"Eh sorry, maybe its not ur bussiness, Bianca." terka Chloe dengan gaya handalannya. Lebih terlihat menantang.
"I'm sorry, Chloe. Tapi gue nanya sama dia." jawab Bianca santai seraya menunjuk Shila.
Dilanjut dengan anggukan temannya, Rachel.
"Gue ulang ya, kenapa lo di bopong sama Afkan? Pake piyama lagi. Lo tau kan ini sekolahan." tanya Bianca.
Shila menghela nafas panjang. Dia jelas tak suka dengan sikap Bianca seperti ini. "Emang kenapa kalau aku di bopong Afkan? Kamu pacarnya?"
"Actually, i'm not. Tapi dia itu mantan kaka gue. Dan gue yakin, mereka bakal balikan. Jadi jangan pernah deketin dia lagi." ucap Bianca.
Shila menatap Bianca jijik. Bianca tidak berhak mengaturnya untuk dekat dengan siapa siapa. "Aku sekarang pacarnya. Kamu gausah ngatur." jawab Shila santai.
Chloe, dan Vivian terkaget bukan main.
Begitupun dengan Bianca dan Rachel. "Apa?!" tanya Bianca dengan mata gelapnya yang khas.
"Iya--"
Ucapan Shila terpotong karena guru kimia datang dan segera duduk di kursi guru. Para murid yang sedari tadi sedang bercanda gurau seketika hening dan segera duduk di bangku masing masing.
Bu Niel, guru kimia. Dia menyadari ada yang salah dari salah satu muridnya.
"Heh kamu, yang pake piyama. Cepat berdiri." Ucap Bu Niel dengan raut wajah tak meng enakan.
Sial!
"Iya bu.." jawab Shila gugup.
"Ini sekolahan! Kenapa kamu pake piyama?! Kamu gak mandi?!" Tanya Bu Niel tegas.
Shila terlihat termangu. Terlebih teman temannya menertawainya diam diam. Mungkin takut dengan Bu Niel. "Anu bu.. Saya gak pulang ke rumah semalam." jawabnya.
"Pulang kemana kamu?!" tanya Bu Niel.
Shila rasa pertanyaan ini tak bisa ia jawab di hadapan teman temannya, lantas dia maju ke depan dan membisikan semuanya ke telinga Bu Niel.
"Oh yasudah. Sana kamu ke bk dulu." ucap Bu Niel tegas.
"Baik Bu.." jawab Shila santun.
***
"Huh gara gara tu cewe, gue gabisa hisep satu batang di wc." gerutu Afkan seraya berjalan menuju kelasnya.
Tiba tiba ada teman nya Keenan dari arah belakang, menepuk pundaknya. "Hey Bro.. Biasa nya lu udah di kelas. Tumben jam segini masi jalan ke kelas." tanya Keenan dengan tawanya yang khas.
"Haduh, Nan. Gue capek banget. Kemaren ada cewek yang bener bener nyusahin." jawab Afkan.
"Siapa tuh? Cantik kaga?" tanya Keenan sambil menaikan alisnya.
"Dih. Lumayan sih, tapi ya sifatnya itu bikin jengkel gue. Mual gue lama lama deket dia." jawab Afkan dengan raut wajah jijik.
"Hahaha. Jangan gitu juga lah. Katanya lumayan." Jawab Keenan.
Tak terasa, mereka sudah sampai kelas. Terlihat teman Afkan, Bimo dipukuli seniornya. Kelas 12.
"EH WOY APAAN NIH?!" teriak Afkan seraya mendekat.
"Lo jangan ikut campur!!" jawab sang senior.
"Gue berhak ikut campur!! Dia temen gue!" jawab Afkan yang terlihat emosinya mulai memuncak.
"Afkan udahlah, bisa diomongin baik baik." Keenan berusaha meredam amarah Afkan. Namun Afkan menghiraukannya.
"Siapa sih lo?! Ohh, gue tau. Lo itu primadona sekolah ini kan? Yang katanya ganteng dan punya segalanya itu?" ucap senior sambil menyeringai.
"BACOT LO!"
Bruk!!
Sekali hantaman di wajah senior itu, membuat sang senior jatuh tak berdaya. Terlihat darah keluar dari hidungnya. Namun ia terlihat masih sanggup duduk.
"Hah?! Segitu aja udah jatoh. Cupu banget sih lo." ejek Afkan. Terlihat tangannya mengepal.
"Gue belum kalah dari lo!" jawab senior.
Secepat kilat dia bangun dari duduknya dan menghantam pipi dari Afkan. Afkan nampak tidak kesakitan. Dia membalas pukulan itu dengan pukulan.
Di tengah perkelahian, ada seorang anak yang segera memanggil guru bk. Tak lama guru pun datang.
"APA APAAN INI?!" Tanya guru tersebut.
Afkan dan sang senior berhenti berkelahi. Wajah sang senior terlihat berdarah di hidung dan di pelipis. Segera mungkin, guru BK mengambil tindakan. "Bawa dia ke UKS!" ucap guru tersebut.
"Dan untuk kamu. Ikut saya!" lanjutnya.
TBC
HEY GUYS..
Maaf seykalyyy.
Author sedang gabut, jadi daripada gaada kerjaan, mening lanjutin cerita.
How abt this chapter?
Maaf kalau ada yang aneh dari kata katanya.
Hehehehhe
Happy weekend guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queeniza
Teen Fiction"Gue suka sama lo Shil, gue yakin lo gakan sama kaya cewe terdahulu gue." kata Afkan. Shila hanya mematung. Melihat reaksi Shila, Afkan langsung menangkup wajah bulat Shila. Shila dengan spontan menatap wajah Afkan dengan jelas. "Shil, gue gaktau ap...