~18~

244 35 2
                                    

Saat kami tiba di rumah,Harry langsung pergi ke kamar nya sedangkan aku memilih untuk menemani Anne di ruang keluarga dulu. Dia duduk disana sendirian dan karena itulah aku ingin menemaninya.

"Bagaimana harimu?" tanya Anne memulai pembicaraan.

"Baik." well,aku berbohong kali ini. Hariku sangat buruk. Perkelahian itu membuatku gila. Aku harus menelepon Niall setelah ini sekedar mengetahui kondisinya dan meminta maaf atas perlakuan Harry. Oh,Harry !! Lukanya. Bagaimana dengan lukanya?

"Ken,aku ingin berbicara padamu." Anne meneguk sedikit teh yang ada di gelasnya.

"Tentang apa?" tanyaku.

"Tentang Harry--tentang kalian." aku dan Harry? Oh,satu topik yang aku hindari karena aku tau itu sangat buruk. Harry dan aku adalah dua hal yang sangat rumit dan sangat tidak enak untuk dibahas. Apalagi suasana hatiku sedang kacau. Tapi aku menutupi itu didepan Anne. Aku harus terlihat 'baik-baik saja' kali ini.

"Baiklah."

"Aku tau tentang hubungan kalian--"

"Hubungan apa?" potongku cepat-cepat.

"Kau..? Oh,ya maafkan aku." Anne tertawa.

"Ada apa?" tanyaku.

"Kau adalah kekasih Harry Ken." ucap Anne tenang. Sangat tenang sekali. Aku tidak begitu terkejut dengan apa yang ia katakan. Tapu hal itu cukup untuk membuat pikiranku bergejolak hebat. Aku tau Harry tidak berbohong selama ini. Dia benar. Aku salah. Aku harus mengakui ini bahwa aku memang mempunyai satu hubungan serius dengan Harry

"Ken?" Anne menyadarkan ku.

"Y-ya,aku tau. Kenapa?"

"Aku melihat Harry belakangan ini selalu terlihat tidak bersemangat dan ekspresi wajahnya seakan ia ingin membunuh seseorang..."

Harry memang selalu seperti itu. Pikirku.

"...jadi aku yakin kalian berdua sedang tidak baik. Apa itu benar?" Anne kali ini memperlihatkan ekspresi serius nya. Aku menunduk dan memainkan jari-jariku. Bingung harus berkara apa. Haruskah aku berbohong lagi? Tidak,tidak,hidupmu sudah penuh dengan kebohongan dan kepura-puraan McKenzie !

"Ya." suaraku terdenar parau. Sialan.

"Kau ingin menceritakannya?" Anne mengusap punggungku penuh kasih sayang.

"Tidak sekarang. Aku yakin ini akan membaik. Kami bisa menyelesaikan ini." Aku tersenyum padanya. Senyum yang dipaksakan.

"Maaf,aku harus pergi." ucapku setelah beberapa saat keheningan. Aku menaiki tangga dengan perasaan yang bercampur aduk. Aku tidak tau harus percaya pada hatiku atau pikiranku. Hatiku berkata bahwa Harry benar tapi pikiranku tidak. Saat aku sampai di depan pintu kamarku,aku menoleh sedikit ke pintu kamar Harry yang tertutup rapat. Apakah aku harus kesana? Seketika aku teringat akan luka Harry. Apakah dia sudah membersihkan luka-luka nya itu?

Tanpa kusadari,kaki ku sudah berpijak didepan pintu kamar Harry. Aku memberanikan diri mengetuk. Mungkin ini adalah hal yang benar. Aku harus berbicara pada Harry. Tak begitu lama,Harry membukakan pintu untuk ku. Aku tersenyum padanya dan dia mempersilakan ku masuk.

"Duduklah dimanapun kau mau. Buat dirimu nyaman." ucapnya. Aku akhirnya duduk di tepian ranjang Harry sedangkan ia berbaring disebelahku. Kuperhatikan wajahnya,beberapa luka pukulan masih ada disana. Beruntung Anne tidak melihat luka itu saat kami pulang tadi.

"Aku akan membersihkan lukamu." aku beranjak dari ranjang nya berniat mengambil kotak obat di kamar mandi tapi Harry menahanku.

"Tidak apa. Ini hanya luka biasa."

Remember Me? •H.S•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang