Shila menyipitkan matanya dan menatap kedua sahabatnya itu. "Kenapa sih? Histeris bangetsih." terka Shila heran. "Lo kapan papasan sama Afkan?" tanya Vivian sambil mendekatkan posisi duduknya di dekat Shila.
"Kadang sih." jawab Shila singkat. Ia ingin kedua sahabatnya itu berhenti melihatnya seperti orang aneh.
"Ngobrol apa lo sama dia?" tanya Chloe yang tak kalah kepo.
"Ngob---"
Jawaban Shila terpotong oleh datangnya 3 porsi makanan di depan mereka. "Ini makanannya sama kembaliannya. Makasih." sahut sang pembawa makanan.
"Asssyiikk makan." tekas Chloe seakan lupa dengan pertanyaan yang ia ajukan pada Shila.
Dilanjut Vivian yang langsung melahap makanan yang baru saja sampai. Shila pun mengikuti kedua sahabatnya itu, ia mulai memasukkan beberapa suap ke dalam muluatnya yang mungil itu. Tak selang beberapa lama, Shila menghentikan makannya dan menatap seorang lelaki yang sedang duduk di meja kantin. Lelaki itu tampak sedang bercanda tawa dengan beberapa teman di sampingnya. Lelaki itu tampak sangat tampan dari sudut pandang Shila.
Lelaki itu terlihat mancung. Jambul nya yang sangat sederhana namun elegan. Juga kulitnya yang putih, menjadi nilai tersendiri bagi lelaki itu. Iya, dia Afkan Bagaskhara. Seolah terpicut, Shila tak memalingkan pandangannya pada Afkan, ia tetap saja menatap lelaki tampan itu. Namun tatapannya buyar saat kedua temannya berhenti makan dan bertanya pada Shila.
"Shil, lo liatin apa sih? Mie nya gak di abisin?" tanya Chloe sambil melihat sudut yang baru saja dilihat Shila.
"Gak liat apa apa Chloe." jawab Shila dengan mengerjapkan matanya sejenak dan kembali melahap makanan.
"Ohh.., eh gue beli minum dulu yah." timpal Vivian sambil beranjak dari duduknya.
Chloe saat itu juga langsung hengkang dari duduknya dan mengikuti Vivian. "tunggu guee viii."
Shila yang sedang sendiri, kembali melihat ke arah Afkan. Ia berfikir Kenapa sih orang se ganteng dia bisa sebegitu ngeselinnya. batinnya mengumpat.
Tak selang beberapa lama, Afkan menengok ke arah samping untuk menyapa temannya yang baru datang. Namun tak sengaja, mata Afkan beradu dengan mata Shila. Tak ayal itu membuat Afkan mengedipkan satu matanya pada Shila. Shila seakan dibakar seperti marsmellow dan mulai meleleh. Pipinya merah merona dan langsung mengalihkan wajah ke mangkuk kosong di tangannya.
Ih apaan sih Shila! Cowo brandal kaya gitu ngapain diliatin! umpat Shila dalam hati.
Kemudian Shila beranjak dari duduknya untuk pergi ke dalam kelas. Ia sudah malu dengan apa yang baru saja terjadi. Tanpa mengingat kedua sahabatnya, Shila berlari kecil menuju kelas.
Afkan yang sudah terlanjur melihat Shila, tampak memandang punggung Shila yang jauh, semakin menjauh. Afkan seakan mengakui dirinya menang oleh cewek idiot dalam daftar nya.
***
Afkan mengemas buku nya kedalam tas. Hari ini ia harus segera pulang untuk bersiap di Night Party milik teman nya Fian. Afkan menyematkan satu buah heatset di telinga sebelah kanan. Dan mulai berjalan menuju gerbang sekolah. Sesekali ia menyapa beberapa temannya dan mengedipkan matanya ke beberapa siswi yang berpapasan dengannya. Sungguh, Afkan adalah lelaki yang sangat loyal namun terlalu geer.
Afkan memakai kacamatanya sesaat ia sudah membuka pintu mobil sport nya. Lalu ia masuk kedalam mobilnya. Ia mulai menyalai radio nya dan mulai tancap gas untuk sampai secepat mungkin ke rumah.
***
"Afkan, lo mau kemana?" tanya seorang wanita sambil membaca sebuah tabloid di kursi ruangtamu milik keluarga Afkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queeniza
Dla nastolatków"Gue suka sama lo Shil, gue yakin lo gakan sama kaya cewe terdahulu gue." kata Afkan. Shila hanya mematung. Melihat reaksi Shila, Afkan langsung menangkup wajah bulat Shila. Shila dengan spontan menatap wajah Afkan dengan jelas. "Shil, gue gaktau ap...