Afkan mengikuti langkah sang guru bk. Terlihat amarah di wajah sang guru. "Kamu tuh kenapa sih suka bikin ulah hah?!" ujar guru bk tiba-tiba.
Afkan hanya menghela nafas kasar dan tetap mengikuti guru bk tanpa menjawab pertanyaan sang guru.
***
"Nah Shila, sekarang coba kamu telfon supir kamu, biar bisa jemput ke sekolah sekarang." ucap Bu Sani guru bk. "iya bu." Jawab Shila polos.
...
...
"Ibu, Mang Ciko gak jawab telpon Shila." ucap Shila.
"Papa kamu??" tanya Bu Sani. Shila menatap mata Bu Sani. "Papa jam segini pasti lagi kerja, biasanya kalau di telfon suka ganggu bu." jawab Shila.
"Aduh gimana dong? Guru guru bentar lagi mau rapat, ibu gak bisa percayaain kamu sama driver online." ucap Bu Sani cemas.
"Lho kenapa bu? Saya bisa kok sama driver online. Kan udah ada alamatnya." jawab Shila.
"Ibu takut kamu bolos." ucap Bu Sani. Shila hanya memberi senyum kecut, ia rasa itu bukan kebiasaan Shila. Secara, seorang Shila bolos? Impossible!
Tiba tiba, ada Afkan dan seorang guru laki laki. Guru tersebut terlihat sedang menggerutu. "Ada apa pak?" tanya Bu Sani.
"Ini si Afkan! Susah banget kalau dikasih tau! Ini peringatan yang keberapa kalinya buat kamu! Kamu tetap saja membuat ulah!" terlihat amarah si guru memang sudah takbisa dibendung.
"Udah pak, coba tanya dulu kronologi nya sama Afkan." ucap Bu Sani mencoba menenangkan Si guru.
"Saya rasa, dia sudah diberi kesempatan banyak sama saya. Bahkan kakak nya pun sudah dipanggil berapa kali kesini! Apa kamu gak kapok Afkan?!" ucap si guru seraya membentak Afkan.
Afkan terlihat seperti tidak bersalah, memang pada dasarnya dia tidak bersalah. Afkan mulai menghela nafas panjang. Seketika mulutnya terbuka. "Itu bukan salah saya pak." jawab Afkan santai namun terdengar tegas.
"Bapak gak peduli itu salah kamu atau bukan. Tapi kamu udah berapa kali kamu kayak gitu hah?!" ucap Pak Joseph-- guru bk tersebut.
"Pak, saya tadi lagi ngebela temen saya. Dia dipukulin sama senior. Saya sebagai teman gabisa diem aja dong pak." jawab Afkan yang terlihat seperti berdebat.
"Aaahh banyak alasan." ucap Pak Joseph sambil mengibaskan tangannya ke sembarang arah. "Sekarang bapak bakal skorsing kamu sampai minggu depan! Bapak gakmau tau, kali ini harus papa atau mama kamu yang datang!" ucap Pak Joseph dengan semua sisa amarahnya.
"Iya." jawab Afkan pasrah.
Pak Joseph terlihat menulis sebuat surat yang tertuju untuk orang tua Afkan, sementara Shila yang tidak tahu apa apa, terlihat sedang duduk mematung dan termangu. Ia tau ini bukan urusannya, jadi dia diam.
"Pak, 10 menit lagi kita ada rapat dengan kepala yayasan." ucap Bu Sani tiba tiba.
"Oh iya saya hampir lupa. Kalau gitu tunggu sebentar ya." jawab Pak Joseph.
Bu Sani menghampiri Afkan dan membawanya ke arah Shila. Bu Sani mulai membuka mulutnya dan..
"Kamu biar Afkan yang anter." ucap Bu Sani dengan senyum manisnya.
"Apa?!" Shila terkejut, dia sampai mengerungkan dahinya karena tak suka.
"Bu saya lebih baik scorsing 2 tahun daripada harus nganter dia." jawab Afkan yang sama sama jengkel seperti Shila.
"Ih siapa juga yang mau dianterin sama kamu?!" ucap Shila dengan nada tak suka.
"Udahlah, ini kan cuman sebentar. Nanti kalau kamu udah pakai baju seragam sama bawa buku pelajaran, tolong balik lagi ke sekolah ya Shil." ucap Bu Sani menasehati Shila.
"Tapi bu, lebih baik saya pulang ke rumah pake driver online buu.." jawab Shila yang keukeuh gak mau diantar Afkan.
"Iya bu, biarin aja parasit kaya gini belajar mandiri." sindir Afkan dengan satu garis senyum di wajahnya.
"Afkan, pokoknya ibu percayain Shila sama kamu. Ibu gamau tau kamu harus anter dia pulang dan balik lagi ke sekolah. Anggap aja ini hukuman tambahan kamu." ucap Bu Sani.
Shila memberikan kode terhadap Afkan. Ia harap, Afkan tidak akan memerima permintaan Bu Sani.
"pliss jangan mau pliss.." batin Shila sambil geleng geleng pada Afkan. Tanda dia tak suka.Afkan yang melihat tingkah Shila yang tak karuan membuatnya mengerutkan dahi dan menganga seperti bertanya "apa?". Bu Sani yang melihat mereka berdua langsung mengambil topik pembicaraan.
"Udah ah ibu gaada waktu. Pak, ayo kita rapat." Ujar Bu Sani yang mulai berjalan ke arah Pak Joseph.
"Baik bu," "Afkan! surat ini harus kamu kasih ke orangtua kamu. Bapak gamau tau, besok mereka harus datang." ucap Pak Joseph.
"Iya pakk." jawab Afkan mengambil secarik surat dengan malas.
TBC
Hai guys??
how abt this chapter?
weird yap? 😂
iknow it...ini aku bener bener mentok banget, tapi tetep mau lanjut karena cerita ini gaboleh terbengkalai gitu aja hehe...
maaf yaa aku lama update..
vote&comment dear..🙌💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Queeniza
Teen Fiction"Gue suka sama lo Shil, gue yakin lo gakan sama kaya cewe terdahulu gue." kata Afkan. Shila hanya mematung. Melihat reaksi Shila, Afkan langsung menangkup wajah bulat Shila. Shila dengan spontan menatap wajah Afkan dengan jelas. "Shil, gue gaktau ap...