~6~

290 48 1
                                    

Sorry for typo(s) vote ye guys :*

-------------

Paginya,suasana menjadi semakin canggung. Saat sarapan pun aku tidak banyak berucap dan saat pergi ke kampus bersama Harry,aku diam. Entah Harry menyadari perubahan ku atau tidak tapi aku akan berpura-pura baik. Ya,memang hidupku penuh dengan kepura-puraan,aku menyadari hal itu. Tapi hanya itu yang kubisa,aku lebih memilih menghindari masalah daripada menghadapinya. Sebutlah aku cengeng.

"A-aku akan segera pergi ke kelasku." dengan segera aku membuka pintu mobil Harry tapi tak bisa. Harry sudah menguncinya sesaat sebelum aku menuntaskan kalimat ku barusan.

"Hey,ada masalah? Kau banyak diam dari tadi." tanya Harry lembut langsung pada intinya.

"Tidak. Tidak ada." dustaku,sudah kubilang bahwa hidupku penuh dengan kepura-puraan bukan?

"Kau berbeda. Katakan padaku Ken,atau kau tidak akan menghadiri kelasmu." apa-apaan ! Aku harus menyerahkan tugas prof.Johan hari ini. Mati-matian aku mengerjakan tugas sialan itu dan jika Harry tidak membiarkan aku masuk kelas pagi ini,aku tidak akan dapat nilai apa-apa. Oh,tuhan bantu aku bernapas.

"Buka pintunya Harry." Harry diam ditempat nya sambil mengunci pandangan padaku--tidak,tidak.. Dia memandang bibirku. Ya,aku yakin.

"Harry?" dia tetap diam dan tiga-lima detik selanjutnya aku merasakan sesuatu menyentuh bibirku. Tak lama buatku untuk menyadari bahwa itu adalah bibir Harry,dia mengambil first kiss ku hari ini. Bahkan ini belum pukul 9 pagi,dia sudah melakukan ini padaku. Aku tidak tau harus bereaksi seperti apa lagi,jadi aku diam tanpa membalas ciuman nya. Kalau boleh jujur,aku menikmati ini. Sensasi bibir Harry yang menyentuh lembut punyaku sangat menenangkan. Aku bahkan tidak ingin berhenti dan ingin menarik tubuh Harry kembali saat dia menyudahi kegiatan nya barusan.

"Ma-maaf. Aku tidak--oh,baiklah. Maafkan aku." aku masih mematung dan memasang tampang konyol. Sedangkan Harry buru-buru membuka pintu mobil nya dan pergi mendahului ku. Kurasa,kecanggungan yang semakin besar akan kami hadapi setelah ini.

Berniat melupakan ciuman itu,aku keluar dari mobil menuju kelas prof.Johan. Syukurlah,aku belum terlambat.

"Ini masih pagi,tapi lipstik mu sudah berantakan. Apa yang kau lakukan princess?" suara bisikan Niall terdengar sangat jelas dibelakang ku. Sial,apa itu benar? Jika memang iya,aku tidak bisa tidak menyalahkan Harry dalam masalah ini. Kusadari,pipiku sudah merona merah membayangkan apa yang kami lakukan di mobil beberapa menit yang lalu.

"Princess?" Niall mencoba merebut perhatian ku lagi,jadi aku agak mendelik kearah nya yang duduk di belakang ku.

"Diamlah,Niall." semburku,tapi Niall malah menahan tawanya. Aku melihat ke arah prof.Johan yang sepertinya tidak menyadari percakapan kecil ku dengan Niall.

--------------
"Kau mencium seseorang?" aksen irish itu terdengar lagi di telingaku. Siapa lagi kalau bukan Niall?

"Apa maksudmu?" Ucapku,yang hanya dibalas oleh alis Niall yang terangkat. Oh,dia ingin membahas nya lagi? Serius?

"Kau akan membahas itu lagi?" tanyaku sembari memutar bola mataku.

"Kau tidak ingin menjelaskan nya?" kini Niall berjalan didepan ku tapi masih mengunci pandangan nya padaku.

"Niall,perhatikan jalanmu !"

"Baiklah kukira lipstik mu itu sudah menjelaskan semua nya." ia malah tergelak dengan ucapan nya sendiri.

"Oh,ayolah aku sudah memperbaiki kekacauan ku. Jangan bahas ini lagi." suaraku hampir menyentak. Terbukti dengan diamnya Niall sambil mengangkat kedua tangannya seakan menyerah. Ha ! Kena kau Horan !

"Kau ingin....makan siang dengan ku?" ajak nya.

"Um,ya. Baiklah."

----------

•Harry's POV•

"Lalu apa ini? Kau masih tidak mau mengakui nya?" Aku menyentak. Memang,menyentak perempuan terkesan tidak manly tapi aku sudah benar-benar tidak bisa menahan amarah ku pada gadis didepan ku ini.

