~16~

271 37 5
                                    

Thanks for @hildhawithiaa for always commented on my story !! This chapter is dedicated for you !! Ayo vote+comment ya insyaallah nanti aku bikin dedikasi next chapter buat kalian.

Well,enjoy this chap !

-------------
"Harry kita akan kemana?" aku memalingkan muka ke pemandangan disekitar jalan yang kami lewati tapi kurasa aku tidak pernah kesini. Dan Harry dengan santainya menyetir tanpa memperdulikan pertanyaanku barusan.

"Harry--"

"Bagaimana terapi mu tadi?" oh,pengalih pembicaraan yang bagus Harry.

"Ugh,baik. Kaki ku akan sembuh beberapa hari lagi,begitulah kata dokter." dan itu berarti aku tidak akan menggunakan kursi roda sialan itu lagi. Aku bebas.

"Bagus,kau bisa kembali ke kampus lagi denganku." ucap Harry masih fokus ke arah jalanan.

"Entahlah,apakah aku siap kembali kesana?" gumamku.

"Tentu saja. Tidak ada yang berbeda dari sana Ken. Semua akan baik-baik saja."

"Tapi aku yang berbeda Harry. Kau tau aku tidak mengingat apapun." aku menundukkan kepalaku menyadari betapa menyedihkannya hidupku saat ini. Maksudku lebih menyedihkan dari kehidupanku yang dulu.

"Darimana kau tau penyakitmu?" Harry terlihat sangat terkejut dikursi nya.

"Niall yang memberitahuku."  setelah itu,aku mendengar makian kecil keluar dari mulut Harry.

"Apakah masih lama?" tanyaku untuk kesekian kalinya.

"Hampir."

Aku memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan lebih tertarik dengan pemandangan disekitarku. Ini indah,suasana pedesaan yang kental sekali. Aku menyukai yang seperti ini,ketenangan dan kebebasan. Tidak ada yang lebih bagus dari itu semua. Dan setelah 15 menit keheningan, mobil Harry terparkir mulus didepan sebuah rumah yang terlihat minimalis namun sangat terawat. Disekitarnya ada beberapa tanaman hias dan beberapa pepohonan yang membuat keadaan sekitar menjadi lebih damai dan teduh.

"Turunlah." Perintah Harry padaku,aku hanya diam tidak bergerak sedikitpun. Bagaimana aku bisa turun jika tidak ada orang yang membantuku? Dan kursi roda ku ada dibelakang sana. Aku tidak bisa mengambilnya sendiri.

"Oh,maafkan aku." ucap Harry setelah sadar akan tindakannya tadi. Ia langsung pergi ke jok belakang mengambil kursi roda ku dan membantuku turun dari mobil. Dia mendorong kursi roda nya dari belakang lalu berhenti didekat tanaman hias tadi.

"Tunggu sebentar." ucap Harry lalu meninggalkan ku ke sudut lain halaman rumah yang tidak aku ketahui siapa pemiliknya ini. Kuperhatikan dia mencoba mengambil setangkai bunga dari sana. Apa? Bagaimana jika si pemilik bunga itu marah? Harry bodoh.

"Aku tau kau selalu suka lily." Harry menyodorkan bunga lily itu padaku. Aku melihat nya sesaat lalu menerimanya dan menggenggam di pangkuanku.

"Jadi,apa yang ingin kau dengar dariku?" tanya Harry. Aku baru ingat dia membawaku kesini untuk menjawab semua pertanyaanku tentangnya--tentang kami.

"Rumah siapa ini?" tanyaku sebagai permulaan.

"Ini.. Rumah masa kecilmu. Ingat? Kau dulu tinggal disini."

Aku melongo,dan disaat itu juga aku mencoba mengumpulkan segelintir memori abstrak yang kuharap bisa membawaku mengingat semua tentang masa kecilku. Bagaimana aku dibesarkan, dimana aku dibesarkan,dan siapa orang yang merawatku sebelum keluarga Harry?

"Ibu,ada cacing disini." seorang anak kecil menjerit jijik melihat cacing yang ada disekitar pot tanaman hias ibu nya. Ya,mereka terlihat sedang berkebun.

Remember Me? •H.S•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang