23-LAST CHAPTER

466 38 1
                                    

Gue butuh vote sama komen kalian yang terakhir :) please?

---------

Songs for this chapter :

•If I Could Fly-One Direction
•Sweet Creature-Harry Styles

•Author's POV•

Sore itu,seseorang dengan langkah yang dapat dibilang lemah menuruni bukit tempat ia telah mendengarkan semuanya. Isi hati orang yang dicintai nya namun seseorang itu tidak membalas cintanya. Sungguh kejam memang,tapi itulah pilihan yang telah ia buat. Tidak ada keraguan lagi,Kenzie memilih Harry.

Satu hal yang pasti,Niall tidak menangis. Tidak,dia tidak selemah itu. Ia bukan orang yang mudah menangis dan cengeng. Langkahnya semakin menjauhi bukit dan saat ia sampai di mobilnya,ia menatap sesaat keatas,awan orange berarak-arakan damai,angin senja berhembus,burung-burung yang akan pulang ke sarangnya bernyanyi memecah kesunyian senja ini. Niall tersenyum. Ia memacu mobilnya dalam diam dan dengan kecepatan yang normal. Di dalam pikirannya hanyalah gadis itu,gadis yang telah menyulapnya menjadi pria melankolis dan menyedihkan,namun ia tidak pernah menyesali hal itu. Ia tidak pernah menyesali kejadian saat ia pertama bertemu gadis itu. Menurutnya,hal terindah selama hidupnya adalah saat ia bertemu dan mengenal gadis itu. Kenzie.

Sebaliknya,diatas sana. Masih di tempat yang sama,dua orang sedang saling melihat kearah mata mereka masing-masing. Tanpa senyuman,tanpa kata yang terucap,hanya kebisuan senja yang melingkupinya. Mereka diam masih dalam keadaan seperti itu sampai salah satu dari mereka memalingkan mukanya.

"Kau tau,aku tidak seharusnya melakukan ini." ucap Kenzie lembut.

"Ya,kau harus."

"Dengar,Harry. Aku hanya gadis biasa yang cacat. Aku tidak punya keahlian apapun yang menonjol,sungguh aku hanya gadis biasa dan kini aku melukai seseorang yang seharusnya tidak harus kulukai."

"Kau mencintaiku?" tanya Harry.

"Ya,aku sangat mencintaimu."

"Maka kau telah memilih pilihan yang tepat."

Kenzie mendengus,dia tidak tau harus bagaimana. Di satu sisi ia sangat bahagia bisa bersama Harry tapi di sisi lain,Kenzie merasa ia telah melukai Niall. Orang yang juga berharga baginya.

"Niall pria yang kuat." Harry berjalan mendekat kearah Kenzie. Mengusap pipi nya lembut.

"Kau harus percaya." lanjutnya.

"Ya,aku tau dan aku percaya bahwa Niall adalah orang yang hebat. Dia tidak pernah menangis."

"Kau benar."

"Tapi hari ini dia juga tidak sedikitpun tersenyum."

"Maafkan aku Ken. Tapi ini sudah selesai. Kau tidak perlu memikirkan ini lagi. Kau milikku. Dan selamanya akan begitu." Harry memeluk Kenzie dan kepala Kenzie menyender di bahu Harry. Sungguh,senja yang indah.

"Aku mencintaimu,Harry."

"Aku tau sayang. Aku juga mencintaimu."

Senja itu,mereka berdua berjalan menuruni bukit dengan tangan yang selalu bergandengan. Damai,indah,dan menyejukkan. Meskipun Kenzie sempat ragu akan perasaan yang ditimbulkan Niall karenanya,Harry selalu meyakinkan Kenzie bahwa semua akan baik-baik saja. Mulai senja ini,semua nya telah berubah.

******

-1 tahun kemudian

"Tutup matamu." ucap Harry sambil tersenyum tulus.

"Sudah." jawab Kenzie.

"Jangan mengintip." Harry menuntun Kenzie menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumahnya.

Remember Me? •H.S•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang