Sorry for typo(s) as usual,vote dulu baru baca :*
------------
Mobil Harry membawa ku ke taman di dekat kampus. Sejak tadi suasana canggung tidak bisa dielakkan. Radio Harry tidak dinyalakan dan aku hanya memandang ke arah jendela tanpa sekalipun melirik kearah nya. Saat sampai ke tujuan pun,aku langsung turun dan berjalan mendahului Harry. Entah,apakah aku harus marah atau bersikap baik-baik saja setelah ini. Tapi setelah aku berpikir,untuk apa aku marah? Tidak ada alasan yang mendukung untuk itu. Jadi aku lebih memilih bersikap biasa-biasa saja meskipun aku tau bahwa Harry akan menganggapku aneh.
"Ken?" panggil Harry saat kami tiba di salah satu kursi taman. Aku memandang nya sekilas sambil mengangkat alis ku.
"Aku tau bahwa kau tau." Sial.
"Jangan berbelit-belit Harry" ucapku.
"Kau disana saat Megan mencium ku bukan begitu?"
Ya,aku disana dan aku mulai berpikir bahwa aku cemburu dan mulai mencintai mu,Styles ! Pikirku.
"Ya,lalu?"
"Ken,berhentilah berpura-pura. Ada apa denganmu?"
"Aku tak apa. Kenapa kau membawa ku kemari?" baiklah,aku akan mengubah topik sekarang.
"Lupakan. Kau menangis?"
Dia tau?
"Apa? Tidak." kataku
"Aku tau Ken."
"Terserah padamu. Aku hanya ingin menemui mu tadi karena kau harus meminta maaf pada Niall."
"No. Never" dasar si kepala batu ini..
"Kau bahkan belum mendengar penjelasan ku kenapa aku menangis semalam." aku mendengus dan menyenderkan bahu ku pada kursi taman ini. Untuk saat ini aku tidak akan mencemaskan Harry dan Megan. Aku akan mencoba membuat Harry meminta maaf pada Niall meskipun itu mustahil.
"Aku tidak perlu mendengar penjelasanmu." dia tergelak.
"Niall tidak membuatku menangis. Aku hanya mengingat kejadian itu lagi." aku mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya. Melihat ke arah Harry,dia memasang wajah yang keras,dahi nya berkerut dan ekspresi nya sangat menakutkan.
"Kau tau Ken,apa yang dialami orang tua mu adalah murni kesalahanku."
Aku diam.
"Ide untuk piknik hari itu adalah ideku."
Aku diam.
"Secara tidak langsung, aku lah yang membunuh orang tua mu."
Tidak. Dia boleh menyebut dirinya apapun tapi tidak dengan pembunuh. Dia bukan pembunuh. Meskipun saat itu aku sempat berpikir demikian karena memang Harry yang mengusulkan ide piknik sialan itu,tapi setelah aku membuka pikiranku,aku menyadari ini bukanlah murni kesalahan Harry. Dia hanya anak 10 tahun saat itu yang tidak mengerti apa-apa sama sepertiku. Kami hanya menginginkan kebebasan dan kebersamaan bersama keluarga saat itu.
"Kau bukan pembunuh." ucapku lirih.
"Dengar Ken,aku tidak akan pernah melupakan kesalahan bodoh ku waktu itu. Entahlah,kau sudah memaafkan ku atau kau masih menyimpan dendam padaku tapi--"
Apa?
"Apa maksudmu? Aku memaafkan mu Harry. Aku sudah melupakan--aku mencoba melupakan masalah itu. Jadi bisakah kita berhenti?"
Dia mendengus pasrah.
"Maaf. Sekarang ikutlah aku. Kita akan melupakan apa yang semestinya kita lupakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me? •H.S•
Fanfiction"Tulislah aku di memorimu. Sertakan kenangan indah yang telah kita tuah. Aku mencintai mu. Dan selamanya akan begitu." -Harry "Apa yang bisa kulakukan jika semua ini hilang begitu saja? Aku tidak menginginkan ini tapi jika takdir berkata lain,apa ya...