Setengah jam lalu saat aku keluar dari mata kuliah pertama ku,seseorang mengirim foto kepadaku yang berhasil menyulut amarahku. Bagaimana tidak,di foto itu terpampang jelas Megan dan Louis yang tengah bercinta di atas ranjang hotel. Sialan,dengan segera aku meminta Megan menemui ku di halaman belakang gedung sastra yang sepi sehingga aku bisa mengeluarkan semua amarahku.

"Biar kujelaskan padamu. Itu bukan apa-apa,kami mabuk malam itu Harry !"

"Kau pikir apa yang kau lakukan? Kukira kau akan pulang ke rumah setelah mengantarku malam itu. Tapi..." aku menggantung kalimat ku mencoba mencari kata-kata yang tepat.

"Kukira aku tak bisa lagi bersamamu." megan tersentak dengan ucapanku. Matanya menjereng lebar dan rahang nya seakan hampir jatuh ke tanah.

"Serius? Kau mengatakan ini padaku disaat kau juga sering tidur bersama gadis lain? Betapa egois nya dirimu Harry !"

"Itu dulu ! Kau lah yang membuat ku berhenti dari perbuatan bejat ku itu. Tapi apa? Apa yang kau lakukan sekarang disaat kau masih bersama ku?" untuk kedua kalinya Megan tertampar dengan omonganku.

"Aku mabuk.." ucap nya lirih.

"Aku tau dan sebaiknya kau tutup mulutmu. Aku tidak bisa menerima semua pembelaan darimu."

"Aku pergi." lanjutku setelah tidak ada suara yang keluar dari mulut nya.

"Tunggu,siapa yang memberitahumu?" Megan menarik tanganku dan matanya menyiratkan kemarahan yang luar biasa. Aku tau itu.

"Itu bukan urusanmu." aku menyentak kan tangan nya dan mulai berjalan menjauh.

"Apa gadis itu? Gadis  itu terlibat disini Harry?" kembali Megan menghentikan langkahku.

"Siapa?" tanyaku berbalik badan.

"McKenzie. Apa dia terlibat? Aku melihatmu mencium nya pagi ini. Apakah itu yang dilakukan seorang kakak pada adik nya?"

Aku kembali menghampiri nya dan menjepit tubuhnya menggunakan kedua lenganku,jadi dia terimpit oleh dinding dan juga tubuhku.

"Dia tidak tau apa-apa. Jangan sekali-kali kau menyeret nya dalam hal ini. Dan untuk memperjelas,dia bukan adik ku." aku berbisik tepat di telinga nya. Dan dapat kurasakan dia menegang. Dengan begitu,aku segera pergi menjauh dengan langkah lebar tidak mengharapkan dia menghentikan ku lagi.

Aku tidak tau kemana tujuan ku sekarang,yang jelas setelah aku memutuskan hubungan ku dengan Megan secara sepihak aku merasa bebas. Aku tidak bisa memungkiri bahwa saat aku dengan nya,dia seakan memenjarakan ku,dia menjeratku dan selalu menginginkan ku untuk menuruti apapun yang ia katakan. Jadi,untuk beberapa alasan aku tidak menyesal dengan keputusanku.

Kurasa,cafetaria adalah tujuan yang bagus saat ini. Jadi,aku pergi kesana. Sempat aku berpikir untuk menghajar wajah Louis setelah ini,tapi aku mengurungkan niatku. Bukankah jika aku melakukan itu,Megan akan lebih berharap lagi padaku?

Baru saja selangkah aku memasuki cafetaria mataku langsung menangkap tubuh perempuan yang duduk membelakangi ku. Dia bersama seseorang disana dan mereka tertawa ceria seperti tak ada beban di hidup mereka. Dapat aku lihat wajah irish pria pecundang itu yang tertawa terbahak-bahak dengan Ken. Entah lelucon macam apa yang ia lontarkan sehingga dapat membuat Ken ceria seperti itu. Kukira dia menyukai lelucon dariku? Tidak,tidak. Apakah aku baru saja membandingkan diriku dengan Niall? Itu konyol.

Tiba-tiba mata Niall bertemu denganku. Dia menatapku selama beberapa detik hingga Ken juga ikut membalikkan badan nya.

"Hey,bung ! Kau menghalangi jalan orang-orang." seseorang menyadarkan lamunan ku. Tanpa kusadari aku sudah berdiri cukup lama di pintu cafetaria ini. Dan sebelum Ken beranjak dari duduk nya dan mengejarku,aku memilih untuk lari menghindar darinya. Nafsu makan ku hilang.






Konflik lagi !! Harry sama Megan !!

Pic of Harry Styles as himself,Cara Delevingne as Megan Chloe Benedith,and Louis tomlinson as himself on multimedia !!

~28 Juni 2017~

-Dista

Remember Me? •H.S•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang