Hari minggu ini benar benar merepotkan, Shila harus membereskan kamar barunya di rumah barunya ini.
"Shilaa, kamu beresinnya ntar sama bi Inah ya, papa mau ada meeting sama temen." ucap papa Gio sambil terburu buru.
"Iya.."
Huftt
Shila mulai memasukkan baju bajunya ke lemari besar berwarna putih.
Kling!
Hp Shila berbunyi. Ia harap itu dari teman temannya di grup SMA yang ada di Bandung. Karena dia memang benar benar butuh teman.
Ternyata bukan..
Huft..
Shila kembali memasukkan baju baju nya ke dalam lemari. Dia tak ingin mengganggu Bi Inah yang sedang berada di dapur, jadi dia mengurungkan saran Gio sang papa untuk meminta bantuan Bi Inah.
Waktu bergulir dengan cepat, jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Kendati begitu, Shila sudah selesai membereskan kamar barunya yang bernuansa warna merah muda.
Cantik.. batinnya.
Shila merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia tiba tiba teringat akan sang mama yang berada di Bandung, mama berjanji sewaktu waktu kalau Shila membutuhkan teman, mama akan ada untuknya. Namun kali ini Shila tak mungkin menelfon mama nya, ia tahu, ini adalah jam kerja mama Jia.
Shila memejamkan matanya seakan ia ingin bermimpi. Tapi dering ponselnya mengganggu.
"Hallo?" Tanya Shila.
"Shila, Papa udah daftarin kamu ke sekolah baru. Lusa paling kamu bisa sekolah lagi." jawab orang yang di sebrang telfon.
"Iya pa.." ucap Shila lesu.
"Yaudah, papa tutup ya. Papa harus kerja lagi.."
Setelah itu, panggilan ditutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queeniza
Teen Fiction"Gue suka sama lo Shil, gue yakin lo gakan sama kaya cewe terdahulu gue." kata Afkan. Shila hanya mematung. Melihat reaksi Shila, Afkan langsung menangkup wajah bulat Shila. Shila dengan spontan menatap wajah Afkan dengan jelas. "Shil, gue gaktau ap...