Afkan memasuki rumah besar Fian yang nyatanya lebih besar dari rumah nya. Wajar saja, Fian adalah salah satu keturunan dari seorang pengusaha batu bara di Indonesia.
Afkan mulai mencari temannya itu dibalik banyaknya manusia yang memadati pesta milik Fian Artya.
Sejenak Afkan mengambil sebatang rokok di salah satu saku jaketnya. Memetik api dan mulai menghisap rokok. Sedikit demi sedikit, api mulai membakar rokok itu. Sedetik kemudian, Afkan mengeluarkan asap di mulutnya sambil melihat beberapa sudut, berharap bahwa dia akan segera bertemu Fian.
Got it!
"FIANNN!!!"
Sejenak, orang yang dipanggil itu menengok dan mencari sumber suara. Afkan mengulangi panggilannya itu dan memberi lambaian pada Fian.
"Woy, gue kira lo gabakal datenggg kan." sapa Fian sambil memberi salaman khas mereka.
Afkan membuang puntung rokok nya ke sembarang arah. "Gila aja lo. Gue pasti datengg bro." jawab Afkan dengan membalas salaman temannya itu.
"Ka Jess dateng gak?" tanya Fian
Afkan menaikkan raut dahinya dan menghembuskan nafas terpanjangnya. Sejenak menyapu dahinya dengan tangannya seperti orang penat. "Gue gak tau Fi, yang jelas Kak Jess masi takut sama abang lo." jawab Afkan.
Fian tau Kak Jess pasti sangat takut dengan abangnya. Jelas jelas abang Fian a.k.a Gerald, pernah hampir memperkosa Kak Jess. Dan hal itu membuat sebercak trauma di diri Kak Jess. Sejak kejadian itu, Kak Jess bahkan tak pernah berani untuk sekedar bertemu Fian adiknya Gerald.
"Huft, gue sekali lagi minta maaf ya atas nama abang gue." seru Fian sambil menguncingkan salah satu sudut bibirnya ke arah Afkan.
"Gapapa. Santai aja, itu bukan salah lo, tapi abang lo." jawab Afkan sembari mengambil rokok baru di saku jaketnya.
Fian yang tadinya terfokus bicara dengan Afkan, tiba tiba melihat Shila di belakang Afkan. Shila terlihat menawan dengan dress hitamnya. Shila melambaikan tangannya pada Fian dan memberikan senyuman kecut pada Fian.
Afkan yang merasa dirinya tidak diperhatikan saat bicara, menyadari bahwa Fian kini terpaku dengan pandangan di belakangnya. Afkan pun memutar badannya dan...
"Eh lo ngapain disini?!" sentak Afkan saat menyadari bahwa di belakangnya kini ada si cewe idiot.
"Ihhhh kok ada kamu sih! Aku kesini diundang ish!" jawab Shila sambil ngeluarkan lidah mungilnya di akhir kata. Berniat mengejek.
"Siapa yang ngundang lo? Hah mimpi lo! Mana mungkin cewek kaya lo bisa ikutan join di night party kaya gini." jawab Afkan yang mulai berhenti merokok karena fokus meledek Shila.
"Ih siapa bilang! Aku disini di undang Fian kok." tekas Shila sambil berdecik kesal.
Afkan memutar bola matanya. Kini ia tau bahwa cewek semacam Shila tidak bisa tumbang begitu saja. "Dari penampilan lo di sekolah juga udah nandain kalo lo itu anak rumahan." jawab Afkan.
"Ih dasarr.."
"Dasar apa?!" sambung Afkan.
Fian kini mulai tak mengerti dengan percakapan mereka yang kini Afkan beralih untuk mengejek Shila. Bahkan tak sempat mengetahui bahwa Shila dan Fian sudah saling kenal dengan cara yang tidak baik. Padahal Fian berniat untuk menjodohnya Afkan pada Shila.
"Eh stopp!! Lo berdua udah saling kenal?" tanya Fian sembari melerai keduanya.
"UDAH!" jawab Afkan dan Shila serentak. Sejenak, Shila menyilangkan tangannya di dada dan Afkan mulai merokok karena kesal.
Fian terbelalak dan mencoba bicara baik baik pada kedua temannya itu. Ia tau, disaat begini, harus mereka yang menyelesaikan masalahnya sendiri. "Huft, yaudah kalo gitu gue ambilin limun buat lo berdua. Lo berdua tunggu disini ya." seru Fian sambil berlalu dan menghela nafas panjang.
Kini Shila terpaksa untuk berdua bersama lelaki yang sebenarnya sangat menyebalkan. Afkan pun beberapa kali mengutuk dirinya dalam hati agar segera kembali pulang tanpa harus merasa bersalah pada Fian karena tidak menghargai pestanya dengan pulang lebih awal.
Afkan membuang asap rokoknya ke udara sambil melihat beberapa wanita di beberapa sudut pesta.
"Kamu bisa gak ngerokoknya nanti aja?" tanya Shila tanpa melihat ke arah Afkan. Seakan bicara pada Afkan, namun gengsinya terlalu kuat
Afkan memutar wajahnya dan memalingkan rokok dari wajahnya. "Lo nanya sama gue?" tanya Afkan sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya siapa lagi. Disini yang ngerokok cuman lo doang." jawab Shila yang masih saja melihat ke sembarang arah.
"Lo buka mata lo lebar lebar, liat noh! Di ujung sana ada dua orang yang ngerokok. Beberapa kaki dari sini juga ada orang yang ngerokok. Tuh di sana ada yang nge vape malah." jelas Afkan sambil menunjuk siapa siapa saja yang sama seperti nya sekarang ini.
Shila dengan sedikit enggan, mulai mengikuti arah jari Afkan ke orang orang itu. Kini pipinya memerah karena malu. Tak seharusnya dia berkata seperti itu.
Bodo banget sih Shil! Ini kan night party. Pasti banyak hal hal gila disini. Umpat Shila dalam hati.
"Huft." shila sedikit berdecik sambil melihat beberapa orang yang sedang menari di bawah rainbow lights. Berharap kini pipinya memudarkan warna merah nya.
"Aneh banget sih lo." tekas Afkan sambil menghisap beberapa kali rokok yang di pegangnya itu.
...
...
TBC
HEY GUYS
maaf banget beberapa hari lalu author publish part ini tapi gaada isi ceritanya.
Mungkin aja wattpad author waktu itu lagi error. Dan terpaksa author mengubah jalan cerita semula yang sebenernya bukan kayak gini karena lupa hehe..
But hope u guys enjoy my story:)
Author tau yang baca baru dikit bgt, mungkin 4-5 orang. But i will try my best.
Author bakal coba buat bikin cerita yang menarik buat kalian walau readers nya masi sedikit banget
Love you:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Queeniza
Teen Fiction"Gue suka sama lo Shil, gue yakin lo gakan sama kaya cewe terdahulu gue." kata Afkan. Shila hanya mematung. Melihat reaksi Shila, Afkan langsung menangkup wajah bulat Shila. Shila dengan spontan menatap wajah Afkan dengan jelas. "Shil, gue gaktau ap...