesampainya kami berdua di ruang UKS, David menurunkan aku di salah satu ranjang yang terdapat di ruang UKS. Karena saat itu yang berada diruang UKS hanyalah aku dan David, David lah yang akhirnya memberikan pengobatan pertama pada kakiku. Dengan cepat, David mengambil kain dan es lalu dengan cekatan David mengompres kakiku.

“Gw malu tau lu gituin.” Kataku tiba-tiba

“Ya kalo gk gw gendong, emang lu bisa jalan sendiri ?” Tanya David sembari mengompresi kakiku

“Ya enggak sih.” Jawabku pelan

Ya memang aku tidak akan bisa berjalan sendiri kalau tidak ada yang membantu, tapi bukan berarti harus digendong ala bridal style juga kali. Ya kan masih bisa dengan menggunakan cara lain, seperti membopongku ataupun cara lainnya. David terus mengompresi pergelangan kakiku dengan durasi 20 menit dan jeda 15 menit selama 2 jam. Aku dapat melihat keseriusannya dan ketelatenannya dalam mengompresi kakiku.

“Kenapa lu lakuin ini semua ke gw ?” Tanyaku penasaran

“Karena gw khawatir banget sama lu.” Jawabnya lembut

“Kenapa lu khawatir sama gw ?” Tanyaku lagi

“Karna lu itu istri gw. Wajar dong kl gw khawatir sama istri sendiri.” Jawabnya lagi

Aku sangat terkejut mendengarnya, bukan hanya terkejut tapi juga tidak menyangka kalau ia akan mengatakan hal tersebut. Berarti dia selama ini menganggapku sebagai istrinya.

Dia membuat ku sedikit luluh padanya dan itu benar-benar menyebalkan. Padahal sejak awal aku tidak ingin luluh padanya, tapi hanya dengan perkataan dan tindakannya yang seperti ini saja sudah membuatku sedikit luluh padanya. Kenapa aku bisa secepat ini luluh ? Apakah semudah itu untuk David meluluhkan hatiku ?

Setelah ia selesai melakukan pengobatan pada kakiku yang terkilir ini, ia menyuruhku untuk tidak menggerakan kakiku dan menyuruhku beristirahat diruang UKS. David sendiri bukannya kembali ke kelas tapi tetap menemaniku, ia menggeser kursinya dan duduk di sebelahku sembari menatap diriku.

My Secret Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang